00.06

4.5K 245 3
                                    

'Untuk setiap atma dan segala laranya'

.
.
.
.
.
.

(Vote dulu sebelum baca)

Selamat membaca!!!!

-----

___________________

Part 6
___________________


Orang itu menghampiri Sea lalu merangkulnya, sok dekat.

"Ngapain lo disini".

"Lo yang ngapain disini?". Bukanya menjawab, Sea malah bertanya balik.

"Gue anggota Alveros". Ujarnya membuat Sea melongo tak percaya.

"Ha?? serius orang letoy kek lu bisa jadi anggota Alveros?? Mimipi lo".

Dengan senyum sabar, cowok itu melenggang pergi begitu saja.

"Oyy jamet perempatan!! Mau kemana lo?!!". Teriak Sea, namun tak dihiraukan oleh cowok yang tak lain adalah Dilan.

Kesal, berani sekali Dilan mengacuhkannya. Sea membungkuk melepas sepatunya lalu melemparkannya.

Duakhh

Lemparannya meleset, bukan Dilan yang terkena melainkan seseorang dengan badan kekar nan bertato yang baru saja turun dari tangga.

"Sape nih yang ngelempar sepatu ke gua?".

Semuanya kompak menunjuk Sea.

"Mampus". Gumam Sea.

"Ehh om gak sengaja gue, maap ya om". Dengan wajah yang dibuat semelas mungkin, Sea mencoba meluluhkan hati lawan bicaranya.

"Om om om pala lo tujuh!".

Rezian menghampiri Sea, kemudian merangkulnya. Membawa gadis itu untuk duduk.

"Apa lo!". Ketus Sea.

"Santai aja Se gak usah galak-galak".

Rezian tak habis pikir, mood Sea bisa berubah secepat ini, yang awalnya sedih langsung senang dan sekarang malah terkesan cuek dan sinis.

Cewek memang seperti inikah????

°
°
°
°
°

Zavero kini tengah berdebat dengan kedua orang tuanya. Ini semua tentang dirinya yang membolos hanya karena seorang selingkuhannya.

"Kenapa kamu bolos sekolah ha! ".

"Kamu pikir nilai kamu sudah baik! "

"Jangan bikin reputasi papa hancur Zavero!! ".

"Dan kenapa kamu bisa selingkuh dari Now!! ".

"Papa gak pernah ajarin kamu buat mainin perasaan cewek!! ".

"CUKUP!! ".  Untuk pertama kalinya, Zavero membentak papahnya.

Lelah, dikekang seumur hidup hanya untuk sebuah reputasi. Zavero tak habis fikir dengan kedua orang tuanya.

"Zavero gak pernah suka sama Now, papa yang maksa aku buat tunangan sama dia". Zavero mengepalkan tanganya, menahan emosi.

"Ini demi kebaikan kamu Zavero! ". Zavero berdecih pelan, kebaikan apanya?

Zavero melenggang pergi begitu saja, sang ketua Razegas tak ingin lepas kendali dan berujung memukul telak sang ayah. Zavero jika emosi tak memandang status dan gender lawannya.

Figuran Barbar [ Proses Revisi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang