00.18

1.5K 116 0
                                    

'Untuk setiap atma dan segala laranya'

.
.
.
.
.
.

(Vote dulu sebelum baca)

Selamat membaca!!!!

-----

____________________

Part 18
____________________

Sea and the genk lagi beli cilok nya mang udin. Waktu pulang sekolah mereka tuh mau pergi ke mall eh ada tukang cilok jadilah mereka sekarang lagi beli cilok.

"Ehh kalian mau anterin gue gak". Tanya Mora pada kedua temannya.

"Kemana? ". Tanya Lalitta.

"Ke RSJ buat jengukin bokap gue". Perkataan yang terlontar dari mulut Mora membuat Sea langsung tersedak cilok yang sedang ia makan.

"Uhuk uhuk". Lalitta langsung nepukin punggung Sea biar mendingan.

"Hati-hati makannya ga ada yang ngambil kok tenang aja". Ucap Lalitta.

"Kalian mau kan? ". Mora menatap penuh harap pada mereka bikin mereka ngeiyain aja, beda lagi sama Sea yang malah lagi gelisah banget soalnya nanti kalau Mora tau pasti bakal runyam urusannya.

Mereka bertiga jalan kearah RSJ naik taxi, Sea makin ga tenang waktu mereka udah sampe didepan gedung yang ber dominasi warna putih itu.

"Yuk masuk". Ucap Mora sambil tersenyum, gadis itu tak berhenti mengembangkan senyumnya sejak mengatakan jika mereka akan bertemu pada sang ayah.

Disepanjang perjalanan hanya terdapat keheningan yang melanda mereka, mereka tenggelam dalam pikiran masing-masing.

Mereka berhenti didepan pintu ber cat coklat dengan papan nama bertulisan 'novanto setya'. Mora membuka pintu itu dan tampaklah ruangan yang sangat sepi.

"Papa! ". Teriak Mora sambil mencari keberadaan ayahnya yang entah dimana, Sea jadi merasa bersalah sama Mora.

"Kok papa gue ga ada ya". Tampa raut wajah Mora yang terlihat khawatir.

"Coba tanya suster deh". Usul Lalitta yang diangguki oleh Mora, mereka keluar untuk mencari suster. Pas banget dijalan ketemu sama suster jadi mereka bisa langsung nanya keberadaan ayahnya Mora.

"Sus papa saya kok ga ada di ruangan nya ya?". Tanya Mora pada suster.

"Siapa nama papa kamu? ".

"Novanto setya". Suster itu tampak terkejut kemudian ia menatap lekat kearah Mora.

"Maaf tapi pasien atas nama Novanto setya sudah meninggal mbak". Sea langsung lemes seketika, ini yang dia takutin kalau Mora sampai tau ayahnya udah meninggal.

"Suster jangan bercanda dong". Mora ga bisa percaya gitu aja, ayahnya yang ia sayang pergi ninggalin dia.

"Maaf mbak tapi itu memang apa adannya, saya permisi". Suster itu pergi meninggalkan Sea and the genk.

Figuran Barbar [ Proses Revisi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang