What an Argument

4.4K 558 63
                                    

Pagi menjelang siang gayss
Selamat lebaran buat semua yang menunaikan
Eh, sini pada minta maaf sama yg nulis! Kalian banyak yg lucknut😂😂
Kidding, gue gak minta maaf, tapi lebih pada terimakasih pada kalian yg baru maupun lama dateng berkunjung ke critaku

Anyway, Rest in Peace buat Moonbin Astro, The Moon has return to the sky and become the new stars above.

Kemaren sempet ikut sedih denger berita itu. Jadi gak bisa update dan haha-hihi

Tapi karena besok pada lebaran, aku update sekarang aja. Karena besok gak bakalan sempet buat update lagi.

Terlalu banyak bicara emang yg nulis, maaf ya😂😂

Happy reading, live life to the fullest! Stay happy everyone🥰🥰

Happy reading, live life to the fullest! Stay happy everyone🥰🥰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kenapa sih, perjodohan ini harus sekali terjadi? Padahal susah payah ia keluar negeri untuk mencari pasangan lain yang kiranya bisa gantikan seorang seperti Freen yang ia kenal dulu; lembek, lemah, jelek dan hidup pula. Hanya akan jadi beban saja.
Tapi jika lihat penampilannya sekarang. Becky cukup kagum kalau dia telah berubah banyak.

Hehm, sebetulnya kalau jujur. Freen malah jadi kelihatan punya aura dan karisma.
Pakai susuk apa ya, dia kira-kira? Keren juga, loh. Anak jelek dulu, sekarang bisa jadi oke begini. Oke, aja. Jangan memuji berlebihan. Tidak baik, nanti keselek sombong.

“Jangan menatapku.” Freen coba tahan diri untuk tidak kabur dari rumah Orang Tua Becky.

Diskusi mereka selesai karena yang Tua pada akhirnya menang. Dan Becky serta Freen hanya bisa pasrah.

Atau Becky yang mungkin masih keras kepala untuk bilang tidak, bahkan ingin buktikan pada Orang Tua bahwa dia bisa hidup tanpa harta kakeknya.

Namun karena perjodohan paten ini, mereka berdua malah di kurung di kamar kecil—yang lebih mirip seperti lemari. Sebab ukurannya yang super kecil. Harusnya sih, untuk menaruh barang-barang lama yang jarang dipakai.
Tapi malah berguna untuk mengurung kedua orang yang keras kepala ini.

“Aku tidak akan menatapmu jika ada benda lain di ruangan ini. Namun karena wajahmu seperti nyamuk yang mengganggu, aku ingin sekali menampar dan mengusirnya.”

Akhirnya, sifat bully itu kembali juga. Memang ya, tak bisa sembunyikan tabiat sebenarnya. Jadi Freen tidak kaget kalau Becky berkata seperti ini.

“Kenapa kau benci sekali denganku?” Freen tidak pernah dapat kesempatan untuk bertanya, kenapa gerangan tidak suka dengan dirinya.

Becky yang tadinya menatap, kini palingkan muka, menatap pintu tertutup yang tak bisa mereka buka. Mengambil napas sedikit untuk menjawab, “aku tahu dari kecil kalau kita akan dijodohkan dan dinikahkan saat dewasa. Saat mendengar pertama kali. Aku merasa kesal dan marah. Apalagi saat melihat kamu yang kelihatan lemah dan takkan bisa melindungi siapapun yang berada di sekitarmu. Kau jelas bukan tipeku. Jadi aku berpikir kamu hanya akan menjadi beban. Makanya aku selalu kelihatan kesal saat melihatmu.”

You Belong With Me (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang