The Rumour

1.9K 229 30
                                    

Helloooo guysss😁😁

As a promise, gue kambekkkkk yayyyy🥳🥳🥳😂😂😂

Maaf ya lamaaa, soalnya aku mesti ngumpulin mood buat nulis lagi.

Cerita ini sebenarnya half finish, tapi beneran pure, males ngedit😭😭😂😂

Doain semoga yg nulis tetep mood biar lancar ya update-nya!😁😁

Miss you all so much, happy reading, selamat malmingannn.

Setor muka calon dulu😘😘😘 cantek kalee lah becccc



Freen tampak mengetatkan wajah tak suka, memandang Becky dengan celana panjang dan kemeja longgar yang dipakai. Ini sangat bukan ciri khasnya.

Perempuan itu suka yang tidak gerah karena cuaca Indonesia, bukan wanita karir yang alim dan tak mau membuka sedikit kulitnya.

Hehm, sangat bukan dia.

Kalau kemarin dia masih pakai pendek, sekarang begitu rapat bahkan tanpa celah. Seperti sebuah doa yang coba menutup dosa.

Hehm, ini pasti karena kemarin ia colak-colek terus pada setengah pahanya yang terbuka. Itu kenapa sekarang dia tidak ingin tampilkan lagi kulit halusnya. Mungkin begitu.

“Kenapa?” Becky tadinya tak mau hiraukan tatapan Freen, ia menahan diri untuk tidak bertanya sebab tak ingin tebarkan kedekatan antara dirinya dan si Bos CEO yang ambigu dengan status lajangnya.

Namun setelah keduanya masuk ke dalam Lift yang sama tanpa orang ketiga, Becky akhirnya bisa buka mulut dan menatap wajah ketidaksenangan itu.

“Apa kau tidak gerah?” barangkali butuh dibuka sedikit dua kancing kemeja di bawahnya, mungkin?

“Tidak.” Becky kembali menatap pantulan kaca Lift yang tampilkan posisi berdiri keduanya. Masih melihat wajah mengkerut si Calonnya yang memang sejak pagi pasang muka begitu dari ia keluar kamar tanpa tidur bersama dengannya, lagi.

Wonderful.” Freen mendengus dengan sarkas. Sekarang Becky sudah mau tutup kulit disaat ia sudah mabuk dengan gerangan, sangat menyenangkan ya, wankawan.

“Ini baju pembelianmu, kau tidak ingat?” memang dia sendiri yang belikan, saat dia selalu melarang untuk tidak pakai pakaian terbuka. Apa dia lupa?

Sialan. Freen menutup mata sambil menyesali perbuatan sok polos dirinya dihari-hari yang lalu. Meskipun larangannya benar, ta-tapi, sial. Freen jadi serba salah.

“Pantas saja, bajunya bagus.” Akhirnya ia menyerah, lagian di kantor banyak lelaki yang melirik Becky si cantik Calon Istrinya. Memang tidak boleh dia dipamerkan dengan begitu menggoda.

You Belong With Me (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang