Deal

4.1K 483 53
                                    

Pagi guysss, yg nulis dateng lagi nehhh, sebelum mau lanjut nulis lagi, aku mau update dulu😁😁

Have a nice sunday guys, happy reading! I love y'all🥰🥰

Btw, gue hari ini kerja. Jadi mungkin gak langsung jawab komen ya.

 Jadi mungkin gak langsung jawab komen ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Nam, beserta Lisa dan Jennie akhirnya keluar untuk menengahi. Yang sejak tadi hanya memantau, tapi makin lama mereka kelihatan terus berdebat tanpa henti, jadi lebih baik mencari tahu apa yang sudah terjadi.

Freen melempar pandang pada ketiga orang yang coba melangkah dekat, namun dengan reflek. Ia menutupi tubuh Becky dengan seluruh tubuhnya.

Menarik kerah kemeja hingga semua kancingnya berterbangan, demi melepas cepat lalu memberikannya pada Becky. Menutupi tubuhnya yang kelewat seksi.

“Pakailah.” Ia berbisik sambil sampirkan kemeja itu ke tubuhnya. Meninggalkan Freen hanya dengan camisole gambar Gudetama—yang padahal juga kelihatan seksi di tubuh itu.

Kemudian hadapi Nam dengan gelengan kepala. ”Kita tidak bertengkar.” Ia harus menjawab santai agar mereka tak mengulik apa yang baru saja didebatkan. Sembari melirik ke belakang tubuhnya, bahwa Becky telah memakai kemeja yang ia berikan.

Freen menghela napas lega, setidaknya dia tidak sekeras kepala itu. Menatapi wajahnya yang kini mendongak sementara ia alihkan lagi pada Nam dan dua kembar beda kepribadian itu.

“Kalian teman Freen?” Becky menggeser tubuh Freen agar tidak terus menutupi keberadaan dirinya yang nyata. Menyapa mereka dengan senyum dan lambaian tangan.

“Hello, Becky ya?” Nam menyalami duluan gadis cantik itu. Mereka tidak pernah benar-benar bertemu. Selain disekolahkan di tempat berbeda dengan Freen, juga tak ada kesempatan apapun untuk mereka melihat satu sama lain, selain dari foto yang ditunjukkan oleh kedua Orang Tua angkatnya. Ternyata lebih cantik aslinya.

“Aku Nam, Kakaknya Freen.”

“Kakaknya Freen?” Becky yang tadinya penuh senyum menyambut, kini melotot kebingungan. Loh, kok bisa kakaknya Freen? Bukankah Freen anak tunggal makanya bisa dijodohkan denganku?

Melihat ekspresi Becky, Nam langsung mengibaskan tangan dengan senyum. “Hanya Kakak angkatnya.” Dia sudah biasa harus menjelaskan kebingungan dibeberapa orang yang tak mengenal atau mengerti tentang hubungan ia dan Freen.

Apalagi melihat banyak berbedaan dari Freen dan Nam yang sangat kentara. Termasuk cara berpakaian dan bertingkah.

“Oh.” Becky paham. Itu kenapa Nam bukan jadi jodohnya karena hanya anak angkat. Iya-iya, pantas saja mereka tidak mirip. Freen seperti beras ketan, Nam seperti nasi solid.

You Belong With Me (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang