Have You Lost Your Brain?!

4.3K 497 63
                                    

Nighty night guys!!!
Hahha, gue gak ngegoa kok😂😂😂
Lebih ke, cari wangsit kali ya.
Gue lagi matengin plot cerita ini biar gak berhenti ditengah jalan. Makanya butuh jeda dulu.

Anyway, happy reading, I love y'all!
Stay happy everyone!
Mumu banyak2 🥰🥰🥰🥰

Anyway, happy reading, I love y'all! Stay happy everyone!Mumu banyak2 🥰🥰🥰🥰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"Tutup lagi, Mi!" jadi mereka kembali mengunci.

Sementara Becky berteriak coba halangi, namun gerakannya tak cukup cepat. Dan yang ada cuman bisa berteriak dari dalam sambil menggedor-gedor pintu penuh kekesalan.

"Open the door, Mi! What's wrong with you guys?!"

"We're gonna open once you two are settle with the decision we made." Sang Ibu menjawab, dengan senyum yang masih terpasang, ia mengerling pada suaminya, untuk kemudian pergi dari situ. Tak ingin lagi ganggu keduanya yang sedang kenalan.

"Shit." Becky menggedor untuk yang terakhir kali, lalu balik badan dengan napas keras. Memandangi Freen yang kini pegangi bibir beserta wajah yang masih terkejut.

"Kenapa ekspresimu begitu?" jadi ia bertanya, padahal itu hanya kecupan bukan ciuman sebenarnya.

"YOU JUST KISS ME!" Ini, merupakan penghinaan. Freen tidak menerima ciuman sembarang orang! Apalagi di bibir! Tapi kenapa dia malah biasa saja? Seolah tak ada masalah sama sekali!

"Itu hanya kecupan, karena ku suruh kamu diam tapi tak mau. Aku mengancam untuk mencium, kamu malah menantang. Ya sudah, tinggal cium saja. No big deal." Becky mengangkat bahu. Mungkin karena sudah biasa bertingkah seperti itu dengan mantannya dulu. Saat mereka berdebat dan tak mau saling kalah, salah satu dari mereka akan mencium untuk hentikan pembicaraan.

"Wh-what?" dia bilang apa? "No big deal? Are you serious?! This is harrasment!"

"Watch your mouth." Becky menudingkan jari ke wajah Freen. Ia luncurkan tatapan galak untuk mencegahnya bicara tidak baik. "Be careful with what you said. I kissed you because you won't stop talking and debating. And I'm starting to get tired of yelling. So, please." Ia menutup mata untuk mengambil napas.

Kemudian lanjutkan kalimat, "bicaralah baik-baik tanpa perlu berteriak. Have a manner, and talk like an adult." Ia meminta. Lalu kembali duduk tenang, menyilangkan kaki sambil menegakkan bahu, serta menaruh kedua tangan di atas paha. Persis seperti seorang Princess yang sedang bertugas dalam kenegaraan. Apalagi gerakannya ketika mengibas rambut panjangnya.

What a view.

Freen hampir saja tidak berkedip karena keanggunan dan kecantikannya. Sangat-sangat jauh dari bayangan bahwa Becky yang dulu garang dan galak, kini menjadi seperti Princess betulan, bukan lagi Princess Fiona Istri Ogre.

"Have a seat, Freen." Ia menyuruh wanita yang kelihatan tengah bingung memandangi. "You can talk to me nicely without getting all mad." Lalu melihatnya mengambil duduk di sebelah dengan hati-hati.

"Kalau dulu aku kelihatan membully-mu, I'm sorry. Mungkin aku keterlaluan dan tak sadar bahwa aku salah. I was just a kid."

Freen ingin menatap saat bicara, tapi karena takut ia jadi deg-degan melihat wajahnya yang memesona. Jadi ia diam lihat tembok saja. "Maaf kalau dulu aku kelihatan lemah sampai kamu menganggap aku hanya akan menjadi beban. Maaf juga soal dahimu yang terluka karena telah menolongku di kolam renang."

Akhirnya mereka bicara dengan normal. Tak ada saling adu pita suara ataupun ekspresi marah. Biasa saja. Tenang tanpa beban.

"Okay, then. Let's start again. Hai, namaku Becky." Becky mengangkat tangan kanan untuk disalami, sementara Freen sempat terpaku lalu mengerti. Membalas tangan itu dengan genggaman erat.

"Aku Freen. Senang berkenalan denganmu."

Becky mengangguk dengan senyum manis, lalu lepaskan jabatan tangan, berdiri masih dengan menatap mata Freen. "Ini bukan berarti aku sudah setuju dengan perjodohan konyol ini."

Kemudian berbalik untuk hantamkan tendangan Kapten Tsubasa ke arah pintu. Mendobraknya secara brutal hingga terbuka lebar.

"Well, I'm still good with this." Lantas kibaskan rambut panjangnya untuk keluar dari ruangan sempit-sesak dan terasa gerah itu.

Meninggalkan Freen yang masih terpana akan aksi Viking-nya yang ternyata tidak berubah.

"Mi, I broke the door! Sorry about it!" Becky berteriak untuk kemudian melangkah cepat ke kamar lamanya. Mengunci diri untuk entah berapa lama. Pokoknya sampai pikiran dan rasa jetlag penerbangan ini hilang.

You Belong With Me (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang