10 : Pergolakan Batin Raka

222 26 2
                                    

Raka mengusap peluh di dahinya dengan punggung tangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Raka mengusap peluh di dahinya dengan punggung tangan. Setelahnya ia kembali mencuci setumpuk piring dan gelas kotor di wastafel. Dengan gesit Raka mencuci dan meletakkan piring dan gelas yang sudah dicuci ke rak piring.

"Raka! Bisa antar delivery sekarang gak?" tanya Gita, rekan kerja Raka yang usianya lebih tua 4 tahun darinya.

Raka buru-buru melepas sarung tangan karet yang dipakainya. Lantas berbalik, mengambil sekantung plastik yang disodorkan Gita. "Biar saya antar."

Gita sempat menoleh sesaat kala Raka menyambar kantung plastik di tangannya cepat, bahkan laki-laki itu segera berlari keluar. "Kamu yakin?!" teriak Gita pada Raka yang sudah keluar dari area dapur.

Raka tersenyum. "Yakin, Kak. Saya duluan. Saya usahakan balik lagi secepatnya!"

Gita mengangguk. Ia lantas berbalik, kembali menuju meja dapur untuk memeriksa catatan pesanan yang tertempel di dinding depan.

"Dia karyawan baru kemarin itu, ya?" tanya Fadil, sembari memeluk nampan.

Gita melirik Fadil sekilas. Sebab ia sedang sibuk memasak pesanan. "Iyalah."

"Di sini bayarannya kecil, tapi dia bahkan tetep maksa pengen kerja. Gak jarang dia dimanfaatin sama yang lain tuh, contohnya sama si Dewa. Harusnya dia yang anter delivery, ini malah Raka."

Gita menghela napas pelan. "Gue juga gak tega, cuma Raka maksa. Katanya selagi ada upahnya dia mau."

Raka turun dari motor begitu sampai dilokasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Raka turun dari motor begitu sampai dilokasi. Laki-laki itu memindai tempat, sembari melangkah mendekati sebuah gedung dengan spanduk besar bertuliskan 'Komunitas Content Creator' terpasang tepat di atas pintu.

Langkah Raka terhenti di depan pintu gedung tersebut begitu mendapat balasan dari sang pembeli. Sembari menunggu sang pembeli datang, Raka memasukkan HP-nya ke saku celana, kemudian menatap sekitaran. Suasana di sini seakan tak asing.

Badai Rasa [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang