_
_
_
_
_
"Apa kau sakit Eul? Wajahmu pucat sekali" Ja sudah 3 kali menyentuh kening Noeul sejak tadi
"Tidak, mungkin sedikit lelah. Hari ini juga panas sekali"
"Kau mau kita undur konsultasi hari ini?" Noeul menggeleng, tubuhnya sedikit mengalami penurunan akhir akhir ini
"Baiklah tapi setelah ini kau pulang dan beristirahat ok, jangan lupa kabari Phi" Noeul tertawa ringan
Sejak hari dimana Noeul meminta Ja untuk menjadi walinya sejak itu pula Ja tidak pernah absen menemani Noeul, perkembangan dan penurunan kondisi Noeul semua diketahui Ja. Kabar baiknya Noeul mengalami peningkatan, anak itu tidak lagi membuat jejak di tubuhnya, tidak lagi ada sayatan atau goresan terlihat, kabar buruknya Noeul mengalami gangguan perasaan yang membuatnya bisa tertawa terbahak hanya dengan lelucon ringan dan menangis tanpa jeda hanya karna semut yang mengigit lengannya
"Itu normal kurasa, kondisimu sedang naik dan turun jadi itu mempengaruhi tekanan emosi hanya saja stabilkan keinginanmu untuk cutting. Saat ini setidaknya 3 sesi kau tidak membuat jejak baru"
Ja tersenyum, ada rasa bangga yang ia salurkan lewat tatap mata melihat peningkatan yang ditunjukan adiknya
"P'Freen, eumm apakah normal jika aku membenci beberapa bau? Maksudku akhir akhir ini aku menjadi sangat emosi dan sedih jika mencium harum tubuh P'Boss yang tidak biasa" Boss memiliki beberapa parfume yang Noeul hapal betul harumnya, hanya saja ada satu harum dari tubuh Boss yang tidak Noeul sukai, bau itu selalu muncul saat suaminya pulang terlambat
"Apa suamimu mengganti parfume atau semacamnya?" Noeul menggeleng
"Beberapa bau memang mempengaruhi mood, apalagi dalam kondisimu sekarang. jadi ya itu wajar saja" itu cukup menjawab, konsultasi hari ini berjalan baik, sangat baik dengan peningkatan yang berangsur stabil
"apa kau mau makan sesuatu?" Ja ingin merayakan di setap sesi konsultasinya mengingat perkembangan yang Noeul tunjukan
"eummm,,,,, bagaimana dengan SomTam kesukaan P'peat?"
"Apa kau yakin dengan makanan asam seperti itu?" Noeul mengangguk yakin, membayangkan manis dan asam yang dicampur dengan bumbu membuat mulutnya berair
Butuh waktu 45 menit untuk sampai, tempat ini cukup ramai di jam makan siang. Tempatnya tidak begitu besar tapi nyaman dan sejuk dengan pohon besar di depannya, untuk memesan di jam jam ini kau harus antree diluar karna di dalam hanya untuk makan, Noeul dan Ja mengantree bersama yang lain dengan nomer urut 22 itu cukup jauh
"Apa tidak ingin yang lain Eul? Antriannya panjang sekali" Noeul menggeleng yakin
"Tunggu sebentar na~ Eul ingin SomTam ini" Noeul mencoba merayu Ja dengan menggoyangkan tangan calon kaka iparnya itu
"Baiklah baiklah, berikan nomernya biar Phi yang mengantre, kau tunggu di dalam disini panas" Noeul menurut, ia masuk kedalam dengan langkah kecilnya
Butuh waktu 30 menit dari mengantre hingga makanan tiba
"SomTam manggamu siap" Ja bisa melihat mata Noeul berbinar hanya karna sepiring irisan mangga
"Sejak kapan kau menyukai SomTam mangga? Seingat Phi kau tidak menyukai makanan asam seperti ini" Ja mengaduk SomTam milik Noeul dan memberikannya pada di kecil
"Entah, hanya tiba tiba ingin" lazimnya SomTam adalah irisan pepaya tapi Noeul ingin menggantinya dengan mangga, makannya lahap dan terlihat bahagia sekali itu membuat Ja gemas dengan beberapa tetes kuah di sudut bibir adiknya
KAMU SEDANG MEMBACA
Genuin Love
FanfictionMenikah dengan cinta pertama siapa yang tidak mau? Tapi bagaimana jika cinta pertamamu adalah bagian dari masa lalu saudara kandungmu dan cerita mereka belum selesai? Noeul yang masih berusia 18 tahun harus berada diantara mereka, menjadi korban bal...