_
_
_
_
_
Frist berada di kantor Ja, duduk diam membiarkan kopinya menjadi dingin, pria di salah satu sudut itu masih tenggelam dalam dokumen dokumen yang membutuhkan tanda tangannya namun sadar saat suasana hening sejak tadi, ini tidak biasa karna Frist tipe yang selalu ramai, bicara tentang ini dan itu
"Ada apa?"
"......." masih hening, tatapan Frist terus ke lantai, Ja mengesampingkan dokumen itu dan menghapiri Frist, duduk disampingnya. Frist mungkin sedang dalam fase serius karna tidak biasanya ia membiarkan kopi hitam itu dingin
"Sayang..."
"Ah! Hmmm??"
"Apa kau baik baik saja?" Ja menggengam tangan tunangannya
"Aku memiliki firasat buruk tentang Eul" si kecil yang menjadi kesayangannya
"Ada apa? Bukankah ada Boss yang menjaganya?"
"Entahlah, aku hanya merasa ada sesuatu yang tidak beres"
"Bagaimana jika kau menghubunginya, ajak Eul makan malam hmm?"
"Aku menghubunginya tadi, dia tidak dirumah sepertinya mereka sedang kencan"
"See, tidak ada yang perlu di khawatirkan" ja benar, Frist terlalu memikirkan kejadian di danau yang mungkin saja benar kata Boss, posisi Peat lebih dekat tapi tetap sebagai seorang sulung firasatnya begitu kuat bahkan pelukan dari kekasihnya hanya mampu membuat jeda tenang, tidak membuatnya hilang
_
_
_
_
_
Dia bilang dia kuat itu benar
Dia bilang dia sanggup itu benar
Dia bilang dia mampu bertahan itu juga benar
Dia bilang dia tidak akan menyerah
Namun kenyataanya mendengar Boss bicara manis dengan orang lain di ponsel membuat hatinya remuk, ini masih terlalu pagi untuk menjadi kelabu tapi nyatanya cerah itu pergi sejak Noeul tanpa sengaja mendengar percakapan Boss di kamar mandi dengan entah siapa
Noeul mendengar apa yang di bicarakan Boss tentang hadiah, makan malam dan kencan tapi dia memilih untuk meninggalkan Boss dengan dunianya sebab semakin mendengar semakin sakit rasanya
"Jangan seperti ini Eul, katanya kau mau suamimu kembali, katanya kau mau menyembuhkan rumah tanggamu, katanya kau mampu. Jangan menangis na~ air mata ini hanya akan membuatmu lemah"
Itu adalah mantranya pagi ini, baju kotor milik suaminya yang ia letakan di mesin cuci masih harum bau tubuh Boss, ia mencium harum suaminya sebagai penguat
"Aku akan berusaha Phi"
Mereka sarapan seperti biasa, bicara seperti biasa dan berpisah seperti biasa pula, lambaian tangannya masih di balas Boss, ciuman tanda pamit masih diberikan suaminya, janji akan pulang cepat dan makan malam bersama juga terucap. Indah bukan? Pada nyatanya sesuatu yang indah diluar tidak selalu sama di dalamnya
Noeul kembali membuat 'tanda' di antara tubuhnya, kali ini tepat di kulit kepala, sejak dua minggu yang lalu Noeul lebih menyukai darah diantara rambutnya karna bekas goresnya tidak terlihat, perlahan darah mulai mengalir di dahinya, ini adalah penyembuh bagi Noeul, meski sadar ini salah nyatanya ia tak punya pelampiasan lagi, rasa sakit di tubuhnya sedikit banyak mampu mengurangi rasa sakit di hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Genuin Love
FanfictionMenikah dengan cinta pertama siapa yang tidak mau? Tapi bagaimana jika cinta pertamamu adalah bagian dari masa lalu saudara kandungmu dan cerita mereka belum selesai? Noeul yang masih berusia 18 tahun harus berada diantara mereka, menjadi korban bal...