-
-
-
-
-
"harus sampai kapan aku menunggu? ini sudah berapa tahun?!"
"Gulf menolak menandatangani surat cerainya"
"lagi!???"
"aku sudah memaksanya, aku sudah berusaha"
"apalagi kali ini alasannya? Noeul?" Mew mengangguk, ia meneguk segelas kopi yang selalu terlalu manis jika dibuat oleh kekasihnya
"lucu sekali, Noeul bahkan bukan anak kandungnya tapi dia bersikap seolah olah Noeul berasal dari rahimnya"
"tapi Noeul tetap anak kandungku, Gulf yang merawatnya sejak Noeul baru lahir"
"lalu apa masalahnya denganku? Noeul sudah menikah aku bahkan datang kepernikahannya, Gulf seharusnya sadar ia sudah tidak lagi memiliki alasan untuk menahanmu, ini sudah 8 tahun kau tahu?"
kekasihnya marah besar kali ini, bagi orang lain mungkin dia terlihat egois tapi bagi kekasih Mew menunggu tidak sebercanda itu, demi mendapatkan nama Suppasit di belakangnya ia harus menunggu 8 tahun dan bahkan mungkin akan lebih jika Gulf terus terusan menolah menandatangani surat cerai
"Phi, jika tahun ini tidak ada kepastian aku ingin sudahi saja hubungan kita"
"tidak! jangan, aku akan berusaha agar Gulf menandatanginya tapi tolong jangan seperti ini" Mew menggenggam tangan kekasihnya erat
"kau tidak mengerti, aku lelah menunggu"
"kali ini aku akan benar benar membuatnya menandatangani, sungguh"
"jika kau tidak bisa membuatnya menandatangani surat cerai kalian, aku yang akan bergerak"
Mew diam, ia tidak ingin kekasihnya lebih marah dari ini sembari otaknya terus berpikir bagaimana cara agar Gulf menandatangani surat cerai mereka tangannya mulai merambat naik kearah leher kekasihnya
"sehari setelah aku bercerai aku akan segera menikahimu, aku berjanji"
setelah 3 jam ruangan itu menegang kini yang ada hanya suara erangan manis dari tubuh yang sedang di gerayangi oleh tangan kekar Mew.
-
-
-
-
-
Boss tidak pernah sepanik ini dalam hidupnya. Jika saja orang tuanya tidak memberikan hadiah peringatan pernikahannya dengan Noeul mungkin Boss akan melupakan hari sepenting kemarin. Ia bahkan meninggalkan Peat di penginapan dan mengemudi secepat api menyambar, entah bagaimana dengan Peat yang ia pikirkan hanya Noeul, istrinya membuat 20 panggilan sejak sore kemarin tapi Boss membiarkan Peat menguasai ponselnya
sampai dirumah Boss melihat meja, kursi dan hal hal indah lain yang sudah basah karna hujan, ia tahu jika Noeul yang menyiapkannya kemarin tapi bodohnya Boss ia justru tidak berada disini bersama Noeul, piring berisi steak dan gelas dengan wine yang juga sudah bercampur air hujan menambah rasa bersalah di dadanya
saat masuk kedalam rumah yang ia lihat pertama kali adalah Noeul dengan kaus putih panjang sedang menatap buket bunga di ruang tamu
"Eul?" istrinya menoleh, Noeul tersenyum tapi air matanya jatuh. Boss dengan sendirinya berlutut dan memeluk Noeul, ngucap kata maaf berkali kali
"sejak kapan?" suaranya bergetar, Boss melepaskan pelukannya, menatap selembar foto yang diberikan Noeul. nyawanya seperti melayang saat fotonya dan yang ia yakini Peat berada di tangan Noeul, itu adalah dia dan Peat yang tidak terlihat wajahnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Genuin Love
FanfictionMenikah dengan cinta pertama siapa yang tidak mau? Tapi bagaimana jika cinta pertamamu adalah bagian dari masa lalu saudara kandungmu dan cerita mereka belum selesai? Noeul yang masih berusia 18 tahun harus berada diantara mereka, menjadi korban bal...