20. rencana pertunangan

13 4 0
                                    

Ruangan meja makan tersebut terasa lebih hangat dari hari hari biasanya. Di hari hari kemarin, biasanya meja makan tersebut hanya terisi satu orang saja yang duduk disana

Hari ini meja makan itu kedatangan satu orang tamu. Ruangan nya jadi tampak lebih hangat karna canda tawa yang keluar dari mulut dua orang kakak beradik itu

Tampak satu dari mereka berdiri, membuat denyitan suara gesekan antara kursi kayu dengan lantai terdengar sedikit nyaring

" udah biar gue aja yang beresin. Lo balikin rantang nya aja gih. Ga enak kalau ga di balikin lagi lah." ucap Lian sembari membersihkan meja makan tersebut

" Bener nih ga mau gue bantu nyuci piring? Tumben banget baik. " gurau Nathan

" Ohhh jadi menurut Lo selama ini gue ga baik gitu? Ya udah nih cuci aja sama Lo sekalian." ketus Lian menyerahkan beberapa piring yang tertumpuk itu pada nathan

" Yaealah bang, gue cuma bercanda kali serius banget. " Nathan terkekeh melihat muka masam Abang nya

" Kalau bukan adek gue. Mungkin Lo dah gue tendang ke Arab. " Lian memutar bola mata nya

" Iya iya Abang ku yang baik, adik mu yang manis dan tampan ini meluncurrr ke tempat yang anda tugas kan. " ucap Nathan berlagak bak superhero sembari membawa rantang tersebut di tangan kiri nya

" Lagak Lo kek superhero aja. " ledek Lian

" Yeuh gue emang superhero Kali. Lo aja yang ga tau. " ujar Nathan

" Dah dah malah debat. Buruan anterin tuh rantang. Kasian ,kalau kelamaan di tangan Lo bisa bisa belah dua ntar. " titah Lian

" Lo pikir tangan gue gergaji kali bang." sungut Nathan

" Lo ngajak debat sekali lagi nih piring melayang ya. " ancam Lian dengan pelototan mata sipit nya itu

" Ga usah sok sok an melotot. Mata Lo bakal tetep sipit juga." ledek Nathan tertawa pelan

Hal tersebut membuat Lian emosi. Ia mengambil ancang ancang untuk melempar sendal kesayangan nya itu pada wajah Nathan

Nathan yang hapal gerak gerik Abang nya langsung saja melarikan diri sebelum sendal tersebut sampai di wajah mulus nya

" SINI LO! DASAR RASIS. MATA LO JUGA SIPIT PE'A. KALAU LO LUPA KITA ADEK KAKAK YA NJING." umpat Lian dengan muka geram nya

Sedangkan Nathan tertawa puas melihat kakak nya kesal setengah mati seperti itu. Ia memelankan pacu lari nya saat sudah sampai di depan pintu rumah nya

Ia menarik nafas panjang untuk mereda kan tawa nya

" NATHAN." panggil seseorang dari luar pagar

" Masuk aja bang pagar nya ga gua kunci kok." sahut Nathan ketika tau siapa yang datang

" Than Lo gapapa kan? Lo okey? Kata nya Lo sakit sampe berhari hari terus ga masuk sekolah. " cerocos rayyan dengan wajah panik nya

beberapa hari kebelakang Nathan tak masuk sekolah dengan alasan sakit. Zea, Keira, rival dan Evan ingin menjenguk Nathan namun Nathan selalu melarang nya

Semenjak hari itu Nathan menjadi sangat murung. Ia takut impian nya menjadi seorang atlet basket tak kan terwujud karna penyakit ini. Dan lebih parah nya lagi, ia takut kalau sampai papa nya tahu soal hal ini, ia akan melarang keras Nathan ikut ekskul basket di sekolah nya

Tetapi Lian berhasil membuat Nathan bangkit kembali. Meski beberapa kali ia merasa bahwa diri nya sangat menyusahkan orang lain

Tapi lagi lagi Lian berhasil membuat Nathan berhenti berpikir negatif tentang diri nya sendiri. Lian memang orang yang paling mudah menguatkan Nathan

sementaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang