31. kembali?

10 3 0
                                    

Sunyi. Satu kata yang dapat mendeskripsikan ruang rawat seorang pemuda bermata sipit tersebut. Tak ada suara yang terdengar, hanya hening yang menyapa

Seorang pemuda menatap langit lewat balkon ruang rawat nya yang sengaja di buka. Tatapan nya kosong, di dalam mata nya terdapat banyak lara yang tak terbaca

Ceklek'

Suara pintu terbuka itu sama sekali tak membuat pemuda tersebut mengalihkan mata nya dari langit yang tampak cerah sekali

Namun saat tepukan bahu menyapa nya. Barulah ia tersadar dari lamunan nya. Terlihat seorang dokter dengan jas kebanggaan nya yang tampak lusuh dan kantung mata yang menghitam. Seperti nya ia kurang istirahat

" gimana keadaan kamu? " Tanya dokter Dion

Ini sudah hari kedua setelah Nathan bertengkar dengan papa nya. Karna kondisi nya yang cukup buruk hari itu, jadi dokter memutuskan untuk Nathan rawat inap saja

" Kayak nya dokter ga usah tanya deh. Seharusnya dokter udah tau. " Nathan terkekeh pelan

Ia memperhatikan pakaian dokter pribadi nya ini. Pipi nya tampak lebih tirus dari biasanya

" Dokter ga makan? Sekarang kan jam makan siang. Tadi suster pun sudah mengantarkan makan siang saya. " ucap Nathan

Dokter Dion tampak terkekeh mendengar ucapan Nathan
" Kamu sendiri bagaimana? Apa sudah mengisi perut mu yang keroncong an itu? " Ujar Dion

Nathan menampilkan cengiran khas nya
" belum sih. Bosen dok makan nya ini ini doang, hambar banget kek hidup saya." gurau Nathan

" Hahah bisa aja kamu. Kondisi kamu sudah lumayan membaik, sebagai hadiah dari saya... Saya akan mengizinkan kamu makan makanan dari kantin supaya hidup mu ga hambar. " ucap dokter Dion membuat Nathan mengembangkan senyuman manis nya

" Beneran nih? Dokter lagi ga nipu saya kan? Jangan jangan saya di Ghosting lagi. " Ucap Nathan membuat Dion terkekeh lagi dan lagi

" Ngapain juga saya Ghosting kamu? Ghosting perempuan aja saya ga pernah." ucap Dion sembari menarik bangku untuk ia duduk

" Ya habis gimana dok saya keseringan di Ghosting sama perempuan. " Nathan mencebikkan bibir nya

" Dasar anak muda. Masih bocah ingusan kamu tuh, ga usah kasmaran dulu. " ucap Dion

" Yeuhh gini gini juga saya bentar lagi udah ada KTP yam " ucap Nathan

" Hahaha iya iya deh suka suka kamu. Kamu mau beli apa? Biar saya ambilkan di kantin. " ucap Dion

" Apa aja deh dok. Yang penting ga hambar kek hidup saya. " ucapan Nathan lagi lagi membuat Dion tertawa

" Kamu memang jago nya membuat orang di sekitar mu tertawa ya. " Dion menggeleng kan kepala nya

" Woiya dong, udah tugas saya. Senyuman mereka mendatangkan kebahagiaan untuk saya sendiri." ucap Nathan

" Ya deh. Ya udah saya ke kantin dulu. " ucap Dion di balas anggukan dari Nathan

Nathan kembali termenung setelah kepergian Dion. Ia memikirkan papa nya, sudah beberapa hari ia di rawat disini dan sama sekali tak ada tanda tanda Zhan mencari nya

Apakah papa nya marah besar pada nya? Apakah sekarang papa nya dalam masalah karna ulah nya hari itu? Sungguh Nathan menyesal karna telah melakukan nya. Tapi ada sedikit rasa bahagia di dalam hati nya karna ia sudah berhasil mengungkap kan apa yang ada di hati nya

" Than." panggil seorang perempuan yang masih berdiam diri di depan pintu

" Eh iya-- loh Keira. Kapan nyampe Lo? " Tanya Nathan

sementaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang