TIGA
"Do you have any expectation?" - Arka.
"Aya, bagaimana Australia? Orangtua angkat kamu?" Tanya Harumi melalui video call pada adik bungsunya, Ayaka yang sekarang sedang SMA di Australia. Ayaka yang terlalu bersikap dewasa dan keras kepalanya memutuskan untuk menjadi orang terakhir di rumah yang meninggalkan Indonesia. Ia tak lagi anak manja yang selalu minta cium dan peluk dari kakaknya ini. Semua saudaranya memilih negara berbeda dan hal yang berbeda. Tentu saja ia siap mendukung selama ia mampu secara finansial.
"Aman kak, Johnson Family baik banget. Kemarin aku sampai langsung di traktir es krim yang enak banget. Kakak gimana?" Ia menjawab dengan semangat. Dia dan obsesinya dengan es krim.
"Not bad. Aku kemarin makan malam terakhir sebagai perpisahan di komisi IV. Nanti kita ada perusahaan dari Jepang kunjungan, jadi aku mungkin ikut sebentar. Pokoknya kamu disana harus ijin ya kalau kemana-mana, ingat, kamu baru boleh tinggal sendiri setelah umur 18 tahun, Ya." Katanya memberi peringatan. Harumi teringat kepada Emi, adik tertuanya yang berjanji tinggal di dormitory, namun saat dikunjungi malah pindah tinggal sendiri tanpa izin.
"Iya, aman. Nanti aku juga kirim foto deh ke kakak kalau pergi jauh. No worries! You are the one who should think about yourself. Do something."
"Aya, kakakmu ini tahu cara menikmati hidup. I travel, I enjoy life, I have fun too. Gak usah khawatir ya." Balasnya menenangkannya.
"But..."
"No but, remember, you have to find happiness by yourself." Ia mengingatkan moto yang ia selalu ajarkan kepada adik-adiknya. Ketika mami nya bercerai dengan ayah tiri yang sudah ada di hidupnya dan Emi sejak kecil, ketika ia harus membantu ekonomi dengan usaha kecil mereka, ketika seluruh adiknya meninggalkan rumah, dan ketika mami memutuskan stay di luar negeri setelah menikah lagi. Kalimat ini menjadi pedoman bahwa kebahagiaan kita bisa didapatkan dari orang lain, namun orang lain tidak berarti bisa membuat kita bahagia. Manusia bertanggung jawab atas kebahagiaannya sendiri.
"Iya, iya. Udah hapal mati aku mah itu. Bawel deh, aku mau jalan dulu kalau gitu. Bye, kak." Tutupnya dengan cepat.
Hari ini, Agni memutuskan untuk memberikannya hari merah. Yang berarti ia tidak diperbolehkan untuk bekerja. Awalnya, jadwal ini kita tentukan karena ia ingin memberikan waktu khusus untuk Ayaka setelah setiap hari bekerja. Namun hari ini, ia menyesali itu.
Rumah dengan lima kamar yang ia dan mami beli mati-matian dulu setelah keluar dari rumah yang lama menjadi rumah yang terasa sangat besar. Ia ingat ketika hidupnya dipenuhi dengan hutang, dan ditipu orang, ia tetap menginginkan rumah yang sebenarnya untuk adik-adiknya. She doesn't want them to feel like their life has changed after the divorce. She made a small swimming pool for young Aya who loves to swim and basket ring for Jiro and his basketball obsession.
Time flies.
Seketika ia terngiang memori ketika bertemu Arka. Sial, ia kembali memikirkan pria itu.
***
Arka ada di hadapannya.
Di hari merah ini, perempuan yang awalnya tak tahu mau kemana memutuskan untuk pergi ke Excellent, usaha pendidikan yang menjadi penopang hidupnya dulu dan lini usaha pertama yang ia punya.
Ia pikir, melihat siswa-siswi yang berlalu lalang akan memberikannya jiwa muda untuk mengisi jiwanya yang tandus. Ia malah dikejutkan dengan sosok yang ada di hadapannya, membuatnya tak berkutik. Dia datang dengan sebuah mobil besar, pastinya untuk pekerjaannya. Sepertinya ia juga terkejut melihat Harumi di tempat ini.
Staf di Excellent menatapi atasannya yang terdiam itu dengan bingung, lalu dengan akal panjangnya masuk ke office dalam, meninggalkan keduanya yang saling bertatapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Branches Growing on the Earth as One [completed]
ChickLit愛は小出しにせよ - Ai wa kodashi ni seyo Love in small amounts. Harumi belum pernah merasakan tergila-gila dengan cinta, tapi ia pernah mendengar cara menjaga cinta agar bertahan lama adalah dengan sedikit demi sedikit mencintai. Katakan ia impulsive, tapi...