Branches Growing on the Earth as One - DUA PULUH DUA
"Kak, kakak." Suara teriakan dari depan halaman rumahnya membuat Harumi berjalan cepat. Ia mengenal dengan baik pemilik suara tersebut.
Dan benar saja, ia mendapati perempuan cantik dengan tampilan ala Korea-nya dan segenap kehebohan yang terpancar dari tubuhnya.
"Emi." Emi memeluk Harumi dengan erat mendengar namanya.
"Jadi ini surprise yang kamu bilang?" Ujar Harumi kepada Arka yang berjalan dibelakang Emi dengan senyuman lebar.
"Aku pikir kamu butuh support dan hiburan. Katanya kangen sama Emi." Jawab Arka yang memberikan senyuman lebar di bibir Harumi.
"Kamu kok gak bilang mau datang, kan gue bisa nitip."
"Tenang, gue udah beliin semua yang kakak suka. Don't worry."
Arka menyuguhkan teh hangat kepada Emi, "Aku taruh kopernya di kamar kamu ya." Ucapnya lagi. Awalnya Emi mau tinggal di rumah keluarga mereka, tapi berubah pikiran ketika sadar tidak ada orang disana. For her, home is wherever Harumi is.
"Gue pikir lo tinggal di daerah kampung banget. Ternyata rumah lo keren juga, ala-ala Jepang gitu. Terus halamannya luas lagi. Bisa lihat lautan lagi dari sini." Puji Emi setelah mengelilingi rumah tempat tinggal kakaknya dan suami barunya ini.
"Makanya gue betah disini."
"Tapi disini bukannya banyak nyamuk?"
"Aman, Arka ngelakuin berbagai cara supaya nyamuk gak sampai ke gue." Harumi menjawab dengan bercanda.
Arka melanjutkan diri dengan kesibukan di dapur untuk menyiapkan makan malam untuk Harumi dan Emi.
"Kak, gue kira suami lo bakalan kampungan gitu. Ternyata keren juga ya." Ia hanya berhubungan dengan kakak iparnya ini melalui video call singkat. Mendapati lelaki yang menikah dengan kakaknya ini tinggi, tampan, dan bertubuh bidang membuatnya mengangguk setuju. Ternyata selera kakaknya tidak menurun.
"Sembarangan lo. Makanya jangan su'udzon."
"Ya habis lo selama ini dijodoh-jodohin jaman dulu gamau. Gue kira gak bakalan nikah seumur hidup, eh di penghujung usia dua puluh gini lo malah flash marriage."
"I just found him. I don't know." Jawab Harumi memberikan tawa kecil melihat suaminya yang berlalu lalang di dapur.
"And you are pregnant. Ah, kakak gue jadi ibu. Gimana nih?" Kalimat hiperbola dan suara cempreng dari Emi membuat Harumi terhibur. Dari semua saudaranya, Emi adalah saudara yang tumbuh besar dengannya dan melalui banyak hal bersama-sama. Emi juga saudara yang memiliki sifat paling beda dengannya. But they know each other so well without even explaining anything.
"Udah siap?"
"Jadi ibu?" Tanya Harumi memastikan pertanyaannya.
Emi mengangguk. Ia tahu bagaimana kakaknya dengan keras kepala dan pride nya berusaha untuk melakukan semuanya sendiri. Try to make things work. Ia tidak ingin ibunya nya membiayai Jiro dan Ayaka dari uang suami barunya dan membiayai sekolah mereka sendiri. Ia juga membesarkan usaha dan memastikan semua berjalan dengan baik. Ia yang membuat ibunya kuat ketika perpisahan terjadi. Dulu sekali, ia selalu menyelesaikan masalah yang ia buat. She is the strongest woman she has ever known.
Harumi selalu merasa semua tanggungjawab ada di tangannya. Dan ia juga tahu bagaimana Harumi takut bergantung dengan orang lain. In a blink of eyes, she has become a mom.
"Takut, tapi gue jadi lebih berani dengan adanya Arka."
"Kak, I am so happy for you. I am happy that you finally live for yourself."
KAMU SEDANG MEMBACA
Branches Growing on the Earth as One [completed]
ChickLit愛は小出しにせよ - Ai wa kodashi ni seyo Love in small amounts. Harumi belum pernah merasakan tergila-gila dengan cinta, tapi ia pernah mendengar cara menjaga cinta agar bertahan lama adalah dengan sedikit demi sedikit mencintai. Katakan ia impulsive, tapi...