Branches Growing on the Earth as One - LIMA BELAS
"Ohayou!" Sapa Harumi kepada Arka yang baru kembali dari mengantar sayur ke supplier mereka. Seperti biasa, ia kembali sekitar jam 6.30 pagi untuk menyiapkan sarapan. Tidak seperti biasanya, ia disambut oleh Harumi yang sudah berkutat di dapur dan meletakkan piring di hadapannya.
"Sarapan sudah siap." Kata Harumi kemudian memperlihatkan congee ala Hongkong, Roasted Duck dan Es Pepaya Kuah Santan yang membuat Arka berulang kali menatap kearah perempuan yang ada di hadapannya dengan ragu.
"Ini kamu yang masak? Pagi-pagi bikin bebek?" Tanya Arka tidak percaya. Pertama kalinya, Harumi menyiapkan sarapan dan jelas yang ia siapkan jauh dari potret seorang Harumi yang jarang menghabiskan waktu di dapur.
"Gimana? Udah jadi potret istri yang bikin seneng suaminya belum?" Ujar Harumi dengan nada bercanda.
"Bebeknya ini sekalian untuk makan malam nanti, udah aku bumbuin dari kemarin, sekalian aja biar congee nya enak." Tambah Harumi lagi menjelaskan menu yang ia siapkan.
"Yakin kamu gak beli?" Arka memberikan nada ragu.
Harumi melirik Arka dengan tatapan tak puas, "Enggak lah. Kan aku pernah bilang dulu aku sering banget masak untuk bocah-bocah dirumah."
Perempuan ini terlihat sangat cantik dan aura berbeda dengan pakaian tidur santai two pieces yang ia pakai, dan rambut yang ia ikat satu. Harumi memberikan mangkuk congee tersebut ke hadapan Arka.B
"Kamu coba dulu. Ini resep keluarga daddy ku dulu." Ucap Harumi mengingat keluarga ayahnya yang merupakan keturunan Chinese dari Selatan yang sudah lama tinggal di Indonesia dan dirinya sebagai keturunan ketiga. Walaupun Harumi sudah lama tidak berhubungan erat dengan ayahnya, ia masih mengingat banyak hal, termasuk resep masakan dan prinsip-prinsip hidup yang ia pegang erat.
Sekarang Arka mencoba congee tersebut dengan ragu sebelum akhirnya memberikan tatapan berbinar ke Harumi, "It's good."
Harumi tersenyum puas, ia tidak pernah meragukan kemampuannya dalam masak. "Iya dong, kamu tahu mami dulu selalu bilang aku adalah satu-satunya anaknya yang dilatih menjadi perempuan serba bisa. Selain bisnis, aku juga diajari bersihin rumah, ngurus anak sampai masak. Supaya bisa survive dimanapun." Harumi mengingat masa kecilnya dulu tinggal dengan ayah tirinya dan melakukan banyak hal, memori yang tidak indah untuk dikenang namun meninggalkan banyak pelajaran.
Arka bisa melihat luka di antara senyuman Harumi yang lepas, "Bebeknya juga enak banget."
"Kamu selesain dulu buburnya sebelum coba papaya santannya, lebih enak lagi. Resep dari nenek dari kecil yang gak pernah aku lupain."
"Wow, I feel like I have used up all of my luck to meet you." Kata yang terdengar ringan dari bibir Arka, namun menyisakan banyak perasaan bagi Harumi yang mendengarnya pertama kali.
"Wow, sejak kapan kamu bisa ngomong hal gini?" Harumi setengah bercanda. Arka menghabiskan sarapannya dengan cepat tanpa menyisakan sisa sedikitpun.
"Makasih banyak ya."
Harumi menggeleng, mengisyaratkan bahwa Arka tidak perlu mengatakan hal tersebut. "Aku yang makasih. Kamu sudah mendukungku dan selalu menyiapkan aku sarapan. Aku maunya kita sarapan lebih siang, tapi hari ini ada kerjaan. So,"
"It's okay, aku paham kok." Jawab Arka cepat.
Harumi membalas dengan senyuman lebar. Setelah merapikan piring-piring di meja dan dapur yang cukup berantakan, Arka segera merapikan dan membersihkannya. Harumi menikmati es papaya santan yang sudah lama tak ia buat sembari menunggu waktu sebelum berangkat kerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Branches Growing on the Earth as One [completed]
ChickLit愛は小出しにせよ - Ai wa kodashi ni seyo Love in small amounts. Harumi belum pernah merasakan tergila-gila dengan cinta, tapi ia pernah mendengar cara menjaga cinta agar bertahan lama adalah dengan sedikit demi sedikit mencintai. Katakan ia impulsive, tapi...