Branches Growing on Earth as One - Empat Puluh Satu - END

56 9 2
                                    

Branches Growing on Earth as One

Harumi dulunya selalu berpikir, jika ia menikah, ia tidak akan menerima nasehat pernikahan dari siapapun. Karena tidak ada di dunia ini yang ia percayai untuk itu. Ayahnya yang perlahan menghilang dari kehidupannya, dan ibunya yang kini menikmati pernikahan ketiganya.

Ia telah berbaikan dengan ibunya, namun ia tidak bisa memaafkannya.

Perlahan, ia belajar bahwa yang ibunya lakukan padanya sejak kecil itu salah. Membuatnya merasa guilty untuk hidup dari ayah tiri dan harus berterima kasih seumur hidup karena ia tidak akan bisa membalasnya. Lalu ketika ibunya bercerai, ia merasa harus menjadi seseorang yang mengambil peran pemimpin. Saat ini, ia berharap terlahir sebagai laki-laki. Sehingga ibunya bisa mempercayainya.

Akhirnya satu hari ia belajar, semua yang ia lakukan sia-sia. Ibunya tidak pernah benar-benar mengerti yang ia rasakan dan bagaimana semuanya mempengaruhi hidupnya.

Ia takut sekali jatuh cinta. Dan berjanji jika ia jatuh cinta, ia tidak akan meminta nasehat pada siapapun. Ia tidak akan membiarkan dirinya menjadi lemah. Maka ia harus menyiapkan dirinya untuk worst case scenario. Suatu saat jika ia menikah, ia harus memiliki mental yang sama meninggalkan pernikahannya. Seolah perceraian adalah suatu tahap yang normal dalam sebuah hubungan.

Ibunya itu dulu sangat lemah. Setiap kali ayah tirinya marah dan meninggalkan rumah, Ena menghabiskan harinya dengan khawatir. Isn't it good that the trouble maker is away from home? Ayah tirinya membuatnya merasa tidak aman. Saat mereka bercerai, ibunya bilang ia tidak pernah cinta dengan ayah tirinya.

Bohong. Ibunya mencintai pria itu. Tapi ibunya merasa tidak dicintai sepenuh hati hingga ia berpura-pura sebaliknya.

Di posisi ini, ia ingin menyalahkan ibunya terhadap semuanya.

Karena ia merasa begitu lemah karena cinta. Sama seperti ibunya.

Agni menghubunginya untuk pertemuan penting namun ia tidak bisa meninggalkan Sada. Arka menutup mulutnya, tidak bicara padanya. Harumi merasa hilang di tengah-tengah dunia. Dan ia tidak memiliki tempat bercerita. Tidak ada nasehat pernikahan yang pernah ia terima dan tidak ada yang mengajarkannya bagaimana menghadapi pertengkaran dalam pernikahan. Setiap hari ia melihat Arka menghabiskan waktu membuat keramik-keramik indah, dan makan sendiri tanpanya.

She was the best in conflict resolution, but it is different with Arka.

Ini terjadi dua hingga tiga minggu, ia tidak tahan lagi. Begitu Arka masuk ke dalam rumah, ia merasa terintimidasi dan merasa sedih. Harumi takut dengan semuanya. Masalah yang mengakibatkan keduanya bertengkar sudah selesai. Arka menolak bantuan dan membatalkan pengiriman barang, tetap pada rencana awalnya. Tanah sudah dijual dan semua sudah berjalan dengan semula.

Tapi 'konflik' diantara mereka belum usai.

Harumi mengeluarkan air matanya. Ia selalu menangis setiap kali merasa tidak adil. Kali ini, ia tidak tahu mengapa ia menangis namun air mata itu terus mengalir dengan rasa frustasi di dadanya. Ia bergegas menuju kamarnya, mengeluarkan sebuah koper besar dan merapikan pakaiannya.

Suara gesekan koper dan lantai membangunkan Sada, membuat bayinya menangis dan tak lama, seorang pria berdiri di depan pintu kamar terhening melihatnya. Harumi mengangkat kepalanya dan menatap pria tersebut. Ia tidak ingin menunjukkan kelemahannya namun ia juga tidak bisa mengontrolnya.

Tangannya tak berhenti, bergegas memasukan pakaiannya dan Sada ke dalam koper. Ekspresi diam yang diberikan Arka seperti percikan air lemon di dalam lukanya. Perih. Ia menutup kopernya, meraih kunci mobil dan bergegas ke arah crib milik Sada.

"Berhenti." Suara keras dan tegas terdengar dari pria tersebut, menghentikannya.

"Aku gak akan halangin kamu ketemu Sada. But she has to go with me." Ucap Harumi lantang. Arka menghadangnya, dan menatap matanya yang basah dengan tangis.

Branches Growing on the Earth as One [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang