Branches Growing on the Earth as One - Tiga Puluh Lima

50 6 0
                                    

Branches Growing on the Earth as One - Tiga Puluh Lima

Setelah drama Harumi yang tidak bisa berpisah dengan Sada, lalu Emi dan Agni yang berjanji akan menjaga anaknya dengan baik, perempuan itu akhirnya rela meninggalkan Sada untuk keluar dari rumahnya berdua dengan Arka.

"Kak, lo tahu kan kalau gue dulu juga ngurusin Ayaka. It's nothing." Ucap Emi santai sambil menggendong Sada yang tertawa dalam pelukannya. Walaupun Emi tidak terlalu menyukai anak kecil, seperti bagaimana ia selalu bertengkar dengan Jiro dan Ayaka kecil, naluri dan pengalamannya tidak bisa dianggap sepele. Dulu sekali, ibunya sudah mulai meninggalkan rumah ketika adiknya baru 30 hari. Mindset maminya sejak dulu memang sangat independen, membuat mereka belajar untuk dewasa dengan cepat.

"Ni, tolong perhatiin Sada ya selama gue pergi." Harumi menitip pesan pada Agni yang meluangkan waktunya untuk berkunjung namun berakhir dengan menjadi nanny untuk pasangan yang ingin pergi pacaran itu. Perempuan dewasa itu hanya tertawa kecil dengan ekspresi Harumi, siapa sangka perempuan yang selalu menggunakan kepala dingin saat bekerja itu menjadi manja dan lucu setelah menikah.

"Tenang aja."

Arka mencium kening Sada dan segera menggandeng Harumi beranjak dari rumah mereka. Jika ia tidak bertindak, keduanya tidak akan bisa keluar dari rumah hari ini.

Hari ini, Arka ingin mengajak Harumi menikmati suasana di kota. Setelah beberapa bulan belakangan ini keduanya hanya mampir ke pantai untuk melihat ombak atau melihat pepohonan karena Harumi yang malas, saat ini ia bisa melihat istrinya itu mulai jenuh dengan suasana sekitar rumah mereka. Untungnya, Batam memiliki banyak tempat menarik untuk dikunjungi, salah satunya adalah Harbour Bay, dimana keduanya bisa memandang ke arah laut dan melihat view Singapore di sore hari dengan sunset.

Harumi menikmati steak yang sudah lama tidak kucicipi sementara Arka menatapnya dengan senyuman.

"Kenapa kamu ngelihatinnya gitu? Honey dripping from your eyes." Ucap Harumi sambil mengarahkan tomat yang tidak ia sukai ke dalam piring pria itu.

Arka tergelak, "Honey dripping? Apa itu?"

"Kamu ngeliatin aku dengan tatapan sweet banget. Why? I don't look good as usual though." Katanya lagi. Walaupun sekarang ia merasa jauh lebih baik, tubuh dan wajahnya sebelum melahirkan jauh lebih menarik menurutnya. Ia merasa harus segera menghilangkan lemak yang ada di wajahnya.

"Siapa bilang? Kamu tuh cantik banget hari ini." Jawaban Arka membuat Harumi tersenyum riang. Arka yang menurutnya si paling act of service namun hemat kata ini berubah menjadi a man with romance. Ketika tinggal bersama pertama kali, Harumi tidak pernah berpikir Arka akan berubah atau ingin mengubahnya. Her husband turns out better than what she expected.

"Habisin deh makanan kamu. Jangan gombal terus." Jawabnya menutupi nada malunya.

Setelah makan malam dan menatap sunset hari ini yang terlihat indah tanpa awan yang menutupinya membuat hati Harumi senang. Telapak tangan Arka yang ukurannya besar menggenggam tangannya dengan hangat, membuatnya gugup.

"Maaf ya aku belakangan ini selalu emosian dan gak stabil. Aku pikir aku sudah siap untuk pernikahan ini, tapi ternyata ketika dihadapkan dengan situasi seperti sekarang, aku masih punya banyak yang harus diselesaikan." Ucap Harumi menatap kedua mata Arka yang ada di sampingnya.

Ketika Arka pergi ke Jepang dan pertemanan singkat mereka usai, ia selalu berpikir keduanya tidak bisa bertemu lagi karena komunikasi yang terputus. Who is she for him? Bahkan untuk dikatakan teman pun tidak, ia hanya salah satu staf Excellence yang kebetulan belajar program yang sama. Ia hanya staf yang membantu Arka pergi ke Jepang mengejar impiannya.

If she has to remind herself of her past, there are many people that she feels perhaps have a chance with her. The kind of "let's get married if we are still single in our 40s" friend. Ada banyak pria baik disekitarnya, tapi mereka yang memiliki apa yang ia butuhkan tidak memiliki apa yang ia inginkan, begitu juga sebaliknya. Dan Arka datang padanya di waktu yang tepat.

Arka menguatkan genggamannya. "I think you are the best, best mother for Sada and best wife. Semua perasaan itu wajar dan valid kok. Aku yang makasih karena kamu terlalu dewasa dalam menghadapi semuanya dan memberikan yang terbaik."

"We didn't plan Sada but I feel like she is the best gift for us. Ka, janji sama aku walaupun kamu suatu saat gak ada perasaan lagi sama aku, kamu harus jadi ayah yang baik ya. Aku gak mau melahirkan anak yang akan menyesali kehadirannya di dunia." Ia tidak mau Sada sama sepertinya. Ibunya pernah berkata bahwa sebelum ia lahir, ia digugurkan oleh ayahnya sendiri namun tidak berhasil. They were already married by then. Kalimat itu selalu membuat Harumi berpikir bahwa semua hal buruk terjadi di hidupnya karena ia lahir. Dadanya terasa tegang, namun sentuhan Arka di pundaknya membuatnya tersadar kembali.

Belakangan ini ia berpikir, dirinya yang memiliki orangtua saja bisa punya rasa trauma yang mendalam dengan kehidupan yang mempengaruhi banyak aspek di kehidupannya. Beberapa orang bilang padanya bahwa Arka yang tidak memiliki orangtua untuk dijadikan role model tidak akan mengerti cara menjadi pria yang sebenarnya. Because between nurture vs nature, nurture is important for someone's growth. Seseorang yang tidak tahu cara menerima cinta tidak bisa memperlakukan wanita dengan baik.

But instead, he creates a blue ocean for her. It shows that despite everything, he grow up to be a wonderful man that she can trust with her life.

"Aku gak akan pernah hilang perasaan sama kamu. We just have to nurture our feelings and relationships. Aku juga gak punya orangtua yang membesarkanku. Aku gak tahu rasanya. Bantu aku jadi suami dan ayah yang baik ya?"

Harumi mengangguk, tidak perlu kata-kata lagi untuk membalas ucapan Arka.

"I have something that I want from you."

"Apa?"

Semburat jingga di langit sore ini terlihat begitu indah. Namun memiliki seseorang yang menggenggam tangannya membuatnya merasa jauh lebih bahagia.

"Sebenarnya aku pengen kamu panggil aku dengan sebutan sayang."

Harumi hampir tersedak dengan ludahnya mendengar ucapan Arka.

"Kok tiba-tiba?"

"Harumi, kita udah menikah hampir dua tahun. Aku juga mau diperlakukan seperti suami lainnya."

Jawaban tersebut membuat Harumi tertawa.

"Jadi kamu mau aku panggil apa?"

"Apapun itu."

"Okay, love." Balas Harumi mengecup pipi Arka.

Arka menarik Harumi ke dalam pelukannya dengan satu tangannya.

"Ka, malu dilihat orang."

"Hmmm?" Arka mengeluarkan suara serak nya yang berat.

"Honey,"

Pria itu mendaratkan sebuah kecupan kecil di bibir tipis Harumi.

"Aku cinta sama kamu ya."

Harumi menepuk lengan pria itu pelan, tidak berhenti tersenyum.

"Aku juga cinta kamu ya."

***

Branches Growing on the Earth as One [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang