LIMA
Home is when you return, and the light is on, there is a person waiting for you with a smile and food.
"Tadaima." Sapa Harumi dengan lantang ketika turun dari mobil. Ia melihat Arka melepaskan sarung tangannya sehabis memindahkan buah tomat yang sedang panen. Ia memberikan istri barunya senyuman, membuat matanya melengkungkan bulan ketika ia tersenyum.
"Okaeri, Harumi."
Ia segera membantu Arka menurunkan dua koper besar dari mobil dan menariknya masuk.
Mereka melakukan ijab kabul kemarin dan kembali pulang ke rumah masing-masing setelahnya. Perempuan ini juga tidak tahu pembicaraan antara Arka dan mami, juga ketiga adiknya, namun mereka semua memberikan persetujuan di hari yang sama. Kemudian, mereka mengurus dokumen pernikahan yang tidak semudah di televisi. Ada berbagai macam dokumen yang harus dipenuhi dan disiapkan, beruntung ia mendapatkan kemudahan sebagai seseorang yang pernah bekerja untuk rakyat, terlebih ketika mengenal ketua KUA nya.
Keesokan harinya, mereka menikah. Harumi Wioletta yang terbiasa dengan dandanan full make-up dan terlihat dewasa menjadi gadis manis dengan kebaya sederhana yang ia pakai. Arka dengan jas hitamnya.
Sebagai mahar, ia memberikan rumah yang ia tempati beserta seluruh tanahnya. Total 3 hektar, Harumi bahkan tidak bisa menghitung jumlah rumahnya jika dibangun di seluruh tanah yang kini menjadi miliknya. Arka berkata, sebagai anak sebatang kara, ia tidak bisa memberikan apapun. Semuanya untuk Harumi, satu-satunya keluarganya.
Perlu diketahui, sebagai rumah diatas bukti, daerah tempat ia tinggal jauh dengan rumah penghuni. Ketika ia melihat kearah kiri, ia melihat lautan biru dan pulau-pulau kecil yang membuatnya merasa berada di tempat liburan. Dan sebelah kanan, ia melihat bukit dan pepohonan hijau.
"Aku siapkan makan malam. Sit here." Perintahnya menyuruh gadis yang kini menjadi istrinya duduk di salah satu kursi kayu, yang telah ditambahkan bantal dan selimut diatasnya.
Rumah ini memiliki dapur terbuka, luas sekali. Memberikan kesempatan untuk melihat bagaimana proses Arka masak. Dalam sekejap, aroma harum daging dan jamur berhasil membuatnya merasa kelaparan.
"Nasi goreng daging dan jamur, juga chamomile tea. It's good for you."
Ia mengangguk semangat, menarik piring yang diberikan dan menghabiskan makan malam dengan sekejap mata. Sudah lama sejak ia menikmati hidangan dengan tenang seperti ini. Hanya suara jangkrik yang memecah kesunyian.
"Selamat datang di rumah kita, Rumi." Ia meraih tanganku dan menggenggamnya, memberikan kehangatan dari tangannya yang besar dan memenuhi jari-jariku.
Dari semua orang yang ia kenal, mulai dari sekolah, menjadi pengusaha dan anggota dewan, semua memanggilnya Haru. Tapi Arka adalah satu-satunya yang memanggilnya Rumi.
"Arka, are we going to..." Ucapannya terhenti, bingung memilih kata yang tepat untuk pertanyaan yang akan disampaikannya. Sejujurnya, ia tidak tahu bagaimana hubungan ini akan berjalan. Ia tahu siapa Arka dan bagaimana sikapnya, tapi hubungan yang mereka miliki kini adalah yang pertama kalinya. Sebagai keluarga.
"Do you..."
Ah, Harumi benar-benar tak bisa berkata.
"Aku menghargai kamu dan kita tidak akan melakukan apapun sampai kita siap untuk itu. Tapi aku mau kita tetap satu kamar, is it okay?" Ia menjawab kekhawatiran Harumi yang bisa ia baca dari wajahnya. Nada bicaranya yang hangat, kulitnya yang tidak lagi putih terang tapi kecoklatan karena terik, bahunya yang bidang dan senyumannya yang ada di refleksi kedua mataku, aku terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Branches Growing on the Earth as One [completed]
ChickLit愛は小出しにせよ - Ai wa kodashi ni seyo Love in small amounts. Harumi belum pernah merasakan tergila-gila dengan cinta, tapi ia pernah mendengar cara menjaga cinta agar bertahan lama adalah dengan sedikit demi sedikit mencintai. Katakan ia impulsive, tapi...