Branches Growing on the Earth as One
Arka memandangi Harumi yang memandangi tubuhnya dengan wajah gusar. Perempuan itu perlahan menyentuh perutnya yang penuh guratan dan buncit, membuat raut wajahnya semakin gelap.
"Kamu kenapa sih sayang?" Tanya Arka. Menjadi orangtua baru dan tanpa keluarga di kota ini membuat keduanya harus bertahan dengan melakukan semuanya sendiri. Saat ini keduanya baru tiba di rumah, bayinya tertidur nyenyak di baby crib yang ia buat sendiri sebelum kelahiran Harumi. Belakangan ini, wajah Harumi terlihat lebih gusar daripada saat kehamilan.
"Menurut kamu." Ia mendesis. Melihat pantulan dirinya di kaca menjadikan dirinya merasa pathetik. Setelah proses melahirkan lebih dari 20 jam yang membuatnya merasakan kesakitan yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya, ia tiba-tiba menyadari proses melahirkan bukanlah yang terpenting dari semuanya.
"Jangan marah-marah dong." Balasnya sembari perlahan membawa Harumi duduk. Ia tahu tubuh perempuan itu sering kesakitan jika berdiri terlalu lama.
"Kamu istirahat ya. Biar aku yang jagain Sada." Ucapnya pelan. Ia mengerti istrinya itu kecapekan dengan semua yang harus mereka hadapi setelah kelahiran putri mereka, Sada Amaya Rainandra. Ia belajar bahwa menghadapi identitas baru sebagai orangtua, dirinya dan Harumi harus menghadapinya seorang diri tanpa keluarga.
Harumi menatap Arka tajam, "Memangnya kamu bisa kasih dia ASI? Nanti dia nangis lagi terus aku harus susuin lagi." Jawabnya lelah.
"Sayang, aku masakkin sup kesukaan kamu ya?" Bujuknya melihat Harumi yang sensitif.
"Terserah." Wanita yang memiliki identitas baru sebagai ibu itu berjalan kedalam kamarnya. Membaringkan diri. Arka menghela napas panjang melihat ekspresi Harumi. Ia membiarkan perempuan itu berlalu dihadapannya. Satu hal di satu waktu. Kepalanya hanya diisi dengan rencananya untuk membuat sup untuk istrinya itu.
***
Suara tangis dari Sada membangunkan Arka yang tertidur disampingnya. Ketika ia bangun, ia mendapati Sada sudah berada di tangan Harumi yang sedang menyusuinya. Ia tersenyum melihat wajah tenang Sada dalam pangkuan ibunya.
"Shh." Harumi berdesis, mengeluarkan suara untuk menyuruh suaminya itu diam. Wajahnya terlihat lelah dan memerah. Rambutnya yang biasanya hitam dan berkilau kini dipenuhi dengan keringat dan terlihat lepek. Sebagai seorang perempuan, ia bisa merasakan tubuhnya berantakan dari luar dan dalam.
Begitu Sada selesai menyusui, Harumi melepaskan eratan bayi perempuannya itu. Ia melihat kearah suaminya dengan wajah frustasi.
"Capek ya?" Harumi mengangguk atas pertanyaan Arka yang menurutnya tidak perlu jawaban.
"Kamu makan dulu yuk." Arka bergegas mengambil mangkuk sup ikan yang ia masak sebelum Harumi tertidur.
"Kamu harus makan yang hangat-hangat biar perut kamu juga hangat." Ujar Arka lagi sembari menyuapkan sendok nasi ke mulut Harumi.
Harumi bahkan belum membalas pesan dari mami Ena yang mengingatkannya tentang hal-hal yang harus dilakukan pada bayinya. Sebagai seorang kakak professional, ia tahu semua cara mengurus bayi. Tapi yang tidak ia tahu adalah bagaimana mengurus dirinya sendiri setelah melahirkan. Lebih tepatnya, ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan pada dirinya sendiri.
Ia menatap wajah Arka yang juga sama lelahnya dengan dirinya. Dulu sekali, setiap kali ibunya melahirkan, nenek selalu menjaga ibunya sepanjang malam setiap hari. Mengurus adiknya dan menyiapkan semua keperluan. Harumi tahu ia tidak membutuhkan hal itu, tapi ia tidak menyangka bahwa ia juga menginginkannya. Hanya dirinya dan Arka berdua di rumah dan mengurus semuanya membuatnya merasa kesulitan. Ia merasa bersalah pada suaminya, dan disaat bersamaan, ia membenci dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Branches Growing on the Earth as One [completed]
ChickLit愛は小出しにせよ - Ai wa kodashi ni seyo Love in small amounts. Harumi belum pernah merasakan tergila-gila dengan cinta, tapi ia pernah mendengar cara menjaga cinta agar bertahan lama adalah dengan sedikit demi sedikit mencintai. Katakan ia impulsive, tapi...