29

123 15 5
                                    

-Vote dulu yuk, biar ngga lupa nih, ehek.-

Suara dentingan sendok dan garpu memenuhi ruangan, Suga dan Jennie sedang makan malam bersama. Tidak ada percakapan diantara mereka berdua dan tidak ada yang membuka pembicaraan. Suga memakan makanannya dengan lahap, sedangkan Jennie hanya memain-mainkan sendoknya dan makanannya. Dia terlihat sedang memikirkan sesuatu, melihat hal itu Suga langsung bertanya kepadanya, "Jennie-ya, apa yang sedang kamu pikirkan?"

"E-eh? Tidak Oppa, tidak ada yang aku pikirkan." Jawab Jennie sambil tersenyum ragu. Seperti biasanya, Suga langsung to the point.

"Mwoga?"

"Umm... Aku ingin menanyakan tentang Somi, Jeon Somi." Kata Jennie tersenyum tipis dan melihat Suga dengan tatapan mendalam.

"Kapjagi?"

"Ne... Aku hanya ingin mengenalnya. Apakah Oppa mau menceritakannya?" Tanya Jennie dengan senyum yang awalnya tipis menjadi sedikit lebar. Sebenarnya, saat dia pergi ke kafe dekat universitasnya. Jennie tidak sengaja mendengar tentang Somi, daripada mendengar rumor yang beredar lebih baik dia menanyakannya kepada Suga.

"Itu masa lalu sih, tapi jika kamu ingin mendengarnya. Itu tidak masalah." Jelas Suga.

"Aku ingin mendengarnya." Kata Jennie yang langsung menaruh sendok dan garpunya.

***

/Side story of Jeon Somi/

Satu tahun yang lalu

24 Juli 2020, Ontario, Kanada

Waktu yang dituggu akhirnya datang juga, seorang yeoja berambut pirang bangun dari tidurnya. Dia mengambil kacamatanya di nakas dan memakainya, dunianya terasa jauh lebih jelas dan tidak buram. Somi segera pergi dan membawa kopernya lalu pergi ke halte bus terdekat dari rumahnya. Tidak terasa waktu berlalu begitu cepat, dia akan menjalani kehidupan baru dengan menjadi mahasiswi di universitas yang dia inginkan. Tapi... "Akankah dia baik-baik saja dan semua berjalan lancar?"

***

Dengan cepat Somi memasuki lobby dorm universitasnya dengan menarik koper bergambar hello kitty. Dia melihat sekitarnya, namun tidak lama kericuhan terjadi di sudut ruangan. Dia berjalan menuju keramaian dan mencoba berjingkat untuk melihatnya. "INFORMATION FOR NEW COLLEGE STUDENT". Dia berdesak-desakan dengan siswa-siswi lainnya, untung saja dia memiliki badan yang cukup tinggi dan ramping sehingga memudahkannya untuk melihat informasi tersebut. Somi melihat sebuah papan sambil membenarkan kacamatanya yang tadinya sempat tersenggol. Disana banyak sekali nama-nama beserta nomor kamar yang tercantum di papan. "Jeon Somi, kamar 303?"

Setelah mengetahui nomor kamarnya, Somi langsung pergi menuju kamar itu dan pertemuan pertamanya dengan Wendy dimulai. Dia berkenalan dan menjadi akrab dengannya, setiap hari mereka selalu berangkat dan pulang bersama. Suatu ketika, Somi sedang duduk di bangku taman dan seorang namja menghampirinya, "Hey, are you alone? May I sit besides you?"

Somi mempersilahkannya untuk duduk, setelah percakapan yang sedikit lama. Dia akhirnya mengetahui bahwa namanya adalah Vernon. Entah mengapa? Dia merasakan sesuatu perasaan yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Berbulan-bulan berlalu, di hari yang bersamaan dengan acara yang diselenggarakan universitas sesuatu terjadi. "Somi, I think I like you. Do you want to be my girlfriend?"

Momen yang mungkin ditunggu oleh para kebanyakan yeoja ketika jatuh cinta berubah menjadi kepahitan, "I'm sorry Vernon, I can't." Somi meninggalkan Vernon dan berniat untuk segera pulang ke dorm lebih awal. Namun tidak disangka, di malam yang sunyi dan senyap. Seseorang menariknya dan membungkam mulutnya dengan kain.

Setelah sadar, dia tidak bisa melihat apapun. Seseorang menutup matanya dengan kain. Dia mendengar seseorang mendekat dan tiba-tiba menyuruhnya untuk membuka mulutnya paksa lalu mencekokinya dengan air yang sudah dicampur dengan obat perangsang. Setelah itu, seseorang itu membuka penutup matanya dan Somi bisa melihat bahwa seseorang itu adalah Vernon. "Why you do this to me? Do I have do something wrong of you?"

Tidak butuh waktu yang lama, Somi menjadi orang yang berbeda dan tubuhnya bergejolak akibat reaksi obat yang sudah menyebar di seluruh tubuhnya. Malam yang seharusnya damai berakhir menjadi malam yang tragis dan menyedihkan.

Satu bulan, dua bulan. Somi berusaha untuk melupakan hal yang terjadi padanya. Sejujurnya dia merasa jijik dan marah pada dirinya sendiri. Akan tetapi, dia berusaha untuk berpikir tidak ada yang terjadi. Suatu hal mengejutkan, Somi berada di kamar mandi dan tiba-tiba dia terjatuh tidak bisa menahan beban tubuhnya. Dia menggigit bibirnya, dia ketakutan dan menangis di tengah malam. "What should I do? It's positive."

Sejak saat itu, dia pergi dari kampusnya dan teman-teman yang lainnya tidak mengetahui keberadaannya dimana. Everything is lost by any seconds.

***

Sehari berlalu setelah putusan hakim, Vernon mengajukan banding. Namun hal itu sia-sia karena pengajuan bandingnya ditolak mentah-mentah oleh hakim. Saat ini, dia hanya bisa meratapi nasibnya dan terus mengumpat di jeruji penjara.

"OH FUCK! FUCK!" Teriak Vernon kesal. Sudah seharian dia tidak tidur dan terus mengumpat.

"Hey Young Kiddos! It's eight in the morning. Why you're swearing all the time? What problems did you do until end up here?" Tanya salah satu tahanan disana. Vernon menghiraukan mereka dan berdiri lalu menyenderkan kepalanya ke jeruji besi.

"Hey bitch, answer me!"

"Shut the fuck up, I don't even know you." Kesal Vernon.

"You're alone bitch, you're friend is now free. Isn't that a betrayal? HAHA!" Tawa salah satu tahanan yang dilanjutkan oleh teman-temannya. Tahanan itu menghampiri Vernon dan menarik bajunya.

"FUCK OFF!" Kata Vernon sambil menatap mereka dengan tajam. Vernon melepaskan bajunya dengan paksa dan tiba-tiba dia memukul salah satu tahanan disana. Mereka berakhir ribut dan untungnya polisi disana segera menanganinya. "HEY HEY!!! DISPERSE!" (HEY HEY!!! BUBAR!)

Vernon akhirnya dipindahkan dan kini dia sendirian di jeruji besi itu. Dia benci hidupnya, tidak ada orang yang memperhatikannya. Dia sendirian tidak punya siapa-siapa. Sementara itu, Mark mengkhianatinya. Dia dibebaskan oleh uang. Hati Vernon sudah tidak berupa lagi dan menjadi serpihan kaca. Dia menangis sendirian. "Is there someone who still remembers me that I still exist?"

Pagi berganti menjadi siang, Vernon mengisi tenaganya dengan makan siang. Meskipun dia masih kesal dengan putusan hakim kemarin. Seorang polisi menghampirinya dan berkata kepadanya, "Vernon, there is someone who wants to talk with you."

Vernon mengacuhkanya dan melanjutkan makan siangnya. Polisi itu berkata kembali, "It's a young girl that wants to meet you and also there is a baby girl." Mendengar hal itu, Vernon langsung membeku dan perlahan menaruh alat makannya. Dia bingung dan berpikir, "A young girl and a baby girl?"

Setelah menaruh tempat makannya, dia langsung pergi ke ruangan untuk menemui seseorang itu. Saat dia membuka pintu dan melihatnya, dia sangat terkejut.

"Somi!? Jeon Somi?!"

-To be Continued-

Haloo, lama tidak berjumpa dengan Cel. Apa kabar kalian? Setelah setahun menghilang. Maaf... Kabar gembiranya adalah masa SMA ku sudah berakhir teman-teman. Di sela-sela menunggu waktu masuk kuliah akhirnya aku lanjutin nulisku lagi. Agak susah sih buat ceritanya, harus baca ulang dan juga mengingat plot yang sudah aku buat. Btw, semoga kalian suka ya. Jangan lupa vommentnya. Thank you!

Sekian...
Vomment? ❤️

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 26, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Just Focus On You || YOONIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang