16

369 83 25
                                    

-Vote dulu yuk, biar ngga lupa, ehek-

"Karena kita harus merencanakan sesuatu yang matang untuk menyelamatkan Jennie."

"Arrasso Hyung, HOAHMM... Aku mengantuk sekali. Aku pergi tidur dulu ne..." Kata Woo Zi sambil menguap.

"Ne, gomawo." Kata Suga sambil melihat ke arah Woo Zi.

"Ne-ne, berapa kali kamu harus berterimakasih denganku. Aku hanya membantumu, lagian Jennie adalah kakak iparku." Kata Woo Zi sambil menahan tawa melihat ekspresi Suga yang kaget karena ucapannya.

"M-mwo? Kamu bilang apa tadi?" Tanya Suga yang salah tingkah.

"Tidak lupakan, tidurlah. Besok kamu akan memikirkan stretegi kita." Kata Woo Zi dan dia pergi ke kamarnya untuk tidur.

"Kakak iparnya?" Pikir Suga sambil mengulang-ulang perkataan Woo Zi. "Benarkah dia mengatakan itu? Atau aku yang salah dengar." Pikir Suga. Tiba-tiba dia merasakan hawa panas di pipinya.

***

Hari sudah pagi, matahari mulai bersinar cerah. Suga bangun dari tidurnya dan dia langsung ke kamar Woo Zi. Dia melihat sepupunya masih tertidur pulas, Suga naik ke atas kasurnya dan menjadikan Woo Zi sebagai guling. "Hyungg... Pergilah..." Kata Woo Zi pelan sambil berusaha melepaskan pelukan Suga.

"Aku ingin memelukmu." Kata Suga.

"Hyung... Pergilah, aku mengantuk. Kamu sudah besar dan aku sudah besar tidak perlu berpelukan." Kata Woo Zi yang sudah mulai terbangun.

"Siroo..." Kata Suga.

"Hyung... Pergilah, aku tidak mau denganmu." Kata Woo Zi.

"YA! Kamu jahat sekali." Teriak Suga dan Woo Zi tertawa.

"Biarkan." Kata Woo Zi sambil tertawa terbahak-bahak.

"BUKK... CEPATLAH BANGUN JANGAN BERMALAS-MALASAN DI APARTEMENTKU." Kata Suga sambil melempar bantal ke arah Woo Zi.

Setelah beberapa menit beralu, Woo Zi keluar dari kamarnya dan pergi ke ruang tengah. Dia duduk di sebelah Suga. "Jadi apa rencanamu Hyung?" Tanya Woo Zi sambil melihat ke arah Suga.

"Entahlah, bagaimana denganmu?" Tanya Suga. Dia terus berpikir-pikir bagaimana caranya.

"Menurutku... Kamu harus memancing mereka terlebih dahulu. Ini sebagai plan A." Kata Woo Zi.

"Eotteoke?" Tanya Suga.

"Jadi, pertama Hyung harus mendatangi mereka di tempat yang sudah mereka bagikan. Lalu kamu harus memancing mereka."Kata Woo Zi.

"Tidak buruk. Lalu?" Kata Suga singkat.

"Kamu harus memancing mereka dan mengalihkan fokus mereka, kamu harus bisa mengalihkan mereka selama 30 menit. Setelah itu, aku akan datang dengan polisi. Wendy dan Chaenyeol akan ikut denganku untuk menenangkan Jennie." Kata Woo Zi.

"Tapi bukankah itu sangat berbahaya? Mereka bisa saja membahayakan Jennie karena bunyi dari sirine polisi." Kata Suga kepada Woo Zi.

"Tenang saja biarkan aku yang mengatur, sepupumu ini sudah mempelajari hal-hal seperti ini." Kata Woo Zi.

"Baiklah, jadi aku akan mengalihkan mereka selama 30 menit dan aku akan berusaha untuk bertahan selama itu?" Tanya Suga.

"Ne, Aku juga mempunyai plan B yang digunakan untuk cadangan. Kamu menuruti perkataan mereka dengan mengalihkan pembicaraan. Lalu aku akan menyusul ke tempatmu."

"Baiklah."

"Ah ya, satu lagi. Masukkan hpmu dikantong jaket dalam lalu kita akan saling berkomunikasi lewat telpon. Aku akan mute suaraku agar tidak terdengar oleh mereka. Jangan lupa untuk menyalakan rekaman suara, hal itu untuk memperkuat bukti." Jelas Woo Zi.

"Baiklah, aku akan melakukan itu." Kata Suga sambil mengangguk.

"Berhati-hatilah, aku tidak mau kamu kenapa-kenapa." Kata Woo Zi sambil menepuk punggung Suga. Mereka sudah membicarakan rencana mereka. Suga menghubungi Wendy untuk memberitahu rencananya. Woo Zi menjelaskan apa yang harus dilakukan Wendy nanti. Semua orang tidak boleh gegabah dalam mengambil keputusan.

***

Jennie terbangun dari tidurnya, dia merasa lelah dan pegal di seluruh badannya. Dia masih dalam kondisi terikat. Jennie melihat sekitar, tempat ini terlihat sepi, "Mereka kemana? Apakah ini kesempatanku untuk berusaha melepaskan ikatan ini?" Pikir Jennie.

Dia berusaha melepaskan ikatannya tetapi sangat susah. Mereka mengikatnya dengan kuat, dia masih tetap berusaha untuk melepaskan ikatannya, "Yes. Satu tanganku terlepas. Ah tinggal sedikit lagi, ppali Jennie. Kamu bisa melepaskan satu tanganmu lagi." Batin Jennie senang karena sudah berhasil melepaskan satu tangannya.

Tiba-tiba kedua orang itu masuk, Jennie langsung menyembunyikan satu tangannya yang sudah terlepas.

"Good Morning, Jennie-ya?" Tanya Vernon dengan smirknya.

"Kamu pasti sangat lapar sekali, aku membawakan makanan. Maafkan kami kemarin." Kata Mark sambil tersenyum.

"Aku akan melepaskan kain di mulutmu dengan syarat kamu tidak boleh berteriak, jika kamu melakukan itu, aku tidak segan-segan akan menyakitimu." Kata Vernon dengan nada mengancam. Jennie hanya bisa menganggukan kepalanya karena dia sangat ketakutan.

Vernon melepaskan kain di mulut Jennie, dia membukakan makanan untuknya. Jennie tidak mau membuka mulutnya karena dia tidak nafsu makan. Dia sangat ketakutan. "Jennie-ya, makanlah." Kata Vernon dengan nada halus dan Jennie masih tidak mau membuka mulutnya.

"JENNIE-YA MAKANLAH!!!" Bentak Vernon disamping Jennie. Jennie kaget dengan bentakan itu dengan spontan dia mengeluarkan air matanya. Dia membuka mulutnya disertai dengan ketakutan yang menghantuinya. Dia harus makan karena Vernon memaksanya.

"Yeoja baik, kamu harus makan jika tidak kamu akan sakit." Kata Vernon sambil tersenyum kepada Jennie.

"Vernon-a, aku tidak sabar Suga datang kesini." Kata Mark.

"KEKEKE, kamu dengar bukan. Suga akan pergi kesini hanya untuk menyelamatkanmu. Dia sudah terlanjur mencintaimu Jennie-ya." Kata Vernon sambil mengangkat dagu Jennie.

"Suga-ssi, jangan membahayakan dirimu hanya karena aku."

***

Sore hari telah tiba, Suga sudah mulai menyiapkan semua rencananya. Dia juga sudah berkoordinasi dengan Woo Zi, Wendy, dan Chaenyeol. Rencana mereka sudah siap 100%, Woo Zi juga sudah berkoordinasi juga dengan pihak kepolisian. Suga berada di ruang tengah bersama Woo Zi, dia menelpon Vernon.

Suga is Calling...

"Ya Vernon-a, berikan alamatmu."

"Baiklah."

*Bipp...

Suga mematikan telfonnya dan melihat pesan dari Vernon, "Down Street 9." Suga memberitahu lokasi yang mereka bagikan kepada Woo Zi, jarak apartemen Suga dengan lokasi yang mereka bagikan lumayan jauh. Suga harus bisa pintar-pintar dalam memanfaatkan waktu, jika tidak rencana yang mereka buat akan sia-sia.

Suga berangkat menggunakan mobilnya. Dia merasa khawatir kepada Jennie, dia harus bisa menyelamatkannya. Dia tidak mau kehilangan orang yang dia cintai untuk kedua kalinya. Suga mengebut untuk sampai lebih cepat.

Setelah 30 menit mengendarai mobil, Suga akhirnya sampai di tempat yang Vernon bagikan. Terlihat sebuah gedung yang gelap dan terlihat kosong dari luar. Suga mulai menelpon Woo Zi dan merekam telpon mereka. Suga memasukkannya ke dalam kantong jaket. Semoga saja rencana ini berhasil.

Suga masuk ke gedung itu dan dia membuka pintunya, dia masuk ke lorong yang gelap. Dia menemukan cahaya, Suga masuk ke ruangan itu dan Suga bertemu dengan Vernon dan Mark. Rupanya, mereka sudah menunggunya datang.

"VERNON-A MARK-YA."

-To Be Continue-

Hai semuanya... Maaf baru bisa up karena tugas sekolah bejibun, jadi baru bisa up sekarang. Terimakasih yang sudah mau menunggu. Gimana kabar kalian? Baik kan? Stay safe and healthy ya... Terimakasih yang udh, baca, vote, dan komen....

Vomment???

Thanks and love...   

Just Focus On You || YOONIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang