Chapter 3 - Breaking News

2.8K 299 2
                                    

Sembari menikmati sarapannya, Aisha menelepon asistennya.

Di salah satu hotel berbintang lima di Granville, Emma menggeliat dalam balutan selimut yang menutupi tubuh polosnya ketika ponselnya berbunyi. Tangannya terulur mengambil benda persegi panjang itu di atas nakas. Seraya mengubah posisinya memunggungi Louis, ia menjawab panggilan bosnya, menyapa dengan suara serak khas orang bangun tidur.

"Selamat pagi, Miss."

"Biar kutebak, semalam kau pasti bersenang-senang."

Emma tertawa mendengarnya. Semalam memang menjadi penutup hari yang panas untuknya.

Rupanya tawa renyah Emma barusan mengusik tidur nyenyak Louis. Pria berdarah Italia itu menggeliat. Sambil melenguh, ia memeluk Emma dengan posesif kemudian mencium belakang pundaknya. Menyatunya kulit mereka menghantarkan rasa hangat di tubuh kekarnya.

"Kau sangat nikmat."

Suara seksi Louis yang serak dan berat dapat didengar oleh Aisha. Emma bisa mendengar bosnya tertawa merdu.

Dengan wajah memerah, Emma menjauhkan ponselnya kemudian meletakkan ujung jari telunjuknya di depan bibir. "Aku sedang berbicara dengan Miss Aisha," katanya pelan, memberitahu Louis agar tidak mengucapkan kalimat vulgar secara gamblang.

"Oh, maafkan aku."

Louis meminta maaf karena telah mengganggu, tetapi tangannya malah menelusup memegang dada Emma dari balik selimut. Tangannya langsung terasa hangat begitu menangkup benda kenyal tanpa tulang tersebut. Emma diam saja saat tangan kekar Louis bermain di sana karena ia juga menikmatinya.

"Apa ada masalah sampai meneleponku sepagi ini?"

"Tidak, aku hanya ingin memberitahumu kalau semalam aku membawa pulang seorang gadis ke rumah."

Aisha mencelupkan croissant ke cokelat panasnya, memasukkan ke dalam mulutnya, lalu mengunyah pelan.

"Jangan bilang kalau kau menidurinya, Miss," kata Emma bergurau. Jangan salah, hubungan mereka sudah sangat dekat seperti seorang teman.

"Dan kenapa aku harus melakukannya?" Kening Aisha berkerut. Kenapa ia harus meniduri gadis yang tak dikenal. Bagaimana kalau terkena penyakit seksual menular? "Dia pingsan di depanku, makanya kubawa ke rumah. Aku hanya berniat menolongnya."

"Harusnya bicara begitu dari awal supaya aku tidak salah paham."

"Otakmu saja yang bermasalah." Aisha menyeruput cokelatnya. "Berhenti menonton film porno atau otakmu benar-benar akan rusak," imbuhnya membuat Emma terkekeh geli.

"Aku tidak bermaksud buruk. Apa salahnya memastikan?"

Aisha memutar matanya geli. "Aku akan matikan teleponnya. Kau pasti tahu kebiasaan laki-laki di pagi hari, mungkin Louis membutuhkan bantuanmu."

Morning wood.

Emma tertawa. Hormon laki-laki akan meningkat di pagi hari. Sejak tadi ia sudah merasakan milik Louis di bawah sana siap untuk bertempur lagi.

Aisha menaruh ponselnya setelah memutuskan panggilannya dengan Emma. Kebetulan sekali Clarissa meletakkan buah-buahan di atas meja. Jadi Aisha menanyakan kondisi gadis yang ia temukan semalam.

"Apa dia sudah bangun?"

Clarissa menggeleng. "Belum, Miss, dia masih tertidur."

Aisha mengangguk. Mengerti karena mengingat kondisi gadis itu yang terlihat sangat buruk. "Aku akan melihatnya nanti." Lalu melanjutkan sarapannya.

Dalam balutan selimut tebal nan harum, Gratia tidur meringkuk seperti anak kucing yang kehilangan induknya. Tumben sekali kasurnya terasa sangat empuk seperti berada di atas awan.

She and Her Sexy CEO (KaryaKarsa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang