Chapter 9 - Honeymoon

3.1K 138 1
                                    

“Akhirnya bisa ke sini!” teriak Gratia kegirangan begitu menginjakkan kaki di pesisir pantai.

Mereka mendarat di private island yang sudah dipesan oleh Aisha selama tiga hari. Melihat perempuan—yang beranjak dewasa—di depannya melonjak-lonjak bak seorang anak kecil membuatnya tersenyum geli. Di saat yang bersamaan, ia juga merasa lega jika gadis itu menikmati liburan mereka. Meski di pulau tersebut hanya ada mereka berdua.

“Tapi, kenapa sepi sekali?”

Akhirnya Gratia menyadarinya.

Aisha mengusap-usap kepalanya gemas. “Namanya juga private island. Hanya ada kita berdua di tempat ini.”

“Eh?” Gratia terkaget. “Kenapa?”

“Aku butuh ketenangan.”

Sambil menggandeng tangan Gratia, Aisha berjalan menuju rumah apung di tengah laut yang akan mereka tempati.

“Di sini memang sepi. Tapi itu bagus karena kita bisa melakukan apapun yang kita suka tanpa terganggu oleh kehadiran orang lain,” kata Aisha, membuka pintu rumah penginapan mereka yang terbuat dari kayu.

“Memangnya kita mau melakukan apa?” tanya Gratia heran saat sampai di depan pintu kamar.

“Aku pikir kau ingin melakukan sesuatu yang dilakukan oleh pasangan yang sudah menikah.” Aisha membuka pintu dan menunjukkan kamar mereka yang didesain romantis dengan taburan bunga mawar.

Gratia mematung melihatnya.

“Aku sudah terlanjur bilang kepada pengurus di sini kalau aku ingin berbulan madu bersama istriku.” Aisha melanjutkan. “Jadi mereka memberikan paket spesial untuk kita.”

Tidak mungkin.

Ia tidak memiliki kesiapan untuk melakukan itu dengan Aisha.

“Kita tidak perlu melakukannya kalau kau tidak mau,” balas Gratia di sela-sela rasa gugupnya. “Aku tidak ingin memaksamu.” Meskipun aku ingin—tapi, hei! Siapa yang tidak menginginkannya? Maksudku, dia idolaku. Wanita yang selama ini aku kagumi—jadi—ugh!

Hati Gratia bimbang.

Ia ingin. Tapi bukan berarti ia akan memanfaatkan Aisha hanya karena wanita itu menuruti permintaannya. Jika memang hal itu terjadi, maka biarlah atas kemauan Aisha sendiri.

“Oke.” Aisha melepaskan genggaman tangannya, berjalan menuju tempat tidur dan duduk di sana.

Benar, kan?

Gratia tahu Aisha tidak menginginkannya.

“Aku ingin membuatmu senang,” ujar Aisha tersenyum. “Tidak apa-apa jika kau memang menginginkannya. Aku akan berusa—”

“Tidak perlu,” potong Gratia cepat. Jantungnya memburu. Ia ingin segera mengakhiri perbincangan yang mendebarkan ini.

“Baiklah.” Aisha mengangguk. “Jangan malu untuk memintanya. Aku istrimu,” imbuhnya seraya tersenyum.

Gratia hanya menganggukkan kepalanya cepat sebagai jawaban.

Baca selengkapnya chapter 9 dan 10 di KaryaKarsa atau klik link di bio :)

She and Her Sexy CEO (KaryaKarsa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang