Chapter 15 - Intimate

1.6K 82 0
                                    

Berita baik yang disampaikan Maura menjadi hadiah terindah untuk Aisha. Kenapa bukan Gratia padahal ia yang ulangtahun? Karena Aisha lah yang sangat menginginkannya. Berhasilnya program penyatuan sel telurnya dengan sperma milik Allen seperti membuka gerbang kehidupan baru untuknya.

Dan untuk itu, Gratia siap atau tidak harus mengandung dalam waktu dekat. Menjadi ibu pengganti.

Memikirkannya membuat hatinya tak tenang.

Alhasil kedua matanya sulit terpejam. Membayangkan uang 20 juta dolar yang nanti akan ia dapatkan tetap tak dapat membuatnya terlelap.

Gratia menghela napas gusar bersamaan dengan suara ketukan pintu di kamarnya. Apa Aisha juga belum tidur?

Ia menyibak selimut, beranjak dari tempat tidur untuk membuka pintu. Aisha berdiri mengenakan gaun tidurnya berbahan satin yang lembut.

Gratia terpukau untuk sesaat.

Seksi ...

”Kau belum tidur?” Aisha tersenyum canggung karena merasa telah membangunkan Gratia jam sebelas malam.

“Kau juga belum tidur,” balas Gratia tak menjawab pertanyaannya.

Aisha terkekeh, “Boleh aku tidur denganmu?”

Gratia tersenyum, ”Bukankah kau bilang aku tak bisa menolak karena ini rumahmu?”

Aisha melenguh malu mengingat teringat kejadian di malam saat ia mabuk gara-gara menerima ajakan Maura untuk pergi ke bar. Ia minum cukup banyak.

“Waktu itu aku sedang mabuk. Maaf,” ujarnya menyesal. Melangkah ke dalam saat Gratia membukakan pintu lebih lebar mempersilakannya masuk.

“Dan kau? Apa yang membuatmu tidak bisa tidur?” Aisha duduk di tepi ranjang memperhatikan istrinya berjalan memutar dan naik ke atas ranjang. “Merasa gugup?”

“Sama seperti apa yang kau rasakan,” jawab Gratia seraya bergelung di balik selimut.

Aisha ikut masuk ke dalam selimut. Membuat dirinya nyaman tidur di samping Gratia. “Jantungku terus berdebar,” ujarnya. “Aku merasa kebahagiaan ini akan membuat jantungku meledak.”

Gratia tertawa mendengar kiasan hiperbola tersebut. “Kau terlalu berlebihan.” Kemudian tersenyum lembut. “Tapi aku senang jika itu membuatmu bahagia.”

”Ya ...” Aisha terkekeh. “Empat bulan. Aku tidak cukup beruntung karena kualitas sel telurku sudah menurun. Faktor usia,” ucapnya meringis mengucapkan kalimat terakhir.

Gratia mengangguk membenarkan. Memang menurut penelitian, wanita yang berusia di atas 35 tahun, mengalami penurunan kualitas sel telur yang membuat mereka susah hamil. Dan kalau tidak salah ingat, usia Aisha sudah melewati itu.

“Berapa usiamu sekarang?” tanya Gratia mengerutkan kening.

“Kau bilang kau tahu semua tentangku.”

Aisha tersenyum miring bermaksud untuk bercanda.

“Aku ingat kau lahir tahun 1987.”

“Lima bulan lagi ulangtahunku yang ke tiga puluh enam.”

Gratia termenung. “Empat tahun kemudian kau berusia empat puluh.”

“Benar.” Aisha tertawa kecil. Mengecup bibirnya dengan gemas. “Saat anak kita SMP, aku sudah berusia setengah abad,” guraunya tertawa lagi.

Menurutnya ia baru saja melontarkan lelucon. Tapi kenapa Gratia sama sekali tidak tertawa.

“Kau baik-baik saja?” Aisha menatapnya cemas karena tiba-tiba istrinya mematung dengan tatapan lurus ke arahnya.

Baca selengkapnya chapter 15 sampai 18 di KaryaKarsa atau klik link di bio :)

She and Her Sexy CEO (KaryaKarsa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang