Gratia memalingkan wajahnya enggan melihat Aisha melepas semua pakaiannya. Barulah ia menoleh saat mendengar suara langkah kaki di dalam air. Aisha sudah berada di dalam kolam. Dan semua pakaiannya di tinggalkan di sebelah kakinya.
Ia menelan ludah melihatnya. Kemudian mendongak ketika Aisha memanggilnya.
“Kemarilah. Sekalian ambil ponselku, kita makan malam di kamar saja.”
Gratia merapikan pakaian Aisha dan menaruhnya di atas kasur sebelum melepas pakaiannya sendiri dan hanya menyisakan pakaian dalamnya.
Ia mengambil benda persegi itu di saku jaket Aisha lalu menyerahkannya seraya duduk di tepi kolam. Kakinya langsung terasa hangat begitu ia memasukkannya ke dalam. Beruntungnya mereka tidak datang pada bulan terdingin di Yunani.
“Kau tidak mau ikut berendam?” tanya Aisha menatapnya sebelum menelepon pihak hotel.
Gratia menggeleng pelan. “Nanti saja.” Kemudian memperhatikan bibirnya bergerak. Satu menit kemudian Aisha menaruh ponselnya di tepi kolam. Tersenyum lembut ke arahnya.
“Masih merasa tidak nyaman?”
“Mungkin?” Gratia memberikan jawaban ambigu.
Aisha ber-hum. “Aku yakin kau pernah melihat tubuh polosku di majalah.”
“Kau pernah melakukannya?” Gratia terkejut sekaligus terperangah.
“Tentu saja tidak!” Aisha memercikan air ke wajahnya dan tertawa renyah. “Aku bukan bintang porno.”
Gratia ikut tertawa sambil mengelap air di wajahnya. “Sayang sekali. Aku pasti akan menjadi pembeli pertama.”
Aisha tertawa lagi. “Dulu pernah ada agen yang menawariku. Tapi ku tolak karena harga diriku jauh lebih penting. Lebih baik aku makan selembar roti daripada telanjang di depan kamera.”
“Aku tahu menjadi model tidak semudah yang dilihat. Orang-orang beranggapan kalian hanya berpose lalu mendapatkan uang. Tapi aku tahu rahasia gelap di baliknya karena dulu cita-citaku juga menjadi model.”
“Dulu?” Aisha mendekat dan melipat kedua tangan di atas pahanya. Mendongak untuk menatap mata istrinya. “Apa yang membuatmu tidak jadi melakukannya?”
“Alam semesta tidak berpihak padaku.” Gratia terkekeh. “Aku tidak secantik dirimu. Tinggi badanku juga di bawah rata-rata. Dan aku tidak suka diet.”
“Alasan terakhirmu lebih masuk akal,” kata Aisha tertawa membuatnya terkekeh. “Kau cantik. Dan sebenarnya tinggi badan tidak terlalu penting di dunia permodelan. Di luar sana banyak sekali orang Asia yang menjadi model profesional. Tapi aku bersyukur kau tidak jadi melakukannya.”
“Uh'hum...” Gratia menganggukkan kepalanya, tersenyum simpul. “Aku memang tidak menjadi model. Tapi menjadi istri seorang model yang super terkenal.”
Aisha tertawa mendengar pujian tersebut. Lalu tanpa aba-aba, ia menarik pergelangan tangan Gratia membuat perempuan itu jatuh menimpanya. Tawanya berubah semakin kencang.
“Bagaimana kau bisa sekuat ini?” Gratia tertawa dengan kondisi basah kuyup. “Waktu itu juga kau pernah menggendongku, kan?”
“Olahraga? Jika itu masuk akal.” Aisha mengangkat sebelah alisnya berlagak sombong membuatnya seketika mendengus geli.
“Narsis.”
Baca selengkapnya chapter 30 dan 31 di KaryaKarsa atau klik link di bio :)
KAMU SEDANG MEMBACA
She and Her Sexy CEO (KaryaKarsa)
RomansaAisha Tyler, wanita gila kerja yang lebih bergairah dengan uang daripada cinta. Memiliki obsesi pada kekayaan lantaran trauma menjadi orang miskin saat masih kecil. Hingga diusianya yang ke-35 tahun, dirinya belum juga berkeinginan untuk mencari pas...