"Dia itu kenapa? Apa Tante itu memang Psychopath?" tanya Laura pada Albert.
"Dia memang gila, ah, sepertinya aku harus segera kembali ke rumah," ucap Albert lesu.
Laura memandangi Albert dengan tatapan sedih. Albert menyadari raut wajah Laura. Ia tersenyum. "Aku akan datang lagi ke sini, tenang saja."
Albert melangkah pergi. Meninggalkan Laura seorang diri. Laura melayang dan menggerakan tangannya. Membersihkan rumahnya yang kacau, karena amukan mons--wanita itu.
"Hey? Ada masalah apa di sini?" tanya Rendo. Ia selalu saja muncul mendadak.
"Ah, hanya masalah kecil," elak Laura.
"Kau tidak apa-apa 'kan? Aku merasakan firasat buruk tadi," ucap Rendo. Raut wajahnya berubah khawatir.
Laura menatap Rendo datar. "Aku hanya keracunan."
Rendo memincingkan matanya, "Siapa yang melakukannya?"
"Istri Ayahku," jawab Laura. Ia melangkah masuk ke dalam rumah. Diikuti Rendo di belakangnya.
"Wow, apa dia seorang Psychopath?" tanya Rendo.
"Sepertinya," Laura mengembangkan senyumannya,"Addy bersyukur aku bukan manusia lagi, karena aku tidak akan mati."
"Kau beneran tidak bisa mati?" tanya Rendo penasaran.
"Racun dan penyakit manusia, tidak akan membuatku mati, kecuali memang racun yang di beri mantra," jelas Laura.
Rendo menatap Laura. "Aku senang kau tidak apa-apa."
Laura menatap Rendo datar. "Kau tidak mempunyai perasaan aneh padaku 'kan?"
Rendo terdiam di tempat. "Kenapa kau bertanya begitu?"
"Habisnya, aku tersenyum hanya kepada Addy dan kepada dirimu," jawab Laura cuek. Padahal, Laura menahan wajahnya yang akan berubah warna.
"Aku juga," sahut Rendo.
"Hubungan kita seperti apa ya?" tanya Laura.
"Kau mau seperti apa?" tanya Rendo.
Laura menatap Rendo datar. Ia melangkah pergi menuju dapur, meninggalkan Rendo. "Aku tidak tahu, aku Malaikat Kematian," ucapnya kepada dirinya sendiri.
"Kau mau ke rumahku?" tawar Rendo.
"Untuk apa?" tanya Laura dengan wajah datarnya.
"Aku ingin menunjukan sesuatu," ucap Rendo. Ia tersenyum dan mengenggam erat tangan Laura. Rendo mulai bergumam membaca mantra.
Beberapa detik kemudian, mereka berdua sudah berada di rumah Rendo. Rendo menggumamkan sedikit mantra lagi. Rumahnya berubah menjadi rumah penyihir. Penuh dengan buku-buku kuno.
"Aku tertarik dengan ini, dan aku bisa melakukannya," ucap Rendo. Ia tersenyum puas.
"Cukup keren," puji Laura. Reno tersenyum. Ia menatap Laura yang sedang menatap rumahnya itu.
Ponsel Rendo bergetar. Ia dengan cepat mengangkat ponselnya.
"Halo ...."
" .... "
"Apa? Sekarang?"
" .... "
"Menganggu saja!"
Rendo mematikan ponselnya. Ia kembali menatap Laura. "A-aku ada tugas, kamu mau ikut?"
Laura menaikan satu alisnya. "Apa boleh?"
"Tentu boleh," jawab Rendo. Tangannya sudsh mengenggam tangan Laura kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Laura Melody
ParanormalAku hanyalah seorang gadis bodoh yang percaya bahwa Melodi Kematian akan membawaku pada kebahagiaan. Namun yang terjadi, bukanlah seperti yang aku harapkan. [B E S T R A N K : #2 in Paranormal] P.s: Karya lama banget, belum revisi pula.