36. ANCAMAN

902 43 25
                                    

"Aku kan bertahan meski sulit rasanya tapi ingat aku tidak semudah itu untuk menyerah"
-Revan Giavano Wilson-

"Nikmati apa saja yang terjadi saat ini di kehidupanmu meskipun kau tahu walau itu semua hanya sesaat"
-Clara Queensha-

Jangan lupa vote&comment🤍

Jangan lupa vote&comment🤍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

36. ANCAMAN

Setelah mengantar Zella, Revan langsung bergegas ke tempat Clara. Ia melihat Clara sudah berpakaian rapi sedang menunggu di teras rumahnya "Cantik banget lagi nungguin siapa?"

Clara yang melihatnya pun ikut tersenyum "Kok lama Van?"

"Ada urusan tadi, kita pergi?" Clara mengangguk kemudian ia masuk ke dalam mobil Revan.

Sepanjang jalan mereka asik bertukar candaan dan saling mengobrol juga, suasana yang benar-benar hangat. Sangat berbeda dengan suasana yang Revan dapatkan bersama Zella. Entahlah tapi melihat kepribadian dari kedua gadis ini, Revan bisa langsung merasakan kalau mereka berdua benar-benar berbeda.

Zella yang lebih suka bertengkar dan melawan semua hal jika hal tersebut tidak cocok terhadap dirinya sedangkan Clara lebih memilih berdamai dengan keadaan, ya seperti ia lebih pasrah dengan apa yang terjadi.

"Kamu kenapa natap aku gitu banget sih? Lihat ke depan Revan entar nabrak orang gimana?" Siapa yang tidak salting sedari tadi ia terus dilirik-lirik oleh sang pacar.

Revan tersadar, apa yang dipikirkannya kenapa saat bersama Clara ia malah memikirkan Zella "Ga Van lo fokus ke Clara seorang doang, ga boleh mikir yang lain" Batinnya.

"Kamu cantiknya kelewatan sih."

"Apasih aneh banget, dandan aja aku seadanya Van cantik dari mananya" Ucap Clara.

Satu hal yang bikin Revan makin terpikat terhadap gadis ini adalah kesederhanaannya. Disaat semua perempuan berlomba-lomba untuk berdandan secantik-cantiknya tetapi Clara hanya tampil biasa saja.

Banyak hal yang tidak bisa dideskripsikan terhadap Clara. Mulai dari perasaan, kekaguman, kenyamanan, dan rasa sayang yang sangat besar terhadap gadis tersebut. Clara adalah dunianya dan begitupun sebaliknya. Jika orang sekitar menganggap Clara sebagai perempuan yang dingin dan susah untuk didekati, berbeda dengan Revan. Walaupun awalnya ia ragu tapi ia tetap mengejarnya dan sampai jatuh ke genggamannya.

****

"Senin lagi senin lagi" Ucap Jenny.

Hal apa lagi yang paling dibenci hari senin selain upacara bendera? "Ih bau banget! Masih pagi juga, pake deodorant dong" Ucap Sherly dengan frontal. Semua murid yang sedang menghormat langsung menatap sinis Sherly.

"Apasih gue ngomong bener kok!"

"Sher lo diliatin Pak Yanto!" Bisik Jenny.

OUR STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang