Hal yang tak pernah dipikirkan oleh Revan Giavano Wilson. Dijodohkan di saat ia masih duduk di bangku SMA.
Revan berposisi sebagai ketua dari geng ternama yaitu GASKAR. Sampai saat ini Revan masih berpacaran dengan Clara Queensha. Dan mana mungkin...
"Walaupun kita menentang keras jalan hidup ini kalau ini semua adalah takdir kita tidak bisa apa-apa selain menjalankannya" -Revan Giavano Wilson-
Jangan lupa vote&comment💕
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
8. SETUJU
Upacara bendera sudah selesai membuat semua murid bermasukan ke kelas masing-masing untuk jam pelajaran kedua.
"Lo dari tadi murung terus emangnya kenapa?" Tanya Dara. Hari ini Zella tidak seperti biasanya. Dari tadi ia hanya diam dan seperti memikirkan sesuatu.
"Enggak ada kok."
"Zel. Lo kalau ada masalah cerita jangan di pendam. Emangnya lo gak nganggap gue teman lo?"
Zella menatap sendu Dara "Bukan gitu Dar. Gue belum siap cerita itu doang."
Dara mengerti. Setiap orang pasti memiliki masalah masing-masing. Zella belum siap cerita kepadanya. Ia tidak akan memaksa, ia harus menghargai privasi Zella.
"Oke kalau lo belum siap cerita gue gak maksa. Tapi lo harus tau Zel, gue selalu ada untuk lo bukan gue doang tapi Sherly dan Jenny juga" Ucap Dara tersenyum.
"Makasih Dar."
****
Berjalan menelusuri lorong adalah hobby Revan ketika selesai upacara. Tetapi sekarang berbeda. Jika dulu Revan bersama Clara sekarang tidak ia hanya sendiri.
Revan menyipitkan matanya ketika melihat seorang gadis sedang duduk di bangku dekat tangga menuju lantai atas.
"Gak masuk kelas?" Tanyanya kepada gadis tersebut.
Zella menoleh melihat Revan berdiri di depannya "Punya matakan? Udah lihat gue duduk disini malah nanya gik misik kilis" Ucap Zella sinis.
Revan langsung duduk di samping Zella "Eh ngapain lo disini! Pergi gak!" Usir Zella.
"Emang nih bangku hak paten lo?"
"Terserah!" Ucap Zella judes dengan muka masamnya.
"Gue tau lo mikirin apa" Ucap Revan.
Tidak ada satupun murid yang berlalu lalang di depan mereka sehingga membuat suasana terasa sunyi.
Zella menghembuskan nafasnya pelan "Gue gak tau harus berbuat apa."
"Terima aja" Ucap Revan enteng.
"Dih enggak mau gue."
"Terus aja lo bergelut sama pikiran lo sendiri. Dasar batu!"
"Gue mau nanya deh" Tanya Zella serius ke Revan.
"Hmm."
"Lo kenapa nerima perjodohan ini?" Tanya Zella membuat satu alis Revan naik.