Hal yang tak pernah dipikirkan oleh Revan Giavano Wilson. Dijodohkan di saat ia masih duduk di bangku SMA.
Revan berposisi sebagai ketua dari geng ternama yaitu GASKAR. Sampai saat ini Revan masih berpacaran dengan Clara Queensha. Dan mana mungkin...
"Perasaan ini muncul begitu saja dan sangat menyiksa diriku" -Sania Grizella Caledonia-
Jangan lupa vote&comment🤍
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
35. ABOUT ME
Tok tok tok
"Masuk" Ucap Zella dan melihat Revan mulai masuk ke kamarnya.
Revan menyerngitkan dahinya ketika melihat Zella ingin membentangkan kasur di lantai "Siapa yang tidur di bawah?"
"Kan lo."
"Gue? Enak banget, suami datang malah di suruh tidur di bawah" Revan berjalan melalui Zella dan mulai menjatuhkan badannya ke kasur Zella.
Zella menghelakan nafasnya "Gak! Gak! Awas lo, gak bakalan gue biarin lo nidurin kasur kesayangan gue" Zella menarik-narik kaki Revan.
"Brisik lo!" Revan menghentakkan kakinya kemudian ia memejamkan matanya.
Sekali batu tetap batu, itulah Revan. Ia tidak akan mungkin mengalah begitu saja. Mau tak mau Zella mengalah, jika saja energinya masih ada Zella tidak mungkin mengalah seperti ini. Hanya saja hari ini ia malas bertengkar.
Revan mengintip Zella membawa bantal dan selimut, hendak keluar Revan bersuara "Lo tidur diluar bakal memperkeruh suasana Zel" Ucapnya lalu membalikkan posisi badannya menghadap jendela.
"Gue gak bakalan macem-macem. Tidur di kasur gih, dingin Zel kalau ada yang di bawah. Jangan memperumit keadaan" Katanya yang telah memejamkan matanya.
"Gue memperumit keadaan? Gak salah dengar? Emang lo tuh ya gak pernah sadar."
Revan membuka matanya dan bangun dari tidurnya "Maksud lo?" Tanyanya pada Zella.
"Emang benar ya, laki-laki itu mudah banget ngelupain salahnya. Baru juga sehari udah lupa aja" Zella berujar sembari membenahi barang-barangnya.
"Kalau ngomong yang jelas" Zella tidak mengubrisnya dan tetap membelakangi Revan. Menatap muka pria tersebut sama saja membuat dirinya darah tinggi.
Langsung saja Revan menarik kasar tangan Zella agar menghadap ke dirinya "Lo kenapa sih?"
Tetap saja Zella tidak menjawabnya. Dan sekarang posisi mereka hanya berjarak beberapa senti. Zella menatap malas mata pria tersebut. Cukup lama mata mereka beradu dan tidak ada yang bicara beberapa detik. Revan melepaskan cekalan tangannya.
"Terus lo ngapain pulang ke rumah orang tua lo?"
"Menurut lo?"
Revan terdiam. Memang benar katanya sesuatu yang paling susah dipahami adalah sifat perempuan "Gue salah apa sih Zel. Sampai lo diem kek gini."
"Gue mau tidur" Zella mengambil posisi tidur tempat Revan semula.
Revan pun ikut tidur di samping Zella, cukup canggung karena ini pertama kalinya mereka seranjang. Ia melirik Zella yang membelakanginya sedangkan dirinya menatap langit-langit kamar.