🦋 - dare

229 28 0
                                    

Sekarang, mereka berdua sedang mencicipi kue ulang tahun milik Lily, bahkan mereka sedang berbincang di pinggiran kolam renang.

“Kau terlihat sangat cantik malam ini,” ucap Jaysen.

Sontak membuat Niki melotot dan tak sengaja mengotori sudut bibirnya dengan krim kue.

“Kau membalasku?” tanya Niki tak terima.

“Kau pikir aku tak mendengar pujianmu tadi? Eum.. Apakah kau.. H word?” tanya Jaysen yang langsung mendapat pukulan dari Niki.

“Aku masih... Yeaa.. Masih...” ucap Niki terpotong-potong.

“Yang benar? Shit! Sepertinya kita cocok satu sama lain,” ujar Jaysen.

Niki menggeleng, “Tidak dan tidak akan hahaha,” jawab Niki.

Jaysen hanya tersenyum menatap Niki menyelesaikan suapan terakhirnya, gadis itu menatap ke arah Sergio yang sedang berbincang dengan teman-temannya.

“Sudah berapa lama kalian pacaran?” tanya Jaysen tiba-tiba.

“Eum.. Kita tidak memiliki hubungan yang pasti karena.. Dia tidak mau meresmikannya, aku tau karena dia masih ingin mendekati gadis-gadis lain,” jawab Niki sembari melihat ke arah air kolam renang.

“Ya, dia orangnya memang seperti itu, sedari SMA,” ungkap Jaysen.

“Kalian teman sekolah dulunya?” tanya Niki.

Jaysen mengangguk, “Hanya teman, sampai di semester satu seolah aku ingin menyainginya, dulu kita pernah berebut seorang gadis yang sama,”

“Ah.. Aku ingat dia Elena?” tanya Niki.

“Ya.. Sayangnya akibat kanker merenggut nyawanya, dan lagi-lagi yang menang Sergio,”

“Kau sedih ketika Elena tiada?” tanya Niki.

“Tidak, karena aku akan menyusulnya, maksutku.. Semua orang akan mati, mengapa aku harus menangisi orang yang tiada sedangkan aku juga akan tiada,” jelas Jaysen.

Niki sedikit menyenggol lengan Jaysen, “Hei.. Perkataanmu terlalu dalam,”

“Sorry.. Jadi bagaimana, apa yang terjadi ketika di jembatan?” tanya Jaysen menatap Niki.

Niki langsung terdiam dan sedikit kikuk, “Kakakku.. Meninggal di sana,”

Jaysen langsung sedih seolah merasa bersalah harus bertanya seperti itu pada Niki, “Maaf.. Maaf aku tidak tahu..”

“Tidak apa, itu sudah lama, sedari aku semester satu, dulu aku sangat tidak terlihat ya di kampus, semenjak ada Sergio aku menjadi sedikit dikenal,”

“Aku mengenalmu sejak ospek,” ungkap Jaysen.

“Kau mengenakan turtleneck berwarna putih dan rok bunga.. matahari berwarna ungu, rambutmu dicepol dengan sedikit poni didahimu, aku dulu sangat mengamati rok mu, itu corak bunga matahari mengapa harus berwarna ungu? Sampai saat ini Hugo sedang menunggu kau mengenakan rok mu itu lagi,” jelas Jaysen membuat Niki menganga mendengar penjelasan pria tersebut.

“Kau sangat mengingatnya dengan jelas dan detail? Hey kau dan Hugo seorang mata-mata ya?” tuduh Niki yang membuat Jaysen tertawa.

Tanpa sadar obrolan kedua insan yang tidak pernah berpikiran itu menjadi teman itu dilihat dari kejauhan oleh Sergio, pria itu sangatlah marah hingga permainan terakhir mereka yakni truth or dare.

“Aku.. Dare saja,” ucap Sergio pada teman-temannya.

“Woaahhh.. Itu yang kita tunggu!” ujar Mike berteriak.

“Cium Cassie sekarang!” ucap Katty membuat mereka yang ikut bermain berteriak histeris.

Cassie malu dan menolak secara halus dare tersebut.

“Sergio ada Niki,” ujar Mike dan tidak ditanggapi oleh lainnya.

“Okeii..” kemudian diraihnya tangan Cassie oleh Sergio, pria itu membawa Cassie untuk berdiri dan lebih mendekat ke pinggir kolam renang agar semakin terlihat oleh Niki dan Jaysen.

Tidak membutuhkan waktu lama Sergio langsung mencium bibir Cassie, tidak ada penolakan di antara mereka berdua.

Rencana Sergio sukses, kini Niki nampak terbelalak kaget.

all the bright places ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang