🦋 - sagitarius

138 23 0
                                    

Sergio menyelimuti tubuh Nicole menggunakan jaket berwarna merah ala vintage nya, ia berjalan bersama gadis itu sembari merengkuh tubuh Nicole seperti akan rapuh, menangisi sosok yang hampir satu minggu sama sekali tidak terlihat dan tidak memberikan jawaban akan kebingungan Nicole.

Ada Cassandra dan Michael yang berlari menyusul Sergio dan Nicole, posisi mereka berempat kini di depan rumah Cassie, tepatnya di pinggir jalanan yang sepi. “Kenapa tadi? Nicole are u okay?” bingung Cassie kemudian memeluk Nicole dan Sergio melepaskan rengkuhannya.

“Katakan dengan jujur Mike, kau tau dimana Jaysen sekarang?” tanya Sergio tegas.

Mike menggeleng dengan percaya diri, ada semburat menyesal karena Nicole benar mencari pemuda itu, “Walaupun sejak kemarin aku selalu bersama teman-temannya, tapi aku sama sekali tidak diberitahu, Gi,” jawab Mike.

“Sergio, antar pulang Niki ya,” pinta Cassie kemudian dibalas anggukan oleh Gio.

Kemudian Niki benar menaiki mobil Sergio dengan pemuda itu sudah siap untuk menanjak gasnya, di tengah perjalanan dengan kecepatan mobil yang sangat pelan karena sepi, Sergio beberapa kali melirik ke arah gadis itu yang tetap diam termenung tanpa mengeluarkan sepatah kata.

Kemudian tidak membutuhkan waktu lama, Sergio berhasil mengantar pulang Nicole tepat di depan rumahnya, pemuda tampan itu menghela nafas karena melihat keadaan Nicole yang kacau, padahal tadi gadis itu sempat berdansa, sangat happy di pesta, sekarang tiba-tiba langsung murung terbelenggu akan kesediha.

“Nicole, mau sampai kapan kau seperti ini?” tanya Sergio lembut.

“Gio, kau tau dimana Jaysen?” tanya Niki tanpa membalas pertanyaan pemuda itu.

Sergio menggeleng dengan perasaan menyesal, “Sayangnya tidak, aku bersumpah Niki, jika aku mengetahui dimana Jaysen sekarang, aku akan membawamu langsung ke sana,”

Nicole tersenyum sembari menunduk, ia mengelap sisa air matanya menggunakan jaket ala vintage milik pemuda itu, “Sergio maaf dan terima kasih,” ujar Niki.

Sergio menggenggam erat tangan Niki, karena sejak kejadian mereka berbincang di dekat danau destiny house, Niki memang sudah menolaknya. Niki benar-benar tidak terlena akan pengakuan cinta tulus dari Sergio, karena Niki sudah bertekad akan memilih Jaysen yang selama ini membantunya untuk bangkit kembali menemukan semangat hidupnya.

“Tidak apa, ini konsekuensi setelah apa yang kuperbuat dahulu ketika bersamamu,” jawab Sergio.

“Kau tau, Katarina adik tingkat kita, dia sangat cocok denganmu, bisakah kau memacarinya saja? Dia cantik, pintar, atlit, berbakat, famous, daripada kau harus memacari Cassandra, dia cerewet dan jorok hahaha,” ujar Niki dengan maksud bercanda tetapi respon Sergio datar dengan tetap menatap kedua ain Niki dalam-dalam.

Sergio menggeleng, “Tidak keduanya, aku bisa memilih pilihanku sendiri,”

Niki mengendurkan senyumnya, gadis itu tau bahwa Sergio tetap memilihnya tetapi entah. Jujur saja, wanita mana yang tidak menaksir Sergio Mauve? Niki salah satunya, dia mencintai pemuda yang sudah ia taksir sejak awal, tetapi entah hatinya selalu memikirkan Jaysen Fuchsia, dan pilihan Niki bulat bahwa ia akan bersama Jaysen.

“Bisakah kau mengantarku ke rumah Jaysen?” pinta Niki.

“Ah.. Itu, Jaysen sudah pindah sejak meninggalnya Elena dulu, sejak saat itu kita sudah tidak berteman dan aku tidak mengetahui rumahnya, dari kita semua tidak ada yang tau rumah Jaysen, maafkan aku,” ucap Sergio.

“Baiklah, aku akan berusaha sendiri menemukan Jaysen sampai dapat. Sergio.. Terima kasih banyak ya atas jaketnya, aku turun,” pamit Niki.

“Tunggu Nik..” cegah Gio.

Niki yang ingin membuka pintu mobil menjadi terhenti dan beralih pada pemuda yang mengantarnya itu, tiba-tiba tubuh kecilnya dipeluk dengan nyaman, sebenarnya Niki cukup kaget tetapi sepertinya Sergio memang membutuhkan pelukan.

“Izinkan aku memelukmu untuk terakhir kalinya sebelum aku bisa melepaskanmu pada Jaysen? Aku berjanji setelah ini akan membantumu mencari Jaysen, Niki.. Tetap sehat dan bahagia ya, aku rapuh ketika kau menjadi kacau ketika kakakmu meninggal, aku tidak ingin kau mengulang sekali lagi memori buruk itu, aku sayang kamu Nicole Sapphire,” ucap Sergio semakin memeluk tubuh Niki.

Degupan jantung Niki tidak berhenti berdetak, dirinya juga sangat menyayangi pemuda sagitarius ini, tetapi jalan mereka sudah berbeda. Mereka adalah sahabat.

all the bright places ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang