🦋 - smart

144 25 0
                                    

Untuk memenuhi tugas mata kuliah yang ternyata akan dikonversi pada ujian akhir semester mereka, Nicole sepakat untuk satu tim kelompok bersama dengan Jaysen.

Karena tugas ini merupakan project yang cukup besar, dosen yang memberi tugas beberapa minggu lalu itu memutuskan untuk satu tim berisi lima kelompok.

Nicole tidak bisa mencari teman lainnya karena gadis itu sangat minim pertemanan, dia sehari-hari selalu bersama Cassie dan Sergio, tetapi kini ia bersama Jaysen.

Maka dari itu Jaysen mengajak Sabrina dan Hugo untuk satu tim, kemudian tanpa sadar Michael mengajukan diri untuk satu kelompok dengan Jaysen.

“Memangnya dimana teman-temanmu?” tanya Sabrina pada Mike langsung dipelototi oleh Jaysen, seolah tidak ingin menerima keberadaan Mike.

“Ah mereka jika ada tugas project selalu tidak jelas mengerjakannya, aku malas,” jawab Mike.

“It's okay dude, mulai hari ini kita di pihak kau,” ucap Hugo.

“Jika kau tidak mengerjakan job mu dan malah bermalas-malasan aku akan mengusirmu dari kelompok,” ancam Sabrina dengan ketus, padahal gadis itu tidak bermaksud jahat, hanya saja ucapan membual.

Hal itu membuat Mike cengengesan dan Nicole tertawa akan ekspresi Mike. Sedangkan kelompok Sergio ada Cassie, Katty, Gabriel, dan Lily.

************************************************************

Mereka semua sedang berada di tempat dimana Jaysen mengajak Nicole sehabis pesta ulang tahun Lily beberapa hari yang lalu.

Sekarang tempat itu menjadi markas mereka untuk rapat dan mengerjakan project.

“Boleh tidak ya menciptakan tempat wisata sendiri daripada harus mengelola tempat wisata yang bangkrut?” tanya Sabrina.

“Eum.. Menurutku boleh-boleh saja sih, Mr.Bram pun pastinya akan suka jika mahasiswanya kreatif,” ujar Niki.

“Kalian punya ide kah guys?” tanya Sabrina.

Tiga laki-laki lainnya nampak sedang berpikir, mereka tengah mencari tempat wisata yang mengalami kebangkrutan, “Bagaimana kalau di distrik 9? Ada wahana kolam renang dengan hiburan dikejar zombie, sayangnya harus tutup karena zombie di sana dianggap menakuti anak kecil, kita bisa menghidupkan kembali dengan konsep yang berbeda, seperti kolam renang dengan gaya mermaid atau apa terserah?” saran Mike.

“Eum.. Bisa saja nanti kita kolaborasi dengan jurusan teknik?” jawab Hugo.

“Bagaimana kalau wahana permainan di dekat bioskop di distrik 7? Wahananya sudah sangat sepi karena sempat mengalami pandemi beberapa tahun lalu kan, tempat itu ramai dulunya, sayang kalau tidak dibuka lagi, di kota ini tidak ada wahana permainan lagi selain di distrik 7 kan?” saran Jaysen.

Yang lainnya tengah menimbang-nimbang, “Eum.. Aku ada saran, bagaimana kalau kita menciptakan rumah penyalur emosi, nanti akan ada klinik psikolog juga di tempat itu, lalu mereka bisa menyalurkan emosi dengan menuliskan keresahan hatinya melalui tembok yang sudah terbengkalai,” saran Niki.

“Kamu ada rekomendasi rumah kosong kah Nik?” tanya Sabrina.

“Eum tidak... Rumah yang aku maksud di sini, di benteng ini... Kalian merasa tidak kalau sudah berada di sini emosi menjadi mereda dan seolah otak kalian merefresh lagi, kita bisa menuliskan coretan apa saja di tembok itu, bahkan dimana saja, bagaimana?” jawab Niki.

“Wahh... Aku tidak pernah berpikiran sampai sana Nik, walaupun terlihat biasa saja tapi ini menjadi hal baru di kota kita, studi membuktikan bahwa kota kecil memiliki permasalahan hidup yang rumit, kurangnya akses psikolog menjadikan orang-orang memiliki mental issue, mamaku bekerja di rumah sakit sebagai perawat, beliau mengatakan kalau banyak korban bunuh diri akibat permasalahan hidup di kota kita, bahkan psikolog lebih laris daripada penyakit dalam lainnya, menurutku bisa dan oke!” tanggap Hugo.

Kemudian lainnya juga nampak berpikir kemudian menyetujui konsep Nicole dan ucapan Hugo.

“Baiklah kalau semuanya setuju, mari kita membagi jobdesk kita masing-masing,” ujar Jaysen dengan semangat kemudian diteriaki oleh lainnya. “SEMANGAT!!!”

Jaysen menatap ke arah Nicole kemudian berkata tanpa suara, “Terima kasih, sudah memperkenalkan tempat ini pada teman-temanku.”

”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
all the bright places ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang