🦋 - traitor

137 22 0
                                    

“Nicole?” panggil seseorang dari belakang, Niki yang sedang memunguti kertas balasan terperenjat kaget kemudian menoleh ke belakang.

“Sergio? Eum.. Acaranya sudah selesai,” ucap Niki sembari melihat ke kanan dan ke kiri, semuanya sudah sepi, yang lainnya sedang berada di backstage, dan ternyata Gio tidak sendirian, ada Gabriel yang duduk di atas bebatuan.

“Aku tau, aku dan teman-teman lainnya sudah menonton acaramu, btw acaramu bagus dan berbeda dengan lainnya, selamat ya kau sudah sukses!” ujar Sergio kemudian dibalas senyuman sedikit kikuk dari Niki.

“Thanks..” cicit Niki menahan salah tingkahnya dengan menunduk, kemudian dia langsung teringat bahwa seminggu yang lalu ia melihat pemuda itu berjalan dengan adik tingkat bernama Katarina.

“Niki.. Kalau kau tidak sibuk, bolehkah aku berbicara empat mata denganmu?” tanya Sergio kemudian Niki melihat ke arah backstage, lagi-lagi timnya itu masih berisik di belakang.

Niki menghela nafas sebentar kemudian mengiyakan ajakan Sergio, gadis itu mengajak Sergio untuk berbincang di dekat danau, ternyata malam itu alam sangat mendukung acara Niki untuk berjalan sempurna, karena tidak ada mendung, hujan, bahkan hanya ada bulan purnama yang menerangi mereka malam itu, jangan lupakan banyaknya bintang menambah keindahan malam saat itu.

“Mau bicara apa?” tanya Niki, karena gadis itu merasa dirinya tidak bisa berlama-lama juga.

“Aku dengan Katarina tidak memiliki hubungan apa-apa, yang kau lihat di parkiran minggu lalu karena dia ingin berkonsultasi masalah dunia atlitnya padaku, lalu dia aku ajak ke komunitas atlit Winden dan tujuan dia menemuiku selesai,” ucap Sergio.

Hal itu membuat Niki bingung, memangnya terlihat kalau Niki kala itu cemburu? Bahkan maksud Sergio memberikan pernyataan seperti itu maksudnya apa?

“Aku tidak paham, mengapa kau menjelaskan itu padaku? Apa hubungannya?” bingung Niki.

Sergio tersenyum, “Aku minta maaf kalau selama ini selalu menarik ulur perasaanmu Nik, aku menyesal, seharusnya kau menjadi milikku sejak lama, aku brengsek, aku tidak bermaksud seperti itu, aku benar-benar trauma, kau tau kan masalah dulu? Dengan— Elena? Aku takut saja hal itu terjadi, sungguh Nik. Aku sangat mencintaimu, aku benar-benar menyesal dan meminta maaf,” jelas Sergio panjang lebar.

Bahkan pemuda itu sambil menarik tangan Niki untuk digenggam dengan erat, kedua matanya sama sekali tidak berpaling pada kedua mata Niki, walaupun sedikit gelap, kulit putih pucat milik Sergio dan Niki benar-benar berbinar.

Niki merasakan jantungnya sangat berdegup dengan kencang, bahkan kedua matanya tidak dapat membohongi jika gadis itu ingin menangis karena sebenarnya dia selama ini merindukan sosok Sergio.

Sebelum Niki bisa dekat dengan Jaysen, gadis yang memiliki marga Sapphire itu jauh lebih dulu menaksir Sergio secara diam, entah apa yang dilakukan semesta yang membuat Sergio membuka mata pada Nicole, akhirnya mereka menjalin hubungan yang lebih dari teman tetapi Sergio masih belum bisa menyatakan cinta sesungguhnya pada Niki.

Sehingga Sergio sering terlihat mencampakkan dan menarik ulur hubungannya, Sergio menjadi brengsek, dan Niki yang memiliki mental issue nya membuat hubungan mereka tidak sehat.

Hingga Niki bertemu dengan Jaysen, wajar saja jika Sergio marah, walaupun dirinya tidak ada status dengan Niki, pemuda yang memiliki marga Mauve itu sudah menandai Niki sebagai miliknya.

“Nicole Sapphire? Apakah kau ingin melanjutkan hubungan kita seperti dulu?” tanya Sergio sekali lagi.

Niki hanya diam dan menunduk, jujur Jaysen lebih tulus daripada Sergio, tetapi Niki tidak bisa membohongi perasaannya kali ini jika hatinya masih fokus pada Sergio.

Padahal Niki sudah berjanji untuk move on dengan dibantu oleh Jaysen. Tidak ada jawaban dari Niki, tanpa permisi Sergio menangkup wajah kecil milik gadis Sapphire kemudian ia mengecup bibirnya pelan.

Tentu saja kegiatan itu bukan pertama kali mereka lakukan, tetapi rasanya berbeda, mereka seperti ingin disatukan kembali, bahkan tidak ada penolakan dari Niki ketika Sergio semakin menekan ciumannya.

Tanpa mereka ketahui, sudah ada Jaysen yang melihat kegiatan mereka sedari mereka sampai di dekat danau, walaupun Jaysen tidak dapat mendengar apa yang mereka bicarakan, pemuda itu menyaksikan gadis yang ia sukai dengan musuhnya sedang berciuman.

Disusul dengan cairan kental merah keluar dari kedua hidung Jaysen, pemuda itu mendapatkan pusing pada kepalanya lagi, dan ia baru sadar jika sudah tidak meminum obat selama satu minggu.

all the bright places ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang