🦋 - destiny house

148 22 0
                                    

Tak terasa sudah satu minggu pelaksanaan project untuk memenuhi evaluasi akhir semester mereka. Tim milik Jaysen benar-benar bekerja keras untuk membuat rumah konsultasi yang mereka sebut dengan 'destiny house' mereka memilih nama tersebut semata-mata ingin menunjukkan takdir manusia yang tidak akan bisa terelakkan.

Mau sekeras apa pun manusia merubah takdir, takdir itu akan tetap sama mendatangi mereka, tergantung bagaimana cara manusia itu mendekatkan atau merubah sedikit agar bisa mendapatkan takdir yang baik.

Tidak banyak persiapan, Hugo mulai menghubungi dua psikolog teman dari mamanya yang bekerja di rumah sakit, mereka setuju untuk meluangkan waktu di grand opening destiny house.

Jaysen dan Mike mulai menghubungi sponsor untuk mendapatkan uang agar dapat membiayai persiapan mereka, para gadis yakni Sabrina dan Nicole membuat proposal, rundown, brief, mengatur venue dan mereka berlima benar-benar tim yang kompak.

Malam ini, pukul 19.00 WIB merupakan grand opening dengan diguntingnya pita merah yang diletakkan di pintu masuk destiny house, Jaysen selaku ketua kelompok mulai mengucapkan pidato selamat datang dan terimakasih kepada sponsor para sponsor kemudian ucapan hormat pada dosen, kampus, dan para rekan-rekan yang membantu acara mereka berjalan dengan lancar.

Kelompok Jaysen merupakan tim kelima yang sudah menyelenggarakan project, dari keempat tim lainnya sudah melaksanakan grand opening di jauh hari sebelumnya, sedangkan tim Sergio masih belum melakukan grand opening.

Tentu saja dengan acara yang berbeda hari itu membuat para dosen, doswal, teman satu kelas pun menyaksikan grand opening destiny house. Semuanya berteriak dengan gembira dan acara pun dimulai.

“5 menit lagi pengunjung masuk venue ya,” ujar Mike melalui HT sebagai floor director malam hari itu.

“Iya, aku akan melobby 200x band untuk menyiapkan musiknya, Sabrina.. MC stand by opening venue nya,” ucap Niki sebagai runner acara melalui HT.

“Jaysen masih berbincang dengan para sponsor, tidak apa dia akan menggilir para pengunjung untuk masuk ke venue, aku akan putarkan selingan lagu dulu sebelum 200x band masuk,” ucap Hugo sebagai operator.

Kemudian Niki sebagai runner acara yang memastikan kebutuhan acara berjalan lancar, dia juga menjadi time keeper untuk MC, kemudian Jaysen sebagai ketua mengawasi jalannya acara dan menggiring para pengunjung untuk masuk, sedangkan Mike bertugas sebagai floor director yang memastikan semua acara berjalan dengan lancar, Sabrina menjadi MC malam hari itu, dan Hugo bertugas untuk mengatur operator malam hari itu.

“Halo.. Hai Hai Hai semuanya! Perkenalkan aku Sabrina Bluey yang akan memimpin jalannya acara malam hari ini. Ini adalah perdana kita melaksanakan event penting dengan merealisasikan mata kuliah dengan cakupan luaran yang berbobot, destiny house merupakan rumah konsultasi untuk para masyarakat kota Winden dalam menyalurkan kesedihan, emosi, bahkan perasaan yang sulit diutarakan bersama dengan dua psikolog kita malam ini, aturannya adalah jika kalian ingin berkonsultasi bisa mendaftar melalui kotak amal di sebelah kanan, kemudian jika anda merasa terbantu akan adanya destiny house bisa masukkan kotak balasan di sebelah kiri. Tentu saja destiny house tidak terjadi malam ini saja karena tempat ini akan diakusisi oleh gerakan mental issue kota Winden, tepuk tangan oleh para sponsor kita..” ujar Sabrina sebagai MC.

Kemudian acara berjalan dengan semestinya, Mike bertugas duduk di pendaftaran kotal amal, sedangkan Jaysen duduk di kotak balasan, sedangkan tim lainnya melakukan tugas masing-masing.

Diiringi dengan nyanyian easy listening dari 200x band menambah kemeriahan acara malam hari itu.

“Nicole!! Acaramu luar biasa, saya benar-benar terbantu akan acaramu ini, acaramu sangat berbeda dari kelompok lainnya, kalau kamu mendapatkan nilai A+ jangan bilang ke teman lainnya ya,” kekeh serta pujian dari Mr.Bram yang menghadiri destiny house malam itu.

“Wahhh Mr. Bram... Nicole sangat berterima kasih banyak akan pujian dari anda, kami semua tidak akan bisa memiliki ide jika tidak diajarkan oleh Mr. Bram, Terima kasih Mr.” jawab Nicole kemudian Mr. Bram memasukkan kotak balasan pada meja Jaysen kemudian Mr. Bram berpamitan pada teman-teman lainnya.

“Kau dengar Mr. Bram apa? Beliau meluluskan kita di mata kuliah ini!” seru Hugo masih melalui HT karena acara belum benar-benar selesai.

Nicole yang berada di meja Jaysen kemudian tertawa bersama pemuda itu, “Terima kasih ya Jaysen, sudah mengenalkanku dengan tempat ini,” ucap Niki.

Jaysen menautkan kedua alisnya, “Aku hanya menyumbang tempat, menyumbang ide dan konsep itu kamu, aku harusnya yang berterima kasih ke kamu sudah meyakinkan teman-temanku juga,” jawab Jaysen sembari memberi ucapan terima kasih dan senyuman kepada para pengunjung yang satu persatu meninggalkan acara malam itu.

******************************************************

“Dude! Thanks atas eventnya ya, band ku menjadi dilirik para sponsor untuk mengisi acara mereka, ada tiga sponsor yang melobbyku tadi,” ucap vokalis 200x band pada Jaysen dan teman-teman lainnya yang sedang membersihkan venue.

“Really? Oh my gosh! Aku juga senang mendengar itu, sukses dude! Semoga kita bisa bertemu lagi,” jawab Jaysen kemudian para 200x band berpamitan dan meninggalkan venue.

“Huft.. Gila!! Acara kita benar-benar sukses!! Tidak terasa dalam seminggu kita mengejar semuanya berlima dan ternyata tidak sesulit itu, dan yahh.. Walaupun harus mengorbankan waktu tidur,” ucap Mike.

Yang lainnya mengangguk serempak, “Aku juga ingin berterima kasih pada Sabrina yang membawakan acara dengan santai, seru dan sama sekali tidak memiliki kesalahan apa pun, Sabrina kamu keren!” ucap Niki kemudian memeluk Sabrina.

Kemudian mereka semua melanjutkan membersihkan venue dan acara mereka selesai di pukul 22.00 WIB.

all the bright places ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang