🦋 - flexing

308 28 0
                                    

Kelas kedua, kali ini Jaysen dan Niki satu kelas, hal itu diketahui Jaysen ketika Niki telat masuk kelas yang menyebabkan gadis itu berlarian dari lorong lalu memasuki kelas dengan terburu-buru.

Dosen tetap mempersilakan Niki untuk masuk kelas, tapi gadis itu panik sehingga menjatuhkan seluruh bukunya dan membuat seisi kelas tertawa.

Jaysen merasa tidak suka jika Niki seolah terintimidasi, ia berdiri dari duduknya lalu menendang kursinya sendiri untuk mengalihkan perhatian anggota kelas dari Niki.

Lalu Jaysen membantu Niki untuk memunguti bukunya, lantas gadis dengan rambut yang dicepol itu tetap tak perduli dengan bantuan Jaysen.

Dosen mengumumkan jika ada tugas untuk survey beberapa tempat wisata yang ada di kota mereka, tim beranggotakan dua orang saja, lantas Jaysen memberi usulan.

“Bagaimana jika kami memilih anggota sendiri Pak? Kami sudah semester tua,” usul Jaysen.

Pak Dosen mengangguk lalu menyetujui usulan Jaysen, pemuda itu melihat ke arah Niki, si gadis yang merasa dilihat peka dan menatap balik ke arah Jaysen.

Tiba-tiba Niki tersenyum yang membuat Jaysen di hari itu sangat bahagia.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

“Niki.. Ada pacarmu di bawah,” panggil Mama sambil mengetuk pintu kamar Niki.

Niki yang dipanggil merasa bingung, ia tidak memiliki pacar, lalu yang dimaksut mamanya itu siapa? Kemudian gadis itu turun ke bawah dan melihat ada Sergio dengan pakaian rapi tengah duduk di ruang tamu bersama kedua orang tua Niki.

“Loh kok tidak siap-siap?” bingung Papa.

Niki bingung, “Ada apa Sergio?” tanya Niki.

“Pesta ulang tahun Lily! Apakah kamu lupa?” jawab Sergio.

“Eum, aku merasa tidak diundang,”

“Tidak, dia lupa menyampaikannya padamu, kan ada aku, ayo datang bersamaku,” bujuk Gio.

“Tidak, eum.. aku ada tugas,” elak Niki.

“Niki.. Kamu perlu bergaul dengan teman-temanmu, tidak semua harus kamu kerjakan di kamar, kamu masih muda, luangkan waktumu untuk bersenang-senang dengan temanmu, hidup itu memilih nak,” ucap Mama.

Lalu Niki berdecak kemudian naik ke kamarnya.

“Tidak usah khawatir, dia sedang bersiap-siap,” ucap Mama pada Gio.

Kini Niki dan Gio berada dalam satu mobil, mereka akan berangkat ke rumah Lily untuk merayakan pesta ulang tahun.

“Jangan ngebut,” ketus Niki lalu ia mengenakan sabuk pengamannya.

“Rumah Lily hanya 5 meter dari sini, kamu kaku sekali,” ledek Gio.

Niki merasa tersulut emosi dan memilih tidak memerdulikan ledekan Gio.

“Atmosfer di sini canggung sekali, padahal ini bukan kali pertama kita kencan,” ucap Sergio.

Niki memilih diam.

“Oke, aku akan memutar musik untuk memecah keheningan di malam ini,” Gio menyetel kaset lagu di mobilnya, baru saja di play, Niki malah mematikannya.

“Hey ada apa? Ada apa denganmu? Kau marah padaku?” bingung Sergio sedikit tersulut emosi.

Niki lagi-lagi diam, Sergio meminggirkan mobilnya, “Niki, aku tidak tahu apa yang terjadi padamu sehingga seperti ini, tapi kau sangat menyebalkan, aku merasa menyesal mengajakmu,”

“Kalau begitu aku akan turun,” kemudian Niki mencoba untuk membuka pintu mobil, tetapi Sergio masih tetap menguncinya.

“Katakan padaku, kau begini apa karena dekat dengan pria aneh itu?” tanya Gio.

Niki bingung, “Siapa yang kau maksut,”

“Fuchsia, pria aneh dan jelek,” ejek Sergio.

“Dia tidak ada hubungannya denganku, mengapa kau selalu menjelek-jelekkan seseorang? Bagaimana jika kau dibalas dengan lebih keji?” ketus Niki.

“Tidak ada yang bisa menjelekkanku, selain diriku sendiri, aku sempurna Niki, seharusnya kau bersyukur punya aku,” ucap Gio dengan angkuh.

Niki tersenyum miring, “Cepat berangkat, aku ingin menyelesaikan pestanya,”

Sergio hanya mengangkat alis lalu mengemudikan kembali mobilnya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
all the bright places ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang