Niki memandangi pria di depannya ini dengan tak percaya, karena telah membawa dirinya ke tempat yang benar-benar sangat menakjubkan.
''Aku tidak tahu kalau.. kau sekeren ini Jaysen!!'' teriak Niki kemudian mulai menari-nari menggunakan lagu Best Part milik Daniel Caesar.
Kini mereka berdua, insan Tuhan yang paling berharga sedang menikmati malam di sebuah lapangan terbengkalai dengan banyaknya bangunan tembok yang tak utuh, ada banyak sekali lukisan indah yang membuat kedua ain Niki seolah terhipnotis untuk menyalurkan mental buruknya ke dinding tembok dengan tulisan-tulisan yang menempel di sana.
Tentu saja pria yang baru mencintainya kali ini amat teramat bahagia untuk kesekian kalinya karena berhasil membuat Niki tertawa lepas, Jaysen hanya memandangi Niki dengan senyuman yang tak luput dari wajahnya.
Niki memiliki suara yang sangat indah dan ringan, lagu Best Part tuntas gadis itu nyanyikan tanpa crack sedikit pun bahkan ia menyanyikannya dengan lenggokan tubuh yang seolah membawa sihir untuk Jaysen tatap tanpa berkedip.
Niki menghela napas lalu tersenyum, ''Ini bisa menjadi tugas kuliah kita!'' ujar gadis itu membuat senyuman Jaysen mengendur.
''Bisa tidak? untuk tidak membahas tugas di waktu kita berdua sekarang sedang bersama?'' ketus Jaysen yang malah membuat Niki tertawa nyaring.
''Kau tidak ingin satu kelompok denganku?'' tanya Niki.
''OF COURSE MAU!!!!'' teriak Jaysen.
Mereka berdua seolah melepas beban yang telah lama terpendam di dalam perasaan mereka, ''Tunggu apalagi? salurkan kesedihanmu di sini girl..'' ajak Jaysen yang menggandeng Niki lalu dibawanya gadis itu pada sebuah tulisan di tembok dengan nama 'Before i die...'
Jaysen memberikan satu buah kapur putih lalu diberikan pada Niki, tentu saja gadis itu langsung menerimanya dan langsung menuliskan sebuah pesan, ''Apa lihat-lihat?!'' ketus Niki ketika memergoki Jaysen sedang mengamatinya menulis dengan senyuman yang tak lekang dari wajah pria itu.
Jaysen kemudian memutar bola matanya lalu tersenyum masam seolah malu ketika ia kepergok sedang menatap Niki, pria itu membalikkan badan sembari bersiul dan mengusap tangannya akibat udara malam yang lumayan dingin.
''Sudahkan dengan kegiatanmu itu?'' tanya Jaysen.
''Belum.. sebentar..''
''Hey!! ngapain mengintip!'' seru Niki lagi.
Jaysen kemudian membalikkan badannya dengan sungguhan dengan berkacak pinggang, ''Aku nanti juga mau menulis, sama saja aku akan membaca tulisanmu girl..''
Niki terkikik lalu menyerahkan kapurnya pada Jaysen, pria itu kemudian akan menulis di space bawah tulisan Niki, ia membawa tulisan Niki, ternyata gadis itu menulis dua jawaban.
'Before i die, aku mengenangmu.'
'Before i die, aku menyayangimu.'
''I love you Nichole Sapphire,'' gumam Jaysen yang tidak didengar oleh Niki karena gadis itu sedang sibuk memilih lagu di playlistnya.
''Before i die, aku bisa membuatmu jatuh cinta padaku, aku mengembalikan senyumanmu untuk selamanya, i love you more than 3000 Nicholle Sapphire.'' gumam Jaysen sembari menggores kapur putih yang dipegangnya di tembok tersebut.
Dia sempat memandangi tulisannya yang berada tepat di bawah tulisan Niki dan memfotonya lalu dibuatlah lockscreen pada ponselnya.
''Hey sedang apa?'' tanya Jaysen.
''Aku ingin bercerita denganmu,'' ucap Niki.
Jaysen langsung menyamankan duduknya tepat di sebelah Niki bahkan pria itu menghapus jarak di antara mereka membuat Niki yang sedang menopang dagunya untuk menghadap Jaysen kini sedikit memundurkan badannya.
''Tidak sedekat ini juga..'' cicit Niki lalu dibalas tertawa oleh Jaysen lalu pria itu mengusap puncuk kepala Niki dengan pelan dan keduanya merasa kaget oleh kegiatan mereka masing-masing.
''Eum.. sorry, jadi mau cerita apa? akan aku dengarkan sampai kau lelah bercerita,'' tutur Jaysen.
''Ceritakan tentang Elena,'' ujar Niki.
Kedua alis Jaysen langsung menyatu seolah tak setuju dengan permintaan Niki, ''Eum.. ini sedikit sensitif tetapi kenapa, kenapa tiba-tiba kau ingin mendengar tentangnya yang sudah tiada?''
''Apa Elena seperti Cassandra?'' tanya Niki pelan dengan raut wajah sedih.
''Ouw Rosemary.. kau masih terbayang dengan ciuman persetan mereka?'' tanya Jaysen membuat Niki terkekeh.
''Aku dan Sergio sudah ikhlas dengan kepergian Elena yang sudah.. lama itu, mending kau bercerita tentang dirimu saja aku lebih suka,''
''Mengapa harus aku? apa kau tertarik padaku?'' tanya Niki.
''Bagaimana menurutmu?'' tanya Jaysen serius kemudian mendekatkan wajahnya dengan wajah Niki yang polos.
''Aku jelek..'' cicit Niki dan Jaysen langsung menjauhkan wajahnya lalu mengusap wajahnya sendiri.
''Kau di rumah tidak punya kaca kah? Apa Sergio membuatmu seperti ini hingga kehilangan kepercayaan dirimu?'' tanya Jaysen.
''Kalau boleh jujur memang benar, aku cemburu dengan Cassie, dia sahabatku, dia pernah naksir Sergio,''
''Kalau kau juga suka pria sialan itu mengapa kau selalu acuh dan menjelekannya?''
Niki menunduk, ''Aku ingin move on, apakah kau mau membantuku?''
ANGRYBAO KU
KAMU SEDANG MEMBACA
all the bright places ✔️
Romancegoodbye, nichole ft. park jongseong (jay) & ning yizhuo (ningning) & park sunghoon. #angrybao feat #wangice