🥀Part 7 : Mengelilingi Istana 🥀

27 4 1
                                    

Sudah sebulan berlalu, saat ini kondisi Aodina sudah mulai membaik. Bahkan ia sudah diijinkan untuk berjalan di sekitar sini. Sienna sudah berjanji kepadanya jika hari ini dia akan mengajak Aodina berkeliling di sekitar Istana.

Tentu saja mereka di kawal oleh dua kstaria. Awalnya Aodina merasa risih ketika harus diikuti oleh orang seperti ini. Hanya saja setelah ia diberi pengertian oleh Elleanor, Aodina hanya bisa pasrah menerimanya.

Saat ini Aodina sudah rapi menggunakan gaun berwarna biru muda. Segala keperluan nya sudah disiapkan oleh pelayan yang bertugas disini. Tidak lama Sienna datang dengan langkah ceria.

"Bagaimana apa Kakak sudah siap?" tanya Sienna dengan antusias. Aodina pun langsung menganggukkan kepalanya. "Baiklah Putri Sienna akan menjadi pemandu untuk Istana" ucap Sienna sambil membungkukkan badannya.

Melihat tingkah laku Sienna membuat Aodina tertawa. Sienna pun merasa senang, karena sekarang Aodina terlihat lebih hidup dan ceria. Dulu Aodina terlihat tegas, anggun, dan juga jutek. Namun sekarang Sienna malah melihat kebalikan dari sikap Aodina.

Tapi jika ia boleh jujur ia lebih menyukai Aodina yang seperti ini. Dulu ia merasa hubungan nya dengan Aodina terasa sangat jauh sekali. Aodina pun sudah sangat jarang mau menemaninya. Ia sibuk dengan perkumpulan dengan teman sosialita nya.

Namun sekarang ia sangat senang. Karena hubungan nya dengan Aodina kembali membaik. Mereka bisa bercanda bersama seperti saat mereka masih kecil.

"Baiklah, ayo kita pergi!" ajak Sienna. Aodina pertama-tama mengajak Aodina menuju ke Aula yang berada di Istana ini. Aula ini sangat luas. Seluruh hiasan bahkan cat nya pun di dominasi oleh warna putih. Di tengah aula terdapat lampu Chandelier yang sangat megah.

"Wah ini begitu luas!" ucap nya dengan kagum. Namun Sienna langsung menggelengkan kepalanya. "Ini masih sederhana. Kamu tahu Aula di kerajaan Trynspolentia, tiga kali lebih besar dari ruangan ini" ucap Sienna.

Mendengar ucapan Sienna Aodina dibuat tidak percaya. Bagaimana bisa Istana semegah ini disebut sederhana. Lalu bagaimana dengan rumahnya. Namun ia jadi penasaran bagaimana keadaan Aula kerajaan Trynspolentia yang katanya tiga kali lebih besar dari ruangan ini.

Lalu Sienna pun menunjukkan beberapa ruangan. Seperti ruang pertemuan, dapur, ruang makan, perpustakaan dan ruangan lainnya. Bahkan Aodina pun dibuat tercengang karena ada ruangan khusus perhiasan. Ia dibuat terpukau melihat ribuan perhiasan yang terpajang apik di dalam rak.

Wah, ia tidak menyangka ia akan hidup seperti ini. Berarti saat ini ia sangat kaya raya. Jika saja ia bisa membawa seluruh perhiasan ini kedunianya, mungkin ia sudah menjadi orang kaya.

Ketika berada di ruang perhiasan ia bertemu dengan Ibunya. Elleanor saat ini sedang memilih berbagai perhiasan untuk menambah koleksi perhiasan miliknya. "Aodina, Sienna kemari!" panggil nya. Keduanya pun langsung menghampiri Elleanor.

Ketika kedua sudah berada dihadapan Elleanor, Elleanor langsung membuka suaranya. "Kalian pilihlah perhiasan yang kalian inginka!" perintah nya. Sienna pun tampak ingin membantah ucapan dari Bibi. Elleanor yang sudah hafal dengan tingkah keponakan nya pun langsung menatap nya tajam.

"Kamu tidak boleh menolaknya, lagipula kamu ini perempuan. Mengapa perhiasan milikmu hanya sedikit!" gerutu Elleanor. Sienna pun hanya bisa pasrah ketika Elleanor sudah berbicara tegas terhadap Nya.

"Baiklah Bibi, aku akan ikut memilih" ucap Sienna dengan pasrah. Mendengar ucapan Sienna, Elleanor pun langsung tersenyum dengan lebarnya. Akhirnya Aodina dan Sienna pun sibuk memilih perhiasan.

Aodina merasa bingung, karena semua perhiasan di sini sangat bagus. Tapi menurut Nya ini terlalu mewah untuk Nya. Sienna pun sudah menentukan pilihannya, sementara Aodina masih sibuk untuk memilih.

Melihat kebingungan Aodina, penjual perhiasan pun langsung turun tangan. "Ada masalah Princess?" tanyanya. Aodina pun langsung menganggukkan kepalanya.

"Saya bingung memilih nya, apakah ada desain lain yang lebih sederhana?" tanya Aodina. Penjual itu pun langsung tersenyum. "Tentu saja ada" jawabnya.

Lalu penjual itu langsung mengeluarkan seluruh perhiasan yang diminta oleh Aodina. Sebenarnya ia merasa bingung ketika Aodina menginginkan perhiasan yang memiliki desain sederhana. Biasanya dia akan memiliki perhiasan yang mewah dan banyak di taburi oleh berlian.

Pilihan Aodina pun langsung tertuju kepada satu set perhiasan yang berbentuk bintang. Di dunia sebelumnya memang Aodina pencinta ruang angkasa. "Aku mau yang ini" tunjuk Aodina.

Penjual perhiasan itu pun langsung tersenyum, ternyata dugaan nya salah. Aodina masih bisa membedakan jenis perhiasan yang bagus. Apalagi perhiasan ini hanya di desain satu buah saja.

"Pilihan yang bagus Princess, perhiasan ini hanya di buat untuk satu orang saja" ucap penjual itu. Aodina pun hanya bisa tersenyum menanggapi ucapan penjual itu. Ketika pembayaran dilakukan ternyata perhiasan dirinya yang lebih mahal.

Aodina menjadi tidak enak, ia tidak tahu jika harga perhiasan itu akan mahal. Tentu saja yang membayar seluruh perhiasan itu adalah Elleanor. Setelah melakukan transaksi pembayaran, Elleanor langsung berdiri.

"Mari kita pergi ke ruang makan, Ayah kalian pasti sudah menunggu di sana!" ajak Elleanor. Keduanya langsung menganggukkan kepala, dan mengekor di belakang Elleanor.

Ketika sampai di meja makan, Aodina bingung karena bukan hanya ada Ayah nya saja. Tapi ada tiga orang lainnya. Namun kedua perempuan itu terlihat takut ketika melihat dirinya. Aodina pun langsung memperhatikan penampilan Nya. Ia merasa penampilan nya tidak ada yang salah.

"Aodina pasti kamu merasa bingung karena tidak mengetahui mereka. Mereka itu Paman dan Bibi mu. Itu Paman Robert dan Bibi Ruth. Sementara di samping Bibi Ruth ada anaknya, Yesika" jelas Elleanor.

Ketiga orang itu menggernyitkan dahinya bingung, karena Aodina tidak mengenali mereka. "Sebenarnya apa yang terjadi dengan Aodina?" tanya Robert penasaran. Elleanor pun langsung menatap sendu Aodina. Ia kembali merasa bersalah melihat kondisi Aodina yang seperti ini.

"Aodina lupa ingatan, menurut dokter kepalanya terbentur dengan keras" bukan Elleanor yang menjawab nya, tetapi Aaron. Bibi nya pun langsung tersenyum senang, dan langsung menghampiri nya. "Maaf ya Bibi tidak bisa menjenguk mu, tapi Bibi senang karena keadaan kamu sudah membaik" ucap nya yang tiba-tiba berubah.

Aodina sebenarnya merasa bingung dengan sifat Bibi Nya yang tiba-tiba menjadi baik. "Ah tidak apa-apa" jawab Aodina sambil tersenyum. Jujur ia merasa risih berada di dekat Bibi Nya itu. Ia juga tidak mengetahui kenapa ia seperti ini.

"Sudah lebih baik kita makan dulu, mengobrol nya kita lanjutkan nanti" ucap Aaron. Akhirnya mereka pun langsung menyantap makanan mereka. Tanpa mereka sadari ada seseorang yang menatap benci kearah Aodina.

🥀🥀🥀
Declairs
Jum'at, 28 April 2022
Publish, Sabtu 6 Mei

Destiny In The World Kingdom Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang