Mulut Aodina di buat ternganga melihat pemandangan di depannya saat ini. Bagaimana tidak jika dihadapannya saat ini ada seorang pria yang dirantai tangan dan kakinya. Pria itu terus saja merintih kesakitan.
Jujur Aodina tidak bisa melihat wajah orang itu. Karena orang itu menatap ke arahnya lain. 'Bagaimana mereka setega ini merantai seseorang. Apalagi ini manusia bukan hewan. Sungguh kejam merdeka' ucap batin Aodina.
"Pergi" ucap pria itu dengan suara lirihnya. Namun Aodina tidak mengindahkan peringatan dari pria itu, ia tetap berdiri. "Kubilang pergi!" teriaknya. Setelah nya dia merintij kesakitan.
Aodina merasa bingung, mengapa orang itu menyuruh nya pergi. Bukankah seharusnya pria itu meminta bantuannya. Ia juga tidak melihat luka di wajah ataupun tangan pria itu. Tapi mengapa pria itu terus merintih kesakitan.
"Jika kamu tidak pergi, aku tidak bisa pastikan setelah ini kamu akan baik-baik saja!" ucap nya dengan penuh penekanan. Menurut Aodina itu terdengar seperti sebuah ancaman.
Jujur Aodina merasa takut, tapi rasa kemanusiaan nya yang tinggi membuat nya tetap berada di sini. Ia dengan ragu melangkahkan kakinya mendekat kearah pria itu. Perlahan telapak tangan Aodina pun terulur ke arah pria itu.
"Kamu baik-baik saja?" tanya Aodina sambil menggenggam tangan pria itu. Setelah Aodina memegang tangan nya, pria itu berhenti merintih kesakitan. Entah mantra apa yang digunakan Aodina, hingga bisa membuat pria itu menjadi tenang.
"Biar aku lepaskan rantai yang mengikat mu" ucap Aodina. Ia pun membuka satu persatu, rantai yang mengikat pria itu.
"Siapa yang dengan tega memperlakukan mu seperti ini?" tanya Aodina. Namun pria itu malah bergeming, dan sama sekali tidak menatap kearah nya.
Hingga ketika rantai yang membelenggu pria itu terbuka, sang pria tiba-tiba menyerang Aodina. Ia mencekik leher Aodina. Aodina mencoba bicara, dan memohon dengan tatapan nya. Agar sang pria melepaskan cekikannya.
Bola mata mereka bertemu dan saling berpandangan. Aodina ingat pria dihadapannya, boleh kah ia menyesal saat ini. Pria dihadapannya adalah pria yang waktu itu ia temui di hutan terlarang.
Bola mata pria itu pun tampak terkejut ketika melihat wajahnya. Perlahan cekikan pria itu pun terlepas dari leher nya. Dengan rakus Aodina pun langsung menghirup oksigen.
Ia berpikir jika tadi itu adalah kematian kedua untuk nya. Pria itu pun masih menatap nya dengan intens. Aodina pun ketakutan, ia mencoba mundur. Namun ketika Aodina mundur, pria itu terus maju mendekat.
Hingga punggung nya pun menabrak bahan pohon. Aodina mencoba mencari pertolongan, ia melihat kanan kirinya. Namun seperti nya ia harus menelan harapan nya saat ini. Karena keadaan di taman ini sangat sepi, tidak ada orang satupun yang ia lihat.
"Ternyata kau" ucap pria itu. Aodina semakin ketakutan mendengar suara tegas dari pria itu. "Kamu sudah mengingkari janji, jadi jangan salahkan aku jika aku tidak akan melepaskan mu" lanjut pria itu dengan tegas.
Aodina bingung apa yang harus ia lakukan, Aodina pun memutuskan memejamkan matanya ketika pria itu mendekat. Pria itu tiba-tiba menggenggam tangan nya, dan meletakkan sesuatu.
Aodina tetap memejamkan matanya, ia sangat takut. Ketika ia tidak merasakan pergerakan apapun, ia mencoba memberanikan diri untuk membuka mata. Ketika ia membuka matanya, ia melihat pria itu berjalan menjauh.
Aodina pun langsung menghela nafas nya lega, ia pikir pria itu akan melukai dirinya. "Pria itu memiliki temperamen yang buruk. Aku hampir saja mati ditangannya. Aku harap tidak bertemu lagi dengan nya" ucap Aodina.
Lalu Aodina pun langsung melihat kearah telapak tangan nya. Pin lambang kerajaan yang ia kira hilang ternyata berada di tangan pria itu.
Ketika ia sedang melamun, ia mendengar suara seseorang yang tengah memanggil namanya. Ketika dilihat ternyata, Queen Elleanor. Queen Elleanor kebingungan melihat Aodina yang terduduk di atas tanah.
"Apa yang terjadi?" tanya Queen Elleanor yang terlihat khawatir. Aodina pun langsung berdiri, dengan kaki yang lemas. "Aku tidak apa-apa" jawab Aodina dengan cepat. Ia tidak ingin membuat ibunya khawatir.
Aodina pun langsung membersihkan tanah yang menempel di gaunnya. "Mari kita masuk kedalam, acaranya sudah mau dimulai!" ajak Queen Elleanor. Aodina hanya menganggukkan kepalanya. Bagaimana tidak ia masih kaget dengan kejadian tadi.
Bahkan ia pun melangkah dengan kaki yang gemetar. Ketika sampai di aula Istana, Aodina kembali ketempat duduknya. Ia langsung menyambar salah satu minuman yang berada di atas meja.
Sienna langsung menatap Aodina dengan aneh. Aodina terlihat ketakutan, ia pun tidak mendengarkan ucapan dari pembawa acara. Ia sibuk menenangkan hati dan pikiran nya.
Tiba-tiba ruangan menjadi hening, dan langkah kaki pun terdengar jelas. Mereka semua terpaku dengan sosok tampan Prince of Trynspolentia. Mungkin hanya Aodina saja yang saat ini menundukkan kepalanya.
Hingga tiba-tiba ia tersadar ketika mendengar suara pria itu di depan. "Bukankah ini-" ucap Aodina yang langsung terhenti ketika melihat siapa pria didepan sana. "Perkenalkan saya Alison Ayers, Prince of Trynspolentia" ucap nya dengan wajah yang datar.
Aodina langsung ketakutan ketika melihat pria itu. Mengapa takdir harus mempertemukan dirinya kembali dengan pria itu. Mengapa hidup nya bisa sesial itu. Ternyata benar ucapan Lily, jika pria itu berbahaya. Bukan berbahaya lagi, tapi sangat berbahaya.
Tiba-tiba pandangan kedua nya pun bertemu. Dan Prince Alison menatap intens sambil tersenyum miring. Perasaan Aodina pun menjadi tidak enak.
"Sesuai dengan rencana, saya akan memilih calon istri untuk saya" ucap Alison dengan nada menggantung. Aodina memutuskan mengalihkan tatapannya dari Alison, dan memilih menatap lantai.
"Saya memilih Princess Aodina dari kerajaan Skyllar " ucap Alison dengan tegas. Dan setelah mendengar pernyataan Alison, dunia Aodina seakan runtuh seketika.
Semua orang di ruangan itu langsung bertepuk tangan. Kecuali Aodina dan King Aaron. King Aaron pun dapat melihat raut terkejut dari wajah Putri nya itu.
Ia menggenggam tangan Putri nya dengan erat. "Jika kamu tidak menginginkan nya, kamu bisa menolak nya. Kami akan menerima seluruh konsekuensi nya" ucap King Aaron dengan lembut.
Aodina bingung, apakah ia tega harus mengorbankan nyawa orang yang tidak bersalah di sini. "Kepada Princess Aodina di persilahkan naik" ucap pembawa acara.
Aodina pun langsung menghela nafasnya, ia mulai melangkahkan kakinya kedepan. Tiba didepan sana, Prince Alison tiba-tiba menggenggam tangan nya.
Mereka pun berdiri dengan bersisian dengan tangan Aodina yang masih digenggam oleh Prince Alison. Banyak pasang mata yang menatap nya iri.
Hingga genggaman tangan Prince Alison semakin mengerat. "Kamu jangan coba-coba menolaknya. Jika tidak orang tua mu akan dalam bahaya " ancam nya dengan suara pelan. Licik, itulah yang terlintas di pikiran Aodina ketika pertama kali bertemu dengan pria itu.
🥀🥀🥀
Declairs
Jum'at, 11 Agustus 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny In The World Kingdom
FantasyAodina, gadis cantik yang memiliki senyum manis. Menjadi seorang primadona di kampus nya. Tentu saja ada yang iri dengan kecantikan Aodina. Di usia yang dua puluh dua tahun hidupnya harus berakhir karena pengkhianatan dari orang terdekatnya. Orang i...