🥀Part 19 : Kejam🥀

14 3 0
                                    

Aodina saat ini termenung sendirian di taman milik nya. Pikiran nya melalang buana ke kejadian kemarin. Ia merasa bingung mengapa Prince Alison memilih nya.

Bukankah banyak kandidat lain yang lebih baik darinya. Sementara dia, dia hanyalah Putri palsu yang terjebak di dunia antah berantah ini.

Takut, sedih, dan bingung menjadi satu. Ia takut jika ia melawan Prince Alison maka keluarga di dunia ini akan terkena masalah. Bukankah Prince Alison sudah terkenal kejam. Bagaimana jika dia ternyata melakukan ucapan nya tempo hari.

Apakah ia bisa melihat orang yang menyayangi nya di dunia ini harus menerima hukuman karenanya. Aodina pun merasa frustasi, ia mengacak rambutnya dengan kasar.

Tidak jauh dari keberadaan nya ada seseorang yang memperhatikan dirinya. Ya kedua orang tuanya lah yang sedang memperhatikan nya.

"Apa keputusan kita salah, Putri kita terlihat tidak bahagia?" ucap King Aaron. Ia merasa sangat bersalah, sebagai seorang ayah ia tidak bisa berbuat banyak untuk membantu Putri nya. Apakah masih pantas ia disebut ayah.

"Terkadang ada beberapa hal yang berada diluar kendali kita. Takdir itu tidak pernah bisa di tebak, dan tidak ada yang tahu" ucap Queen Elleanor.

"Tapi aku yakin jika anak kita sudah cukup dewasa menghadapi masalah ini. Jadi jangan menyalahkan dirimu sendiri, Aaron " lanjutnya lagi sambil mengusap punggung suaminya.

Senyum Queen Elleanor pun selalu bisa membuat nya tenang. King Aaron pun menganggukkan kepalanya, ia percaya dengan anaknya.

Queen Elleanor pun langsung menggandeng tangan King Aaron. Keduanya meninggalkan Aodina di taman sendiri. Mereka memberikan waktu untuk Aodina menenangkan dirinya.

💐💐💐

Aodina pun sibuk melempar batu ke air mancur yang berada di taman. Sementara Lily, hanya diam melihat nona nya. Terkadang ia merasa bingung dengan nona nya itu. Disaat semua orang berlomba-lomba untuk mendapatkan tahta dan hati Prince Alison, tapi nona nya malah menolak.

Bukankah seharusnya nonanya itu merasa senang jika ia bisa dicintai oleh penguasa satu benua itu. Entahlah terkadang Lily bingung, tingkah nona ini terlihat aneh. Bahkan sekarang ia tidak anggun, setiap berjalan selalu mengangkat gaunnya tinggi. Dan itu tidak sesuai dengan tatakrama.

Terdengar langkah kaki, yang berlari ke arah mereka. Lily pun langsung membalikkan badan nya, ternyata yang berlari adalah pengawal Istana.

"Maaf Princess, saya disini menyampaikan pesan dari Queen. Princess di perintahkan pergi menemui Prince Alison" ucap pengawal.

Mendengar ucapan pengawal itu membuat nya membalikkan badannya. Aodina menggernyitkan dahinya bingung, untuk apalagi pria itu menemui nya?.

"Baiklah, tunjukkan jalannya!" perintah Aodina. Pengawal itu membungkukkan badannya dan langsung membimbing Aodina ketempat di mana Alison berada.

Tiba di depan ruang pertemuan, pengawal itu pun pergi. Sementara Aodina ia langsung masuk kedalam. Ia pun membungkukkan badannya dengan malas. Dan langsung duduk di salah satu sofa yang berada di sana.

"Prince Alison datang untuk membicarakan acara pernikahan " jelas Queen Elleanor. Aodina yang tadinya menunduk langsung mengangkat kepalanya. "Kenapa terburu-buru sekali " ucap Aodina dengan spontan.

Ia pikir mereka akan menikah setahun, atau bahkan lebih. Tapi, apa baru saja kemarin pria dihadapannya ini mengumumkan dan sekarang mengajaknya mempersiapkan pernikahan.

"Ini tidak terlalu cepat!" ucap Prince Alison singkat dan terdengar dingin. Queen Elleanor pun langsung menarik tangan King Aaron.

"Ah sepertinya kalian butuh waktu berdua" ucap Queen Elleanor yang langsung menarik King Aaron untuk pergi. Meski terlihat enggan meninggalkan Putri nya, King Aaron terpaksa mengikuti keringat istri nya itu.

Aodina pun merasa keberatan di tinggalkan berdua dengan Prince Alison. Ia juga berniat pergi, namun tiba-tiba Prince Alison menghampiri nya. Prince Alison terus mendekat, sementara Aodina terus saja mundur kebelakang.

Hingga tubuh Aodina pun tidak dapat bergerak karena ada nya rak buku di belakang nya. Ia pun tidak bisa bergerak, karena tubuhnya terhimpit diantara rak dan juga Prince Alison.

"Bisakah kamu mundur, ini terlalu dekat" ucap Aodina dengan gugup. Bagaimana tidak, jika saat ini Prince Alison sudah menatapnya dengan intens.

Namun seperti nya Prince Alison mengabaikan ucapan Aodina. Perlahan wajah Prince Alison mendekat. Aodina pun langsung menolehkan wajah nya kekanan. Dan langsung menutup matanya, bahkan ia bisa merasakan hembusan nafas Prince Alison yang menerpa wajahnya.

"Aku pernah bilang, jangan pernah lagi menampakkan wajah mu. Karena setelah itu kamu tidak akan bisa lepas dariku. Tapi seperti nya kamu mengabaikan ancaman ku" ucap nya sambil berbisik di telinga Aodina.

Aodina pun menjadi ketakutan, ingatan pun terlempar ketika ia tersasar di hutan terlarang. Namun ia juga tidak pernah menduga akan dipertemukan kembali dengan Alison. Apalagi saat di pertemuan kedua mereka, lagi dan lagi ia yang menghampiri Alison terlebih dahulu.

"Aku minta maaf, bukannya aku mengabaikan ucapan mu. Tapi aku juga tidak tahu jika itu kamu" jelas Aodina ketakutan. Ia berharap Alison mau melepaskan nya.

"Jangan berani menggagalkan rencana pernikahan, jika kamu tidak mau melihat kedua orang tua mu seperti ini" ucap Alison yang langsung melemparkan pedangnya kearah jendela yang terbuka.

Tidak lama terdengar suara rintihan kesakitan, membuat Aodina melihat kearahnya. Ia melihat seseorang yang menggenakan pakaian hitam terkena lemparan pedang Alison.

Tubuh Aodina langsung gemetar ketakutan, pria itu tampak tidak bergerak karena pedang yang menusuk jantung nya. Bahkan saat ini Aodina pun sudah meneteskan air matanya. "Orang yang berani macam-macam denganku, akan berakhir sama seperti dia" ucap Alison yang terlihat tenang namun penuh penekanan.

Kejam, itu lah yang saat ini terlintas dibenaknya. "Aku mohon jangan lepaskan aku, anggap saja ini permintaan orang yang sudah menolong mu" ucap Aodina dengan memelas.

"Bukankah aku sudah melepaskan mu, di hutan terlarang. Lagi pula banyak para wanita yang ingin menjadi pendamping hidup mu. Mereka lebih cantik dari padaku" lanjut Aodina mencoba membujuk Alison.

Ego Alison pun merasa tersentuh mendapatkan penolakan dari Aodina. Ia melemparkan mata panah kearah guci, hingga membuat guci itu pecah. Aodina tersentak kaget melihat nya.

"Ikuti apa yang aku mau, jika tidak aku akan membuat hidupmu menderita. Tidak sulit untukku membunuh orang tua mu" ucap nya. Setelah itu Prince Alison pun langsung pergi dari sana. Meninggalkan Aodina yang jatuh terduduk.

💐💐💐
Declairs
Senin, 21 Agustus 2023

Destiny In The World Kingdom Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang