Aodina terkulai lemas ketika wanita dan para preman itu sudah pergi menjauh. Tadinya ia sangat ingin untuk menyerah. Namun mengingat janjinya kepada sang ibu perlahan ia mulai membuka matanya.
Ia meraih pisau yang berada di dekat kakinya dengan susah payah. Saat ini pisau kecil itu sudah berada di tangannya. Perlahan ia mulai membuka ikatan yang mengikat kedua tangannya.
Beberapa kali tangannya terluka karena terkena sayatan pisau. Aodina kembali menangis, karena ia kesusahan melepaskan talinya.
Setelah beberapa menit mencoba, tali di tangan pun perlahan terbuka. Setelah itu ia melepaskan tali yang mengikat kakinya juga. Setelah terbuka, Aodina perlahan mulai berdiri. Ia mencoba mengabaikan rasa sakit di perut nya.
Ia berlari, untuk menghindari hewan buas. Namun semakin ia berlari, suara lolongan hewan buas itu semakin terdengar jelas. Hingga akhirnya ia berada di sebuah pinggir jurang. Di bawah nya ada sebuah sungai.
Sementara di depannya sudah ada hewan buas yang kapan saja siap menyerang nya. Tanpa berpikir panjang Aodina langsung loncat, ia membiarkan tubuhnya terseret oleh derasnya air sungai.
🥀🥀🥀
Aodina mengerjapkan matanya, ia pun menatap sekelilingnya. Ia masih berada di sebuah sungai. Tubuhnya tertahan oleh sebuah batu sehingga ia tidak terbawa arus sungai. Badannya terasa sangat sakit, seperti nya ketika tenggelam tadi tubuhnya beberapa kali terantuk ke batu di sungai.
Ia perlahan mulai bangkit, dan berjalan dengan terseok-seok. Ia sangat berharap segera bertemu dengan pemukiman warga. Agar ia bisa meminta tolong kepada warga di sana. Puluhan menit ia berjalan, hingga akhirnya ia melihat cahaya.
Tampaknya itu merupakan pemukiman warga. Namun sepertinya tubuhnya sudah tidak kuat lagi untuk berdiri. Pandangan mulai berkunang-kunang. Sebelum kesadaran nya hilang ia sempat mendengar seseorang yang memanggil namanya. "Princess Aodina!" teriak orang itu.
Namun Aodina tidak tahu apa yang terjadi setelahnya, karena setelah itu semuanya menjadi gelap.
🥀🥀🥀
Disebuah kamar yang mewah, pria dan wanita paruh baya sedang menunggu dokter memeriksa keadaan putrinya. Mereka dengan cemas menunggu dokter. Setelah dokter selesai memeriksa, wanita paruh baya itu langsung menanyakan keadaan putrinya.
"Bagaimana keadaan putri saya?" tanya wanita paruh baya itu. Dokter itu pun menghela nafasnya. "Tuan putri mengalami koma, luka di tubuhnya akan sulit untuk sembuh" ucap Dokter itu.
"Namun yang mulia tidak perlu khawatir, saya akan mengawasi kondisi Tuan Putri" ucap Dokter itu. Lalu setelahnya Dokter itu pamit untuk pergi. Sebelum pergi ia sempat membungkukkan badannya sebagai tanda hormat.
Setelah kepergian Dokter itu, wanita paruh baya itu langsung mendekat ke arah ranjang tempat di mana Putri nya sedang tertidur. Ia pun langsung menangis terisak melihat keadaan Putrinya.
"Maafkan Ibunda yang lalai menjaga kamu, seharusnya kamu tidak mengalami kejadian ini" ucap nya lirih. Pria paruh baya itu pun langsung merengkuh wanita paruh baya dalam dekapan nya . "Sudahlah Elle, kamu tidak perlu menyalahkan diri sendiri" ucap pria paruh baya itu.
"Tapi Aaron jika aku tidak mengajak nya ke butik hari itu, pasti Putri kita tidak akan di culik seperti ini" ucap Elleanor. "Aku tidak suka jika kamu menyalahkan diri kamu sendiri. Dan aku sangat yakin jika anak kita, anak yang kuat. Dia pasti sembuh" ucap Aaron menenangkan.
"Lebih baik kita keluar dan biarkan Putri kita istirahat" ajak Aaron. Namun Elleanor langsung menggelengkan kepalanya. "Aku tidak mau, ijinkan aku menemani Putri kita" jawab Elleanor dengan sendu.
Aaron pun menghela nafasnya, ia tidak bisa menolak keinginan istrinya itu. Andai saja ia tidak ada rapat dengan petinggi kerajaan Trynspolentia pasti ia bisa menemani istrinya itu.
"Baiklah, aku pergi dulu" pamit Aaron yang hanya dibalas dengan anggukan kepala. Aaron pun langsung pergi dengan tangan kanannya Daren.
Sudah berhari-hari Elleanor merawat Putrinya. Namun Putri nya itu sama sekali tidak ingin membuka matanya. Hari ini ia ada pertemuan penting dengan suaminya. Ia tidak bisa meninggalkan kewajiban nya sebagai Queen di kerajaan Skylar.
Namun ia sedikit tenang meninggalkan Putri nya sendiri. Karena keponakan nya akan menjaga Putri nya itu. Sebenarnya ada adik iparnya, namun ia seperti tidak yakin menitipkan anaknya kepada adik iparnya itu.
Memang Ruth terlihat tidak akrab dengan Putri Nya. Beberapa kali Putri Nya itu menunjukkan ketidaksukaan nya kepada sang Bibi. Ia lebih mempercayakan Putri Nya di jaga oleh Sienna.
"Sienna Bibi titip Aodina ya" ucap Elleanor. Gadis yang di panggil Sienna pun langsung menganggukkan kepalanya. "Aku akan menjaga Kak Aodina, Bibi tidak perlu khawatir" ucap nya. Elleanor pun tersenyum, setelah itu ia pergi dari dalam kamar itu.
Gadis cantik dengan rambut sebahu itu pun langsung duduk di kursi samping ranjang Aodina. "Kapan Kakak bangun, Kakak tahu Paman dan Bibi sangat khawatir kepada Kakak" ucap Sienna. Ia terus saja mengobrol dengan Aodina. Meskipun ia tahu jika Aodina sama sekali tidak menanggapi ucapan nya itu.
Tiba-tiba ia rasanya ingin buang air kecil, ia pun langsung pergi menuju kamar mandi. Sementara tanpa sepengetahuan Sienna gadis yang saat ini sedang berbaring diatas ranjang mulai membuka matanya.
Ia menggernyitkan dahinya bingung ketika berada diruangan yang asing menurut nya. "Aku ada di mana?" monolog nya dengan suara lemah. Ketika ia akan bangkit dari tidurnya, ia mendengar suara orang yang memanggil nya.
"Kak Aodina sudah bangun!" pekik gadis itu tidak percaya. Ia pun langsung menghampiri Aodina, namun ia menggernyitkan dahinya melihat Aodina yang tampak terlihat bingung.
"Kamu siapa?" tanya Aodina kepada Sienna. Sienna pun langsung merasa panik karena Aodina tidak mengingat dirinya. "Aku Sienna, adik sepupu kakak" ucap Sienna.
Aodina pun bingung, setahu dirinya ia tidak pernah mempunyai adik sepupu yang bernama Sienna. "Aku tidak tahu" jawab Aodina.
Sienna pun langsung panik. "Kamu tunggu di sini, biar aku panggilkan dokter!" perintah Sienna. Lalu setelah itu Sienna langsung berlari keluar dari dalam kamar. Beberapa saat kemudian Sienna kembali lagi bersama seorang dokter.
Dokter pun langsung memeriksa keadaan Aodina. "Maaf sepertinya Princess Aodina mengalami amnesia" jawab Dokter itu. Baik Aodina maupun Sienna tahu apa itu amnesia. Namun Aodina merasa ia tidak melupakan sesuatu hal. Ia ingat dengan jelas kedua orang tuanya, bahkan ia juga mengingat kakak laki-lakinya.
Hanya saja ia tidak pernah mengenal gadis bernama Sienna itu. Setelah memeriksa dirinya, dokter itu pun langsung pergi meninggalkan dirinya bersama dengan gadis bernama Sienna itu.
🥀🥀🥀
Declairs
Kamis, 27 April 2022
Publish, Sabtu 6 Mei
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny In The World Kingdom
FantasíaAodina, gadis cantik yang memiliki senyum manis. Menjadi seorang primadona di kampus nya. Tentu saja ada yang iri dengan kecantikan Aodina. Di usia yang dua puluh dua tahun hidupnya harus berakhir karena pengkhianatan dari orang terdekatnya. Orang i...