Aodina pun terus melangkahkan kakinya, dengan terpincang-pincang ia menyusuri jalan setapak di hutan ini. Suara air mengalir pun semakin terdengar jelas di telinga Aodina.
"Seperti nya sebentar lagi aku sampai" ucap nya. Peluh terus mengalir deras dari dahinya. Namun ia tetap terus melangkahkan kakinya. Ia pun menyibak tanaman rambat dihadapannya.
Dan betapa terkejutnya dia ketika melihat pemandangan di balik daun rambat itu. Di hadapan terlihat sungai yang air nya sangat jernih. Bahkan ia bisa melihat cahaya matahari di sini.
Sinar matahari menerpa beberapa pohon. Aodina pun langsung melangkahkan kakinya. Ia pun meminum air yang berada di hutan itu. Rasa airnya sangat segar. Tidak lupa ia juga membasuh wajah dan lukanya.
Setelah selesai ia pun duduk di bawah pohon rindang. Ia menyandarkan tubuhnya di batang pohon itu. Ia memejamkan matanya mencoba untuk mengistirahatkan tubuhnya yang lelah.
Ia sangat berharap keluarga dari Aodina datang mencari nya. Jika di tanya apakah ia takut, tentu saja ia akan menjawab iya. Bagaimana tidak ia sendirian berada di sini.
Ia juga masih trauma dengan kejadian yang menimpa nya belum lama ini. Ia berharap jika tidak ada hewan buas di sini. Ia tidak ingat mati untuk kedua kalinya.
Tidak lama setelah ia memejamkan matanya, ia mendengar suara lonceng. Aodina pun langsung membuka matanya. Ia mencoba memastikan pendengaran nya itu.
Namun suara lonceng itu terdengar semakin nyaring bunyinya. Bulu kuduk Aodina pun dibuat merinding. Logika nya, bagaimana bisa ada lonceng di dalam hutan seperti ini. Rasanya akan terlihat sangat mustahil bukan.
Namun karena rasa penasaran nya yang tinggi, Aodina pun melangkah kan kaki nya untuk menghampiri asal suara bunyi lonceng itu.
Semakin dekat dan semakin nyaring pula suara lonceng itu. Setelah melihatnya, Aodina pun langsung menghela nafasnya lega. Pasalnya memang di sana ada lonceng. Di samping lonceng itu ada tiga patung yang terperangkap di dalam sebuah jeruji yang terbuat dari emas.
Aodina berpikir jika ini merupakan benda peninggalan mungkin. Ia juga tidak terlalu memikirkan nya, karena ia bukan berasal dari dunia ini.
Aodina pun memutuskan untuk pergi dari sana. Namun kaki Aodina pun tersandung. Ketika ia melihat kebawah ternyata ada sebuah bola kristal. Bola itu berwarna hijau.
Bola itu terlihat sangat cantik dan berkilau. "Wah pasti harganya sangat mahal jika dijual" ucap Aodina tersenyum senang. Aodina pun langsung mengambil bola kristal itu.
Namun ketika bola itu sudah ada di tangan nya, ia mendengar decitan dari jeruji emas. Namun ketika ia menoleh kebelakang, semuanya tampak terlihat biasa saja. Tidak ada yang berubah. Namun pandangan Aodina pun tertuju pada gembok di jeruji emas itu.
Di gembok jeruji emas itu terpancar lima warna yang berbeda. Aodina pun langsung menatap kearah bola kristal yang saat ini berada di telapak tangan nya.
Dengan ragu ia menghampiri jeruji emas itu. Ia memasangkan bola kristal kepada lubang di gembok itu sesuai dengan warnanya. Dan tampak nya pemikiran Aodina benar.
Ia pun mencari keberadaan keempat bola kristal lainnya. Ia harus mencari bola kristal berwarna putih, biru, merah dan kuning.
Ternyata keberadaan bola kristal itu tidak jauh dari keberadaan patung. Aodina dengan antusias memasang bola kristal itu pada gembok. "Ini terasa memainkan sebuah puzzle" ucap Aodina.
"Nah tinggal satu lagi!" pekiknya antusias. Ia pun langsung memasang kan bola kristal berwarna biru. Namun setelah semua bola kristal itu terpasang. Aodina dibuat silau dengan cahaya yang terpancar dari jeruji emas.
Ia sampai menutup wajahnya menggunakan telapak tangan. Bahkan ia juga memundurkan langkah kakinya. Kejadian itu berlangsung selama lima menit.
Keterkejutan Aodina belum berakhir sampai sana. Ia dibuat terkejut, ketika ketiga patung itu bergetar. Bahkan tampak retak. Setelah patung itu retak ia melihat jika patung itu berubah menjadi manusia.
Ada sepasang wanita dan pria paruh baya, dan seorang pria muda. Aodina langsung memundurkan kakinya. Ia sangat terkejut. Dan yang lebih menakutkan, pria muda itu langsung menodongkan pedangnya tepat dihadapan Aodina.
Aodina pun langsung bersujud di hadapan pria muda itu. "Tolong jangan bunuh saya, saya janji akan pergi. Saya mohon biarkan saya pergi dan tetap hidup" ucap Aodina.
"Saya juga berjanji tidak akan memberitahukan kejadian ini kepada orang lain" lanjut Aodina.
Pria muda itu pun langsung menarik pedangnya. Aodina yang melihat nya pun tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Ia langsung lari dan pergi menjauh dari tempat tadi.
Sungguh Aodina menyayangkan nasib buruk yang menimpa nya saat ini. Aodina tidak memperdulikan kakinya yang sakit. Ia terus menerus berlari. Yang saat ini ada di pikiran nya adalah pergi menjauh.
Ia tidak menghentikan langkah kakinya, ia terus berlari menuruti insting nya. Ia berharap kali ini nasib baik menimpa nya. Ia hanya ingin keluar dari hutan ini dan kembali bertemu keluarga nya dan tinggal di istana.
🥀🥀🥀
Sementara King Aaron saat ini sudah berdiri di hadapan perbatasan antara hutan terlarang dengan kerajaan nya. Tadi ia sudah berbicara dengan asisten pribadi dari kerajaan Trynspolentia.
Ia di perkenankan masuk oleh dewan kerajaan Trynspolentia jika Putri nya belum juga keluar sampai malam menjelang. King Aaron pun tidak bisa berbuat banyak.
Berjam-jam ia menunggu dan sibuk mondar-mandir di perbatasan. Rasa sabar nya pun kian menipis, karena digerogoti oleh rasa khawatir terhadap Putri nya.
"Jenderal persiapkan para pengawal untuk masuk bersama ku menuju hutan terlarang!" tegasnya kepada Jenderal. Jenderal pun langsung menganggukkan kepalanya. Dan langsung menyuruh anggota nya untuk bersiap.
Namun baru saja mereka akan masuk kedalam hutan terlarang. Mereka melihat seseorang berlari keluar dari dalam hutan terlarang. Siluet orang itu semakin lama semakin terlihat jelas.
Semuanya dibuat terkejut ketika melihat orang yang tengah berlari adalah Aodina. Ketika sampai di hadapan King Aaron nafas Aodina pun sudah tersengal-sengal. "Ayah!" ucap nya lirih. Setelah mengatakan itu tubuh Aodina pun langsung ambruk tidak sadarkan diri.
Untung King Aaron dengan sigap langsung menahan tubuh Putri nya. Ia pun langsung menggendong tubuh Aodina yang saat ini tidak sadarkan diri.
"Siapkan kereta kuda, kita akan kembali ke istana!" teriaknya. Para pengawal pun dengan sigap langsung membawa kereta kuda. Kereta kuda yang berisi King Aaron dan Aodina pun melaju meninggalkan perbatasan hutan terlarang diikuti oleh para pengawal.
🥀🥀🥀
Sabtu, 22 Juli 2023
Declairs
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny In The World Kingdom
Viễn tưởngAodina, gadis cantik yang memiliki senyum manis. Menjadi seorang primadona di kampus nya. Tentu saja ada yang iri dengan kecantikan Aodina. Di usia yang dua puluh dua tahun hidupnya harus berakhir karena pengkhianatan dari orang terdekatnya. Orang i...