🥀Part 4 : Tragedi 2🥀

22 5 0
                                    

Setelah sampai di tempat perkemahan, Darel pun langsung menghampiri guru pembimbing. Ia menceritakan seluruh kejadian tentang menghilangnya Aodina. Tentu saja guru pembimbing itu pun langsung merasa khawatir. Pasalnya baru tahun ini ada kejadian siswa hilang seperti ini.

Dengan cepat guru pembimbing pun langsung menghubungi bala bantuan. Ia juga sempat menegur Darel karena kasus hilangnya Aodina.

Sementara Adisti ia terus menerus menangis terisak. Ia merasa sangat bersalah, andai saja ia tidak memaksa mereka berhenti. Mungkin saat ini Aodina masih berada di sini. Aodina tidak mungkin menghilang hingga di culik seperti ini.

Darel pun merasa kasihan melihat kondisi Adisti yang terlihat bersalah. "Kamu tidak perlu merasa bersalah, kita berdoa semoga Aodina cepat ketemu!" ucap Darel mencoba menenangkan.

Mendengar perkataan Darel perasaannya sedikit lebih baik. Ia pikir Darel akan menghakimi dan menyalahkan dirinya karena Aodina menghilang. Sementara Clarabelle langsung menghampiri Laura.

"Sebenarnya apa yang kamu rencanakan, kamu tahu Aodina itu sahabat kamu!" tuding Clarabelle. Mendengar tudingan dari Clarabelle, Laura pun langsung menangis. Ia tidak percaya Clarabelle akan menuduhnya seperti ini.

"Apa maksud kamu, aku tidak mengerti" ucap Laura. Perlahan banyak para mahasiswa yang mulai mengerubungi keduanya. "Kamu pikir aku tidak khawatir dan sedih melihat temanku hilang sendiri" lanjut Laura dengan menangis terisak.

"Kamu jangan bohong, pasti hilangnya Aodina merupakan ulah kamu!" sarkas Clarabelle ia merasa kesal karena Laura pura-pura seperti orang yang tersakiti. Ia merasa jijik sekaligus kesal di waktu yang bersamaan.

"Apa maksud kamu, bagaimana bisa aku menyakiti sahabat ku. Lagi pula apa kamu tidak melihat kondisi, kakiku terkilir di hutan. Bagaimana mungkin aku bisa mencelakai Aodina" sangkal Laura. Para mahasiswa disana pun langsung menganggukkan kepalanya menyetujui ucapan Laura.

Mereka merasa kasihan melihat Laura yang di terus di tuduh oleh Clarabelle. Hingga salah satu mahasiswa pun langsung tersenyum berbicara. "Hey anak udik, Lo ga tahu ya kalo Laura itu sahabatnya Aodina. Bagaimana mungkin dia mencelakai Aodina, lagi pula ia juga sedang sakit" ucap salah satu mahasiswa membela Laura.

Clarabelle pun langsung mengepalkan tangannya, ia merasa marah. Ia sangat kesal kepada Laura. Laura itu seperti wanita ular yang berbisa. Bahkan kini seluruh mahasiswa mulai memihak dirinya.

"Suatu saat kalian akan melihat kebusukan wanita ular ini!" desis Clarabelle dengan kesal. Ia pun langsung pergi dari sana. Banyak mahasiswa yang mulai menyoraki dirinya. Clarabelle mencoba bersabar, ia tidak bisa berbuat banyak hal karena ia tidak mempunyai banyak bukti.

Ketika Darel ingin pergi mencari Aodina, Clarabelle langsung menghampiri Darel. Dia ikut menawarkan dirinya untuk pergi mencari Aodina.

Tadinya Darel ingin menolaknya, namun karena Clarabelle yang terus menerus memohon Darel pun mengiyakan permintaan Clarabelle. Namun ia sudah memperingatkan Clarabelle untuk tidak mengeluh dan juga berhati-hati selama berada di dalam hutan.

Clarabelle pun menganggukkan kepalanya, ia menyetujui syarat yang diajukan oleh Darel. Mereka berdua pun langsung bergabung bersama para Tim SAR untuk mencari keberadaan Aodina.

🥀🥀🥀

Di sisi lain, Aodina perlahan mulai mengerjakan kedua bola matanya. Ketika matanya terbuka, Aodina pun merasa takut karena saat ini di sekelilingnya gelap gulita.

Hanya cahaya bulan yang menerangi hutan, Aodina pun merasa bingung ketika ia tidak bisa menggerakkan tangan dan seluruh badannya.

Destiny In The World Kingdom Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang