Aodina saat ini menyusuri lorong demi lorong kerajaan Skyllar. Pemandangan lukisan, guci ataupun hiasan emas yang selalu di kagumi nya sekarang seolah menjadi hal yang yang biasa dilihatnya.
Ia berjalan menuju keruang kerja Ayah nya. Tidak biasa nya Ayah nya itu meminta nya bertemu secara pribadi. Apalagi sampai mengundang dirinya, padahal mereka sering bertemu di jam makan atau setalah nya.
Sebelum masuk, Aodina pun mengetuk pintu itu. Setelah ia di perkenankan untuk masuk, Aodina pun menarik tuas pintu. Hingga pintu terbuka. Ketika berada di hadapan King Aaron Aodina pun langsung membungkukkan badannya.
"Sudah tidak perlu sungkan seperti itu, mari kita duduk. Ada yang ingin Ayah bicarakan" ucap King Aaron. Aodina pun mengikuti King Aaron duduk di sofa yang berada di ruang kerjanya.
Ternyata bukan hanya King Aaron saja yang berada di ruangan itu, namun ibunya juga ada di sana. Aodina merasa canggung, karena tiba-tiba suasana nya menjadi hening.
Bahkan Ayah nya, yang mengundang dirinya kemari pun sama sekali tidak membuka suara nya. "Aodina ada yang ingin kami sampaikan" ucap King Aaron. Dari nada suaranya ia terlihat sedang serius. Aodina pun menganggukkan kepalanya.
"Sebenarnya kamu di undang untuk datang kerajaan Trynspolentia" ucap King Aaron. Namun Aodina pun langsung tersenyum mendengar nya. "Aku pikir ada apa?, tentu saja aku akan ikut. Aku juga ingin melihat seberapa megah Kerajaan Trynspolentia" ucap Aodina memotong ucapan King Aaron.
Namun Aodina pun langsung terdiam, melihat reaksi kedua orang tuanya. "Bukan itu yang akan kami bahas " ucap King Aaron terlihat gusar. Ia pun langsung memberikan selembar kertas kepada nya.
Kertas itu berisi sebuah surat, dan ada stempel Kerajaan Trynspolentia. Aodina menggernyitkan dahinya bingung. "Ini apa?" tanyanya. Queen Elleanor pun langsung menunjuk surat itu dengan dagunya. "Baca surat nya!" ucap Queen Elleanor.
Akhirnya Aodina pun membuka suara itu, ia membaca kata demi kata yang tertulis di dalamnya. Setelah membaca suratnya, Aodina pun dibuat tidak bisa berkata-kata lagi. "Ini-" ucap nya menggantung.
"Maaf kan kami, kamu pasti terkejut. Kamu bisa melakukan hal apapun yang kamu inginkan. Kami akan menanggung resikonya, karena bagi kamu kebahagiaan kamu yang terpenting " ucap King Aaron.
Aodina pun seketika langsung menyemburkan tawanya. King Aaron dan Queen Elleanor pun merasa bingung melihat Aodina yang tiba-tiba tertawa.
Mereka pikir Aodina akan marah, atau melayangkan tatapan protes. Namun apa ini, mereka tidak pernah menduga reaksi anaknya akan seperti ini.
"Jadi kalian mengkhawatirkan tentang surat ini?" tanya Aodina. Sontak saja kedua orang tuanya langsung menganggukkan kepalanya. Mereka mengiyakan ucapan dari Aodina.
"Dengar ini, aku tidak akan mungkin terpilih menjadi pasangan Prince of Trynspolentia. Kalian tenang saja, ia pasti akan mencari wanita yang memiliki etiket baik. Bukan seorang princess yang terkenal angkuh dan sombong ", ucap Aodina.
Ia mencoba menenangkan kedua orang tuanya. Namun tentu saja apa yang dikatakan oleh nya adalah kebenaran. Bukankah reputasi Aodina memang sudah jelek sedari awal. Ia terkenal dengan Princess jahat, sombong, mulut berbisa dan banyak lagi.
Jadi rasanya tidak mungkin jika seorang Prince akan memilih dirinya. Apalagi Prince ini, berasal dari kerajaan terbesar di benua ini. Jadi akan sangat mustahil.
Ia pasti akan mencari wanita yang memiliki etiket dan reputasi yang baik. Bagaimana pun seorang pasangan dari Prince nanti nya akan menjadi seorang Ratu. Dan tentu saja Ratu itu akan menjadi panutan bagi rakyatnya.
Jadi sangat kecil kemungkinan jika ia terpilih dalam sayembara itu.
🥀🥀🥀
Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Para Putri dari berbagai wilayah berkumpul di depan gerbang Istana kerajaan Trynspolentia. Malam ini mereka berdandan dengan cantik, bahkan menggenakan pakaian terbaik mereka.
Sungguh mereka tidak akan melewatkan kesempatan menjadi bagian dari Kerajaan Trynspolentia. Mereka sangat berharap bisa menjadi pasangan hidup Prince Alison.
Berbeda dengan Aodina yang terlihat malas mengikuti acara ini. Acara seperti ini terlihat seperti acara reality show pencari jodoh di dunia nya.
Ia tidak peduli jika ia tidak terpilih. Toh kehidupan nya juga sudah terjamin. Ia memiliki harta yang berlimpah ruah. Karena Ayahnya pun seorang Raja. Ia tidak perlu repot-repot mengikuti acara sayembara ini.
Jika bukan karena surat resmi Istana, yang menurut nya terlihat seperti sebuah surat ancaman. Bagaimana tidak jika mereka menolak datang. Maka mereka akan diberikan sebuah hukuman.
Aodina pun turun dari kereta kuda nya. Hari ini ia memakai gaun berwarna emas, bahkan dengan sepatu kaca. Rambutnya sudah dihias sedemikian rupa. Bahkan ada hiasan rambut seperti batang pohon yang merambat.
Jujur saja Aodina beberapa kali hampir terjatuh. Bukan sepatu hak ya, ia sudah terbiasa memakai sepatu seperti itu di dunia nya. Hanya saja gaun yang di pakainya ini terlihat berlebihan menurut nya.
Sehingga beberapa kali ia menginjak bagian bawah gaunnya, dan membuat nya beberapa kali akan terjatuh. Untung ia digandeng oleh sang Ayah.
Jujur saja, ia dibuat kagum dengan Istana kerajaan Trynspolentia. Bagaimana tidak ini tiga kali lipat lebih besar dan luas dari kerajaan Skyllar. Pantas saja para gadis berbondong-bondong untuk ikut sayembara ini.
Bukan hanya ia yang datang tapi kedua sepupunya pun ada di sini. Mereka langsung duduk di kursi yang sudah di sediakan. Aodina menghela nafas nya bosan. Padahal baru saja ia sampai sini.
Ia merasa bosan mendengar pembukaan dari para petinggi dikerajaan ini. Ia menjadi mengantuk mendengar ocehan orang di atas podium.
"Ayah boleh kah aku keluar sebentar?" tanya Aodina. King Aaron pun langsung menganggukkan kepalanya. "Tentu, tapi ingat jangan sampai keluar dari Istana ini" ucap King Aaron.
Aodina pun langsung menganggukkan kepalanya, ia menyanggupi permintaan dari Ayahnya itu. Lagi pula jika ia pergi, ia tidak tahu jalan pulang. Ia juga tidak sebodoh itu untuk melarikan diri.
Ia terus menyusuri lorong demi lorong yang berada di kerajaan ini. Hingga ujung lorong ini mengarahkan dirinya kepada sebuah taman. Namun ia merasa bingung, taman ini memang indah. Tapi mengapa malah di tumbuhi oleh tanaman mawar hitam.
Bukankah jika di tanami mawar merah atau putih maka taman ini akan terlihat hidup. Ia pun duduk di salah satu kursi taman. Ia menghirup udara segar disini. Ia pun menatap kearah langit, dan menatap bintang yang bersinar.
"Kapan ya aku bisa pulang, aku sangat merindukan kalian" ucap Aodina. Setelah itu ia memilih memejamkan matanya. Namun ia merasa bingung ketika mendengar erangan kesakitan seseorang.
Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh isi taman. Namun tidak ada orang sama sekali. Tiba-tiba ia merasa takut. Namun makin lama suara itu semakin terdengar.
Aodina pun memberanikan dirinya, untuk melihat asal suara. Ia terus mengikuti asal suara itu dengan langkah penuh hati-hati.
Namun Aodina pun dibuat tercengang melihat pemandangan di depannya saat ini.
🥀🥀🥀
Declairs
Rabu, 9 Agustus 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny In The World Kingdom
FantasíaAodina, gadis cantik yang memiliki senyum manis. Menjadi seorang primadona di kampus nya. Tentu saja ada yang iri dengan kecantikan Aodina. Di usia yang dua puluh dua tahun hidupnya harus berakhir karena pengkhianatan dari orang terdekatnya. Orang i...