🥀Part 1 : Acara Kampus 🥀

33 4 0
                                    

Saat ini Aodina sedang berkutat dengan pakaian miliknya. Ia sedang mengepak beberapa pakaian nya kedalam koper miliknya. "Dek jangan lupa jaketnya di masukin!" nasihat ibunya. Aodina pun langsung menganggukkan kepalanya. "Iya Ma" jawab Aodina.

Setelah selesai berkemas dengan barang-barang nya, Aodina pun pergi untuk makan malam bersama. Di meja makan saat ini hanya ada ibunya. Sementara kakak laki-lakinya dan Ayahnya seperti nya belum pulang.

Keduanya pun makan, hingga suara ibunya pun bertanya. "Kamu jangan telat makan di sana, jangan jauh-jauh dari rombongan!" nasihat ibunya itu. Aodina pun langsung mencebikkan mulutnya. Ia sudah tahu tentang hal itu. Saat ini umurnya sudah 21 tahun.

"Iya Ma aku tahu, lagi pula aku ini kan sudah besar" jawab Aodina kesal. Sementara ibunya pun langsung terkekeh geli melihat anaknya itu. "Iya Mama tahu, tapi entah kenapa perasaan Mama ga enak. Dan Mama ngerasa berat hati ketika kamu ikut acara ini" jelas ibunya.

Aodina pun langsung menghampiri ibunya dan langsung memeluk tubuh ibunya dengan erat. "Mama jangan khawatir, Aodina janji akan pulang dengan selamat dan sehat" ucap Aodina menenangkan kekhawatiran ibunya itu.

Ibunya itu pun menghela nafasnya, dan menganggukkan kepalanya. Ia mencoba menghilangkan pikiran negatif. "Ya sudah kamu lebih baik istirahat. Biar besok tubuh kamu juga fit" ucap Ibunya itu.

Aodina langsung mengecup pipi ibunya. Setelah itu Aodina pun langsung pergi menuju ke kamarnya. Sementara ibunya itu membereskan makanan yang masih berada di atas meja.

Ketika sampai di dalam kamar nya Aodina pun langsung merebahkan tubuhnya. Ketika sudah berbaring di atas kasur nya, ia pun langsung melihat kearah langit-langit kamar miliknya. Terlihat bintang-bintang kecil seperti di langit. Memang Aodina ini penyuka bintang.

Perasaan juga sama tidak enak, seperti akan ada yang terjadi. Ia pun mencoba menghilangkan pikiran negatif dari dalam pikiran nya. "Semoga semuanya lancar" doanya dalam hati. Aodina pun memejamkan matanya, tidak lama ia pun tertidur dengan pulas.

🥀🥀🥀

"Kak bantuin ih!" ucap Aodina kepada kakaknya, Vincent. Vincent yang sedang melihat handphone pun langsung melihat kearah Aodina. "Iya" jawab Vincent. Mendengar jawaban dari Vincent, Aodina pun langsung tersenyum dengan senang. Vincent terlihat sangat menyayangi Aodina.

Vincent langsung membawa koper yang lumayan besar milik Aodina. "Bawa apa aja sih dek kayak banyak banget?" tanya Vincent dengan herannya. Padahal acara di kampus hanya tiga hari. Tapi bawaan milik Aodina terlihat banyak sekali.

"Kakak jangan samain aku sama Kakak ya. Jelas lah beda soalnya aku kan perempuan banyak keperluan nya" ucap Aodina dengan kesal. Sementara Vincent pun hanya bisa menutup mulutnya dengan rapat. Jika ia menjawab perkataan Aodina, ia yakin Aodina akan langsung mendebatnya.

Ketika sampai di meja makan sudah ada Ayah nya dan juga ada Ibunya. Aodina pun langsung menyantap nasi goreng yang sudah tersedia diatas meja makan. Setelah selesai sarapan, Aodina pun langsung berpamitan kepada ibunya.

"Kamu hati-hati di sana, jangan sampai pergi sendirian. Jangan lupa makan dan terus mengabari" nasihat ibunya panjang lebar. Aodina pun langsung menganggukkan kepalanya. "Mama tidak perlu khawatir" ucap nya.

Aodina pergi ke kampus dengan diantar oleh Vincent. Aodina sudah pergi terlebih dahulu kedalam mobil milik kakaknya. Sementara Vincent ia membawa koper milik Aodina. Vincent merasa kesal kepada Aodina yang memperlakukannya seperti pembantu. Namun di sisi lain ia juga merasa senang karena bisa diandalkan sebagai kakak.

Setelah meletakkan koper Aodina di dalam bagasi mobil, Vincent masuk kedalam mobil. Vincent langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Beberapa puluh menit kemudian Vincent sudah memarkirkan mobilnya didepan kampus adiknya.

Keduanya turun dari dalam mobil, Vincent membantu Aodina menurunkan koper miliknya. "Terimakasih Kak" ucap Aodina dengan tulus. Vincent tersenyum dengan lebar nya. "Jika ada apa-apa jangan ragu untuk menghubungi Kakak" ucap Vincent.

Aodina pun langsung menganggukkan kepalanya. "Kakak tenang saja, lagi pula aku juga sudah besar dan bisa menjaga diriku dengan baik" ucap Aodina. "Kakak percaya" ucap Vincent. Meskipun Vincent merasa sangat khawatir.

Aodina langsung menggeret koper miliknya dan langsung memasuki halaman kampus. Ia pergi ketempat di mana bus yang akan digunakan nya terparkir. Ia melihat-lihat nomor bus yang terparkir di halaman kampus. Ia pun langsung memasuki bus dengan nomor tujuh.

Baru saja ia masuk kedalam bus, suara temannya terdengar. "Aodina ke sini!" pekik Laura. Aodina pun melangkahkan kakinya menuju ke arah Laura. Sebelumnya ia sudah menyimpan koper miliknya di bagasi bus. Ia hanya memakai tas selempang berwarna hitam yang berisi barang-barang pentingnya saja.

"Dari mana aja kamu?" tanya Laura. Aodina pun menghela nafasnya kasar. "Seperti biasa, macet" jawab nya terlihat malas. Laura pun menganggukkan kepalanya mengerti. Keduanya pun sibuk mengobrol. Hingga pengumuman dari guru pembimbing pun terdengar. Guru itu memberitahu kepada mereka jika saat ini bus sudah akan berangkat.

Terlihat raut senang dari para siswa di sini, tidak hanya ada satu orang yang terlihat menyendiri. Aodina menatap orang itu dengan perasaan heran. Mengapa ia selalu melihat orang itu sendirian. "Lagi melihat apa?" tanya Laura yang ikut melihat objek yang terus di perhatikan oleh Aodina.

"Oh, Clarabelle. Kamu jangan bingung dia memang penyendiri, dia tidak memiliki teman" jelas Laura. Kemudian Laura pun terlihat acuh, ia sama sekali tidak berminat menjelaskan tentang orang bernama Clarabelle itu.

Aodina yang penasaran pun langsung mengalihkan tatapannya ketika orang yang beranama Clarabelle itu tanpa sengaja bertemu pandang dengan nya. Aodina pun langsung fokus ke handphone miliknya. Karena tadi handphone nya berdenting, mungkin ada pesan yang masuk.

Ternyata memang benar, ibunya mengirimkan pesan kepada nya. Ibunya menanyakan apakah ia sudah berangkat. Aodina pun menjawab pesan dari ibunya. Setelah itu ia memilih untuk mendengarkan musik di handphone menggunakan ear phone.

Aodina tidak menghiraukan aktivitas temannya yang sedang menyanyi. Ataukah berfoto ria di dalam bus. Aodina pun langsung memejamkan matanya, dan terhanyut dalam lirik lagu yang sedang di dengarkan olehnya.

Berjam-jam mereka menempuh perjalanan, menuju keluar kota. Hingga mobil bus terparkir di tempat acara. Mendengar kebisingan yang terjadi, Laura yang sedang tertidur pulas pun membuka matanya.

Laura membangunkan Aodina, sangat mudah membangunkan Aodina dari tidurnya. "Aodina bangun!" panggil Laura. Perlahan Aodina membuka kelopak matanya. "Ada apa?" tanya Aodina sambil mencopot earphone ditelinga nya

"Kita sudah sampai" ucap Laura memberi tahu Aodina. Aodina pun mencari tas selempang nya, ia langsung menyampirkan tas nya. Aodina pun tidak menyadari jika earphone yang berada di pangkuan terjatuh. Bahkan Aodina langsung keluar dari dalam bus dengan Laura.

Sementara Clarabelle yang tadi melihat earphone terjatuh dari tempat duduk Aodina langsung mengejar Aodina. "Hei!" panggil nya. Namun tampaknya Aodina tidak menyadari jika dia yang dipanggil oleh Clarabelle.

Clarabelle pun dengan cepat menyusul langkah Aodina sambil menyeret koper kecil miliknya. Ketika sudah dengan dengan Aodina, ia langsung menepuk pundak Aodina. Aodina tampak terkejut dan langsung membalikkan badannya.

"Ada apa ya?" tanya Aodina bingung. Clarabelle pun mencoba mengatur pernafasan nya setelah tadi ia berlari. Laura dan Aodina menatap Clarabelle dengan bingung. "Aku ingin mengembalikan earphone kamu, tadi sepertinya terjatuh di dalam bus" jelas Clarabelle.

"Ah iya, terimakasih" ucap Aodina sambil tersenyum dengan lebarnya. Clarabelle pun hanya tersenyum menanggapi ucapan Aodina, setelah itu ia langsung pergi menghampiri teman satu tendanya.

🥀🥀🥀
Declairs
Rabu, 28 Desember 2022
Publish, Jumat 5 Mei 2023

Destiny In The World Kingdom Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang