Rama yang baru saja turun dari motor Satya karena sudah tiba di parkiran sekolah langsung beranjak seenak jidatnya untuk meninggalkan kembarannya itu. Katanya, tidak mau dianggap siswa lainnya yang melihat mereka berduaan secara tidak sengaja, menyebut mereka homo atau gay.
"Eh, eh. Ram, mau kemana lo?" Tanya Satya.
"KELAS!" Balasnya.
"Tuh helm mau lo ajak juga?" Tanya Satya, memiringkan kepalanya.
Saat itu juga Rama berhenti berlari, dan menyadari bahwa benda yang Satya sebut itu memang masih berada di kepalanya. Dan dengan rasa malu yang dipendam cowok itu, dia langsung menghampiri saudara kembarnya itu dan membuka helmnya. Kentara sekali dia tengah malu, yang langsung membuat Satya tertawa singkat.
"Jangan ketawa!" Ujarnya, sebal.
Satya hanya menggelengkan kepalanya, ternyata Rama juga bisa berbuat konyol seperti tadi. Cowok itu kemudian menaruh helm yang Rama sodorkan di spion motornya.
"WAHAHAHAHAHA!!" Teriak seseorang dari dalam gedung sekolah, dan menghambur keluar gedung sekolah menuju parkiran. Zayyan, manusia yang menjadi sahabat Satya dan Rama menghampiri dua saudara kembar itu sambil tertawa keras.
"Weh kalian berdua! Lihat ni!" Ucapnya, mempertontonkan sebuah benda melengkung yang bernama pancingan. Entah darimana Zayyan menjambret benda itu.
"Dapet darimana lo, Za?" Tanya Rama yang entah sejak kapan mulai tertarik dengan benda macam itu.
"Mweheheh, gue dapet ni dari bapak yang bersihin kebun itu, ah gue nggak tahu namanya, yang jelas kerjaannya bersih-bersih sama mangkasin pohon hias di taman sama di kebun." Bisiknya, menaik turunkan alisnya.
"Trus? Lo mau buat apa pake tuh pancingan?" Tanya Satya, tak tertarik. Sekedar bertanya saja, tapi bodo amat.
Zayyan mendekati dua saudara kembar itu, dengan senyum liciknya. Entah mau berbuat apa lagi manusia macam Zayyan ini.
"MANCING DI KOLAM HIAS TAMAN BELAKANG!" Pekiknya, karena suasana sekolah yang masih sepi.
"Mumpung sekarang banyak jamkos!" Sambungnya, gembira ria karena mengingat hari ini adalah hari SABTU.
Beginilah, setiap hari Sabtu sekolah mereka banyak jamkosnya mulai dari jam pertama sampai jam pertengahan. Jadi, maksud Zayyan mengundang dua manusia kembar itu untuk mancing ikan bersamanya adalah; bolos jamkos. Biasanya, para murid malas yang merasa dianugerahi oleh pujaan mereka yang bernama jamkos akan memadati satu tempat keramat; kantin. Sisanya, para siswa yang jumlahnya seperempat dari siswa di satu kelas itu pada pakai kacamata yang terkenal rajin dan kutuan dengan buku, sehingga tujuan keramat mereka adalah; perpustakaan. Kali ini, Zayyan ingin mengajak dua sahabatnya itu untuk membolos ke kolam. Bukan untuk berenang, tapi untuk mancing mania.
Satya dan Rama mengernyitkan keningnya, heran degan ide gila makhluk macam Zayyan satu ini. Memang, di kolam hias yang terletak di taman belakang itu ada banyak ikan yang besar-besar. Tapi kan, ikan itu untuk hiasan saja biar sekedar ada ikannya. Dan Zayyan kemudian menarik tangan Rama yang kentara sekali sangat ingin mengikuti ide gila Zayyan itu. Perlu diketahui juga, makhluk fotokopian Satya yang bernama Rama ini memang menyukai segala hal yang berbau ikan.
Rama suka ikan, tak ada yang memungkiri hal itu. Bukan sekedar suka, dia memang benar-benar suka ikan sejak kecil. Buktinya, dikamarnya saja ada akuarium yang berisi ikan-ikan hias favoritnya, salah satunya ikan koi dan ikan cupang. Dia memang suka ikan sejak berusia tiga tahun karena berawal dari rasa penasarannya terhadap binatang air yang berenang-renang dalam akuarium milik sang Papa. Dia ini juga suka mengobok-obok akuarium milik Papanya itu, dan mengambil ikan koi yang masih kecil dan pas ditangannya. Setelah digenggam, ikan malang itu malah dibejek-bejek sampai mati. Dan karena Dokter Bram; Papa Satya dan Rama itu kesal dengan putranya yang satu ini, yang suka sekali membejek-bejek ikan-ikan koi yang masih kecil sampai habis, dia lalu membuatkan satu akuarium kecil untuk Rama. Sedangkan Satya, tidak begitu suka dengan ikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANINDHA (TAHAP REVISI)
Teen Fiction[SELURUH HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG!] "Menyayangimu adalah sebuah pilihan. Tetap bertekad, atau mengalah?" Sebuah kisah berlatar belakang delta (Δ) atau selisih. Berselisih paham antara saudara sendiri, dan sebuah kisah rumit. Bisa dibilang...