Hallo thanks for 600 Readers? Heh istighfar
Aku seneng sih Readersku nambah tapi kok brutal woy!!Baiklah cerita ini di mulaikan dengan pribahasa
Berakit-rakit ke hulu, berenang ketepian
Bersakit-sakit dahulu, sembuhnya kapan-kapanSelamat membaca...
***
Setelah berbuat kerusuhan di area bermain anak, Gevan memutuskan untuk membawa adiknya beserta Disha dan Dario untuk pergi dari sana. Dan kini, mereka sudah berada di area pembelanjaan.
Mereka berempat pergi bersama dengan Disha yang masih digandeng tangannya oleh Gevan. Sepertinya gadis ini belum sadar, fokusnya masih kepada sang adik yang masih melakukan akting bocah kecil menggemaskan tcih!
"Mas.. takut banget pacarnya ilang, sampe di gandeng terus"Ucap Ibu-ibu itu kepada Gevan yang dibalas senyum tipis olehnya,
Disha yang mendengar itu tersadar, dia pun mulai melepaskan tangannya dari genggaman pria yang dicintainya. Gevan yang melihat itu menatap Disha tak suka, tetap saja gadis yang tadi dia genggam tangannya itu pura-pura tidak perduli dan memilih menggenggam tangan Dario.
"Abang Gevan nda suka sama nenek lampil kayak Kak Disha kan?"tanya Dario dengan entengnya, tanpa tahu jika kakaknya sudah bersiap untuk sakit hati kembali.
"Emang kenapa?"Tanya balik Gevan sembari menatap ke arah Disha,
"Jangan mau ya abang! Abang ganteng, Kak Disha jelek!"
Disha yang merajuk memilih jalan terlebih dahulu, meninggalkan ketiga orang dengan ekspresi berbeda. Gevan pun menggendong Dario setelah itu mereka menyusul Disha.
Sementara itu Disha sudah menghentakkan kakinya berulang kali. Karna kesal terhadap adiknya, dia pun berjalan tanpa memperhatikan arah.
Bruk
"Maaf-maaf gue gak sengaja"Ucap Disha spontan lalu membantu pria tersebut berdiri,
"Oh gak papa, gue juga tadi lagi kurang fokus,"Balas pria berkaca mata itu dengan lembut lalu menatap ke arah bukunya yang berserakan.
Dengan cepat Disha membantu pria itu memunguti bukunya, sepertinya pria ini kutu buku dan dengan kaca mata yang bertengger manis di wajah nya hal itu membuat dia terlihat pintar juga jenius. Sedangkan Gevan lebih terlihat bijaksana dan juga berwibawa, astaga Gevan lagi, Gevan lagi! Sepertinya Disha harus mengenyahkan nama itu dari otaknya! Tapi bagaimana bisa? Mereka bahkan melalui banyak kenangan indah bersama, mereka sudah bersama sejak kecil sulit untuk menghapus itu semua.
Gevan berlari membantu Disha yang sedang memunguti buku Milik pria itu, "gapapa?" Tanya Gevan datar namun tersirat kekhawatiran dalam dirinya.
Disha menggeleng, "gak kok, eh ini bukunya maaf banget ya"
Pria yang tadi ditabraknya tersenyum lembut, "Udah gapapa lagian salah gue juga kok. Ini cowok lo?"Tanyanya
Disha berpikir sejenak, jika dia mengatakan iya nanti Gevan akan marah dan tersinggung karna mereka tidak memiliki hubungan apapun. Lebih baik dia menjawab tidak saja, lagi pula Gevan juga tidak menaruh rasa padanya.
"Bukan, dia abangnya temen gue. Kalo gitu kita duluan ya!"Pamit Disha lalu pergi bersama Gevan tak lama setelah itu Ghea dan Dario menyusul dari belakang.
Entah kenapa hanya perasaannya atau memang Gevan terlihat suram? Sepertinya Dario dan Ghea juga merasakannya! Mereka saling melempar pandangan, sambil bertanya dalam hati apa kiranya yang membuat wajah pria ini menjadi suram?
"Bang Lo kenapa deh?"Tanya Ghea penasaran,
Gevan memandang adiknya sebentar, "Gak!" Ucapnya dingin.
Setelah kejadian itu entah kenapa Gevan menjauhi Disha, gadis itu bahkan tak tahu alasannya, tapi syukurlah dengan begitu misi Move On nya akan dipermudah! Tapi semakin hari entah kenapa dia melihat Gevan dekat dengan gadis lain, gadis yang merupakan anak jenius dikampusnya. Apa ini hanya perasaannya atau memang Gevan dan gadis itu memiliki hubungan khusus?
"Ghea kenapa bolos sih hari ini? Gak tahu apa bestie nya lagi galat! Galau berat" Ucap Disha lirih
hari ini Ghea tidak masuk, katanya ingin ikut Mama dan Papanya pergi ke belgia. Ghea pergi tanpa tahu jika sahabatnya sedang galau berat, persis seperti gadis yang habis putus cinta!
Disha berjalan gontai ke arah perpustakaan, mencoba mencari apakah ada buku tips Menghilangkan rasa galau dari hatinya. Namun bukannya terobati, galau yang dirasakan justru bertambah parah. Disana, Gevan terlihat sedang menyentuh lembut kening gadis bernama Violet. Ya! Gadis itu adalah ratu kampus! Serba bisa! Tidak seperti dirinya yang kurang pintar.
Degg
Tatapan manis itu, tatapan penuh rasa khawatir itu, dilayangkan Gevan untuk Violet! Arghh kenapa bukan dirinya.
Air matanya menetes menyaksikan hal itu, sungguh hatinya sakit. Kalau memang pria itu tidak mencintainya, kenapa tak mengatakannya sedari awal saja? Kenapa harus begini? Menerima pertunangan itu dan membuat dirinya berharap lebih? Untung saja Pertunangannya dan Gevan sudah berakhir.
Tapi jika boleh jujur, hatinya memang terasa sangat sakit. Disebuah tempat sepi, gadis itu meraung menangis sesenggukan. Menyalurkan semua rasa sakit yang dia rasakan di dalam hatinya.
"Baru juga jatuh cinta! Cintanya belom di bales malah udah potek duluan!"Keluh gadis itu sembari mengelap air matanya yang kian menderas,
"Mbak, jangan nangis disini"Suara seorang pria memasuki pendengarannya membuat Disha merasa terusik.
"Halah, Lo diem dulu! Gue mau nangis dulu!"Bentak Disha, sungguh! biarkanlah dirinya menyalurkan kegalauannya jangan di usik!
Pria itu mendekat untuk melihat siapa gadis yang menangis sendirian di dekat pohon, "Lo kan yang kemaren di Mall?"
Disha menghentikan tangisannya lalu menatap siapa pria yang mengusiknya, "Ngapain Lo disini! Pergi deh gue lagi nangis ini!"
Lucu banget ni cewek batin pria itu sembari menahan tawa dihatinya. Masih dengan air mata yang ada di pelupuk matanya, Disha menengadahkan tangan lalu menatap pria itu galak,"Bawa tisu gak Lo? Minta sini!"
Pria itu mengangguk lalu memberikan tisu kepada Disha, tanpa merasa marah karena Disha memintanya dengan galak. Setelah sekian tahun berkuliah disini, dia baru tahu ada gadis semenarik Disha.
"Lo nangis kenapa? Putus?"
"Kepo banget! Kalau mau ngehujat bilang aja deh!"
Pria itu menggeleng lalu tersenyum, "Terlalu Negatif Thinking itu gak baik"
Disha menggeleng lalu menunduk, "kadang negatif thinking perlu, biar pas jatuh nanti ga terlalu sakit karna udah tau dari awal rasa sakitnya bakal separah apa"
Dahinya mengernyit saat mendengar ucapan itu keluar dari mulut Disha, sepertinya gadis ini sedang galau berat. "Lo beda, Aneh tapi unik"
"Lo beda, berisik tapi baik"Balas Disha jujur,
Tanpa keduanya sadari, sejak tadi ada yang melihat interaksi mereka. Tangannya mengepal kuat, ada rasa tidak terima di hatinya ketika melihat gadis itu akrab dengan pria lain. Bahkan pria itu adalah pria yang sama yang menjadi alasan mengapa belakangan ini dia menjauhi gadis itu, ya dia cemburu! Tapi tak tahu bagaimana mengungkapkannya!
Hayo loh siapa itu?? Ada yang tahu? Coba tebak coba tebak siapa tuch yang diam-diam cemburu!!
Capa sudah liburan? Sudah healing? Aku belum ಥ‿ಥ
Weh pas kecil kalo pada di ajak gtu aku gak sendiri pasti mikirnya ih mau ikut, mereka kok gitu ya.Tapi makin gede, alhamdulillaah duitku amanʘ‿ʘ
Haha jangan lupa Vote+ Komen makasih smuanya dadah....
KAMU SEDANG MEMBACA
Move On (End)
HumorCinta yang bertepuk sebelah tangan, itulah yang di alami Disha saat mencintai sosok sempurna seperti Gevan. Restu orang tua sudah dia dapat, umur juga sudah cukup matang, namun sayang hati doi tak berhasil dia genggam. Baiklah sekarang, disha harus...