Part 13

50.5K 2.5K 42
                                    

Thanks for 12K Readers!!
Btw next berapa? Aku naikin ya jadi 14K
Makasih sama-sama haha

Maaf aku sekarang jarang bales komentar atau updatenya telatt

Soalnya cibukk kalo aku updatenya tepat waktu tandanya ga cibukk bangett

SELAMAT MEMBACA..


***

Bugh

Tiba-tiba pria tersebut tersungkur ketanah karna pukulan seseorang, Disha menatap pelakunya kemudian mengernyitkan dahinya bingung Loh? Dia ngapain disini?

"Bangun! Mau beli dia? Hadapi saya dulu."Ucap Gevan, ya benar Gevan.

Pria itu sedang bertemu dengan salah satu penulis novel yang ceritanya akan di film kan, lalu matanya tanpa sengaja menatap Disha yang sedang berduaan dengan pria lain.

Gevan berusaha untuk tidak gegabah  tapi ketika pria itu mengatakan sesuatu yang merendahkan Disha, Dia tidak bisa tinggal diam akhirnya tanpa aba-aba Gevan pun menghadiahi pria itu pukulan manis atas tindakannya.

Violet pun menyenggol pelan lengan Disha guna menyadarkan gadis itu, "Dis tolong tenangin Gevan. Cuma Lo yang bisa!"

Lah gila kali ya nih cewek?  Sungguh bukannya calon istrinya itu Violet, lantas mengapa dia yang harus meredakan emosi Gevan?Disha menggelengkan kepalanya, "Kok gue? Ya lo lah, kan elo-"

Dengan geram, Violet menginjak kaki gadis keras kepala disampingnya ini, "Buruan gue bilang!"

Disha pun mengangguk patuh lalu berjalan dan  menepuk pelan bahu Gevan, "Tenang okay"

Entah keajaiban dari mana Gevan pun mulai tenang dan memeluk Disha? Sebentar dia tidak salah lihat kan? Gevan memeluknya didepan calon istrinya sendiri? Violet yang sedang berdiri tersenyum ke arahnya,

Violet memberikan senyum penuh kekecewaan ya kepadanya? Astaga pasti iya! Tidak mungkin itu senyum kebahagiaan, siapa yang bahagia saat kekasihnya memeluk orang lain?

Dengan cepat Disha mendorong Gevan dan berjalan ke arah Violet, "Maafin gue Vi"

Jika Violet adalah gadis antagonis yang suka menindas pasti Disha akan tertawa diatas penderitaan Violet. Tpi gadis itu adalah gadis manis tegas dan baik hati, walaupun ada tokoh antagonis maka Dirinya lah antagonisnya disini. Padahal Gevan sudah jelas akan menikahi Violet, tapi dirinya masih saja berdekatan dengan pria yang sebentar lagi berstatus suami orang.

Disha pergi dari sana dan berlari menuju toilet. Air matanya jatuh, gadis itu menyalahkan dirinya sendiri yang tidak bisa menjaga jarak dengan seseorang yang bukan miliknya, dengan seseorang yang tidak akan pernah ada dalam masa depannya.

"Pokoknya, gue harus serahin pekerjaan ini ke Nina. "Lirihnya pelan, dia secepatnya akan meninggalkan Jakarta lagi.

Terserah Gevan akan setuju atau tidak ketika mengetahui jika yang mengurus pernikahannya bukan lagi Disha melainkan Nina. Karna, sekali lagi gadis itu ingin menyelamatkan hatinya dari sebuah harapan yang tidak akan pernah menjadi nyata.

Setelah tenang, Disha pun keluar dari Toilet namun dirinya terkejut kala mendapati Gevan menatapnya dengan raut penuh kekecewaan?

Gevan memeluknya lagi, "Jangan pergi, aku mohon."Ucap pria itu lirih.

Disha mematung, tidak ini salah! Seharusnya dia mendorong Gevan bukannya berdiam diri seperti ini.

Gevan mengecup pelan kening gadis yang menjadi prioritasnya sejak lama, "Jangan pergi kemana pun, karna sejak dulu dimana ada kamu disitu juga ada aku"

Move On (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang