Part 27

39.3K 1.8K 77
                                    

Thank u for 185K Readers, Next? 190K Readers ya!

Syarat Next= Komen 50, Vote 300 Readers di bab ini 1,5K

Jadi jangan lupa share cerita ini ke temen kalian yah!!





          Gevan memijat keningnya yang berdenyut tak karuan, Papanya kembali menanyakan kapan dirinya mengambil alih perusahaan tersebut.

"Nanti Pa, lagian Ada Ghea disana."Elak Gevan saat Papanya mencoba membujuknya lagi,

Sang Papa pun bersidekap dada, "Mau sampe kapan nantinya? Ghea itu gak mau jadi penerus perusahaan Papa, lagi pula dia wanita."

Gevan pun berusaha mengendalikan emosinya, "Nanti, saat Disha udah balik. Kalo Papa masih maksa Aku buat nerusin perusahaan itu, Bilang aja sama Ghea buat balikin Disha ke aku. Aku pulang,"

Setelah kepergian Gevan, Mamanya pun datang dan membawakan secangkir teh sembari menenangkan suaminya.

"Kenapa anak-anak kita jadi terpecah belah kayak gini ya? Mama bingung harus bela siapa Pa."Ucap Gabby kepada suaminya, yang dibalas gelengan oleh Aksa.

"Sebenarnya semuanya benar menurut pandangannya sendiri. Manusia cenderung bersikap egois, Apalagi menyangkut seseorang yang sangat berarti di hidupnya Ma,"Jelas sang suami,

Gabby pun menganggukkan kepalanya, "Semoga aja semuanya gak berlangsung lama, Kamu bisa kesini sekarang sayang!"

Sesaat setelah Gabby menyampaikan hal itu, Ghea muncul dari tempat persembunyiannya. "Aku rasa udah cukup. Mungkin Minggu depan, Disha aku kembaliin lagi ke Abang. Aku udah puas kok Ma."

Sedangkan dikantornya, Gevan berusaha bekerja dengan tenang namun kepalanya berdenyut sakit. Tania yang kebetulan memasuki ruangan untuk mengantarkan berkas pun berusaha untuk mengobati Gevan.

"Biar saya pijetin aja ya pak?",Tangan gadis itu berusaha meraih kepala Gevan namun ditepisnya.

"Jangan bersikap kurang ajar Tania! Awshh", kembali pria itu merasakan kepalanya berdenyut.

Saat Tania berhasil menyentuh keningnya, Pintu ruangan terbuka menampilkan Adik kembarnya. Apa yang Ghea lakukan disini?

Tepukan tangan menggema di ruangan tersebut, "Awalnya gue mau baikan sama lo, termasuk balikin Disha. Tapi setelah liat lo kayak gini, Mendingan gausah gue balikin sekalian! Dan Lo sekretaris baru, bujang diluar sana habis ya? Sampe suami orang Lo embat?"

Tania menggelengkan kepalanya bukan itu tujuannya dia hanya ingin membantu, "Enggak Bu. Maafin saya, saya cuma-"

"Basi. Gue pergi bang, lanjutin aja selingkuhnya gak papa. Anggep aja lo udah jadi duda!"Sinis Ghea sebelum akhirnya benar-benar pergi dari sana.

"GHEA!"Teriakan yang diserukan Gevan nyatanya tidak mampu menghentikan langkah Ghea. Adiknya sudah terlanjur salah faham.

Mata pria itu menggelap, "Tania saya tahu jika kamu menyukai saya. Saya pikir kamu bisa bersikap profesional, tapi sepertinya pemikiran saya salah kali ini."

Tania merasakan sesuatu yang aneh, "Pak, saya mohon maafkan saya. Saya memang menyukai Bapak tapi saya berusaha untuk menghilangkan perasaan saya Pak."

Gevan menggelengkan kepalanya, "Hilang atau tidak itu bukan urusan saya. Yang jadi masalah sekarang adalah adik saya salah faham, dan saya tidak mau di masa depan nanti istri saya yang salah faham"

Gadis itu mengepalkan tangannya, "Sadar Gev! Disha udah pergi, dia ninggalin kamu! Itu tandanya dia gak cinta lagi sama kamu!"

Brak

Move On (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang