Haha makasih makasih sayangkuu Buat 227K Readersnya
Kalian baik bangett For Next? 250K readers yah!! Ayo ramaikan dengan 60 Komen!
Di Mansion Baskara, seluruh keluarga merasa bersalah kala Gevan menatap nyalang mereka semua."Kenapa bisa?"Ucap Gevan datar, namun siapapun tahu jika pria itu sedang menahan emosinya.
"Kenapa bisa Disha hilang!"Lanjut Gevan sembari menatap Ghea penuh emosi.
Ghea menundukkan kepalanya, "Apartemennya baik-baik aja bang."
"Apartemen itu roboh sekalipun, ga ada yang perduli Ghea!"
"Maksudnya ga ada tanda-tanda terjadi kekerasan disana, Semuanya normal kok." Elak Ghea, tahukah Gevan bahwa Ghea juga terkejut saat mengetahui Disha tidak ada di Apartemennya. Gadis itu diculik siapa?
Faris, masih ingat dengan pria itu? Pria yang dulu begitu mencintai Disha? Yups, pria itu memasuki Mansion Baskara.
"Gue tahu siapa pelakunya!"Teriak Faris begitu dirinya berada ditengah-tengah keluarga Baskara,
Gevan pun menoleh kearahnya, "Siapa? SIAPA PELAKUNYA!"
"Alfikar Dikara Hermawan, Lo kenal? Atau disini ada yang kenal sama orang itu?" Tanya Faris sembari menatap kearah orang tua Gevan.
Auristella, Mama Devan seperti mengingat sesuatu,"Hermawan?"
"Iya tante, Alfikar Dikara Hermawan. Satu-satunya pewaris keluarga Hermawan." Jawab Faris sembari menyerahkan sebuah berkas kepadanya.
Auris menerima berkas tersebut dan menatap suaminya, "Mas? Kamu inget Almarhum Sonya? Sonya Soraya Hermawan, Yang dulu pernah culik Aku sama Gabby."
"Ingat, Tapi siapa Alfikar? Bukannya Sonya anak tunggal?" Tanya Gerald, Papa Devan kepada Faris.
Auris membukanya, "Alfikar ternyata anak dari hubungan gelap Sonya dan Rekan Bisnisnya. Disini ada tanggal lahirnya, sebentar"
Auris membaca dengan lamat apa yang tertulis diberkas tersebut, "Artinya, dia berumur 5 tahun saat Sonya Meninggal dunia?"
"Balas dendam"Rangga, Papa Disha mengepalkan tangannya.
Devan menatap sekitarnya, siapa itu Sonya? Alfikar? Dia tidak mengenal mereka.
"Sonya siapa Ma?""Masa lalu papa kamu!" Balas Auristella sembari menatap suaminya sinis.
Gerald pun hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "Maaf Ma.",Ucap Gerald kemudian pria itu menatap kearah sahabat-sahabatnya, "Rangga, Aksa, Ikuti Saya."
Saat ketiga pria paruh baya itu hendak meninggalkan Mansion, beberapa langkah kaki menyusul dari arah belakang.
"Tunggu! Izinin kita buat ikut om!"Teriak Aksa kemudian dia berjalan kearah Gerald disusul oleh Devan dan juga Faris.
Gerald,Rangga, dan Aksa saling menatap satu sama lain, lalu ketiganya menganggukkan kepala mereka pertanda setuju. Sebelum pergi menyelamatkan Disha tentu mereka butuh rencana kan? Rencana itu akan mereka bahas ditempat rahasia milik Gerald.
Sementara itu disisi lain, Alfikar sedang tersenyum menatap Disha yang lemah tak berdaya. Dan tak jauh dari sana ada sosok Tania yang berdiam diri, Gadis itu menatap Disha penuh kebencian.
"Kenapa Lo serakah banget si jadi orang! Lo punya semuanya, bahkan lo dapet cinta dari Gevan!"Bentak gadis itu tepat diwajah Disha,
Sementara gadis yang menjadi alasan kemarahannya justru terkekeh pelan, "Itu yang Lo liat kan? Hanya karna gue gak berkoar-koar ke dunia tentang seberapa beratnya hidup yang gue jalani, bukan berarti gue gapunya masalah Tania!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Move On (End)
HumorCinta yang bertepuk sebelah tangan, itulah yang di alami Disha saat mencintai sosok sempurna seperti Gevan. Restu orang tua sudah dia dapat, umur juga sudah cukup matang, namun sayang hati doi tak berhasil dia genggam. Baiklah sekarang, disha harus...