PART 14

50.4K 2.5K 38
                                    

THANKS FOR 14K Readers!!
Ayo promoin cerita ini, rekomendasiin ke temen kalian ayoo!!!

Kabar baik aku gak kasih next hrs brp Readers buat update, tapi tetep aku pengen kalian rekomendasiin cerita ini ke temen kalian.

Sayang banget cerita ini sama aja Sequel, ya walau ini pure tentang kisah Disha dan Gevan walaupun ada adegan absurd orang tuanya itu cuma sepintas alias ga difokusin bgt kesitu.

Buat kamu yang baca ceritaku karna udah aku buatin sampul wp atau aku bantuin bikin sinopsis, heii aku ga butuh itu please. Bukan maksud sombong yea!

Tapi aku pengen mereka yang baca cerita ini, Vote cerita ini itu karna suka sama cerita ini.

Bukan karna akuu😔

Selamat membaca para manusia manusia kesayangan akoh mwahh


***

Nina datang tergopoh-gopoh kerumah Disha, hal itu karna Bossnya satu itu menghubunginya untuk menghandle job yang tadinya dipegang oleh Bossnya.

Nina sudah mengenal Disha kurang lebih 3 tahun, baginya gadis itu adalah sosok gadis yang baik hati walau terkadang otaknya sering kali bergeser sih. Saat itu Nina baru saja lulus kuliah, dia mengambil jurusan yang tidak sesuai dengan keahliannya kenapa bisa begitu? Tentu saja jawabannya adalah karna orang tua.

Saat itu Disha melihat Nina yang sedang dimarahi seorang HRD karna melamar pekerjaan yang sesuai dengan jurusannya, tapi tentu tak sesuai dengan keahlian dan juga hobinya akhirnya Nina dimarahi habis-habisan.

Niat awal hanya menolong, tapi Disha mengobrol banyak dengan Nina dan mengetahui jika gadis itu mempunyai suatu keahlian yang dibutuhkan olehnya. Disha akhirnya meminta Nina untuk membantunya mendirikan sebuah usaha WO kecil-kecilan, sampai akhirnya berkembang pesat seperti sekarang.

"Waduh mbak, emang gak papa ini aku yang handle?"Tanya Nina sembari menatap Disha terlihat kesal,

Disha menggelengkan kepalanya, "Enggak Nin. Kalau dia nolak, lempar aja mukanya pake tai sapi! Kebetulan Tetangga gue baru beli sapi buat arisan, tainya masih ada. Lumayan kan kalo kita ambil!"

Nina menatap Disha sembari berkedip berulang kali, Bukannya tai sapi itu mendingan diambil terus dibikin pupuk ya? Bukannya dilemparin ke muka Client? Mau heran tapi ini mbak Disha!

"Lagian siapa yang nyuruh gue turun langsung nanganin pernikahan tuh orang! Mana di baperin terus padahal si doi udah mau kawin sama orang lain!"Ucap Disha dengan emosi

"Nikah mbak bukan kawin!"Koreksi Nina

Disha menggelengkan kepalanya lalu membuka dompet dan menunjukkan KTP-nya kepada Nina, "Noh lihat baik-baik, belum kawin kan? Bukannya belum menikah? Kenapa gak ditulis jomblo aja sih! Siapa yang bikin KTP?"

Nina hanya bisa menghela nafas pasrah, dia tak tahu jelas apa yang membuat atasannya jadi begini tapi sepertinya sekarang Disha memang tidak bisa mengatasi ini sendiri.

Seseorang datang, dan orang itu adalah Ghea. Gadis itu memeluk sahabatnya, Nina yang bingung pun memberanikan diri untuk bertanya.

"Kenapa sih mbak?"Pertanyaan Nina tak dibalas oleh Disha.

Ghea tersenyum, "Gue tau lo kuat Dis, tapi jalanin semuanya bareng gue ya? Berbagi sama gue ya? Pasti bakal lebih ringan kok bebannya."

Disha menangis sesenggukan seolah semua emosi yang ia tanggung selama beberapa hari ini tumpah saat itu juga.

Move On (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang